Télécharger l’application
16.48% Dibatas Senja / Chapter 15: Bab 15

Chapitre 15: Bab 15

Laki laki muda itu begitu gelisah, terlihat mondar mandir di depan kamar orang tuanya, " ngomong dak ya ke ibu, kalo aku dah punya temen dekat, gimana nanti kalo ibu marah marah dan sakit gara gara Janggan, terus bagaimana dengan lusi, kenapa aku mesti ngadepin masalah yang rumit kayak gini, ibu selalu saja maksain kehendaknya, setelah mbak Yuni, kini giliranku, apa aku mesti mengalah, tapi aku dak tega kecewain lusi," perang batin Janggan, akhirnya dia dak sanggup ngecewakan bu Nimas, " aku harus ketemu sama Jihan dulu, bagaiman sebenarnya apa dia juga nerima perjodohan orang tua kami, masa dia dak punya cowok, kalo gitu aku telpon dia dulu, dasar mana gak punya no contact nya,' Janggan akhirnya memutuskan masuk ke kamar sendiri setelah tadi mondar mandir depan kamar utama.

Mbak Yuni kan semalem minta nomor handpone sama Jihan, aku telpon mbak dulu deh, " assalamualaikum, mbak lagi di rumah atau dines," terdengar samar sautan dari penerima telpon," baiklah, terima kasih mbak, kirim nomor jihan," mbak Yuni memberikan pesan agar menjaga perasaan ibu, tapi tentu semua keputusan tetep terserah Janggan.

"assalamualikum, bener nomor Jihan," setelah terjawab salamnya Janggan memastikan siempunya nomor yang dihubungi, "waalaikum salam, iya bener, mas Janggan ? aku dah dapat nomor handpone mas dari mbak Yuni," dasar mbak pengkianat, tahu gitu aku dak usah basa basi. " Ada yang mau diomongin mas, aku tahu dari semalem mas diam dak mengiyakan dan gak nolak ditanya tentang rencana perjodohan kita pada pertemuan keluarga, " wah berani juga nih anak mengambil inisiatif bertanya duluan," kamu dah bisa nebak kan gimana sikapku, ada waktu dak kalo ketemu di luar," kata Janggan lega ternyata Jihan anaknya enak diajak ngobrol.

"Baiklah, mas gimana kalo di McD yang di Mall Malioboro Yogja sekalian bisa sambil jalan," Jihan coba memberi tawaran tempat pertemuan Janggan, "Ok setuju, Sore ini jam 3, aku tunggu di sana langsung," kata Janggan atas tawaran Jihan, akhirnya terjadi kesepakatan berdua, untuk bertemu di luar rumah.

Masih ada waktu lebih untuk bersiap menuju Mall Malioboro Yogja. Janggan masuk kamar mandi dan membasuh tubuhnya dengan shower, air mengalir membasahi seluruh tubuh Janggan untuk menghilangkan kegalauan hatinya, wajah lusi melintas, kangen dik sama kamu, aku jadii gemes sendiri.

Setelah aku ketemu Jihan, aku akan menemuimu, kenapa sesek banget disini, Janggan menunjuk sambil memukul mukul dada sebelah kanan.

Janggan ke luar dari kamar, setelah pamit sama kedua orang tua yang kebetulan , dia menuju garasi mobil yang disana terparkir, mobil bapak Toyota Camry warna grey, disampingnya mobil Janggan Pajero Spot warna putih.

Janggan melajukan mobil spot nya menuju Yogja untuk ketemu Jihan.

Setelah menempuh jarak 30 km dengan waktu tempuh 50 mnt hingga 1 jam sampailah Janggan di Mall Malioboro tepat waktu jam 14.55 WIB, Janggan paling kesal kalo temannya molor dari waktu janjian.

Setelah memarkir mobil, jangan masuk McD, mencari seseorang, paling dia belum datang, batinnya. Tanpa diduga ada yang memanggil namanya, "Gan, hoi" suara bariton laki laki yang amat dia kenal, akhirnya Janggan menoleh ke sisi kanan ke arah suara," ngapain disini, Yok, sama siapa" kenapa mesti ketemu di kutu kupret disini bisa merusak acaraku nanti dia, Tapi janggan menghampiri juga teman seperjuangan sejak dia ingusan sampai jadi orang yang super nyebelin.

Ditariknya kursi di depan Yoyok yang sedang menikmati kentang goreng dan king burger, disebelahnya ada gadis manis yang juga dia kenal," apa kabar nana, kok bisa jalan bareng kutu kupret satu ini, ketemu dimana kalian," Janggan memberondong pertanyaan pada Nana Susiati, teman sma mereka, nana kuliah di FEB ( Fakultas Ekonomi dan Bisnis ) UGM, jurusan Akuntansi.

"kami ketemuan disini, janjian Gan, kau pikir aku nyulik dia di jalan apa, izin ortu gaes," kali ini Yoyok yang jawab tanpa diminta, "awas lo na, hati hati sama yoyok, playboy kelas kampung, nyari gratisan doang," kata Janggan, Yoyok melotot ke arah Janggan" enak aja, la kamu ke sini mau janjian sama sapa coba, cewekmu di east java, mau ngembat yang lain juga," Adu mulut yang biasa dilakukan dua shahabat yang tetep jalan bareng, sampai kuliah bareng, sekostan lagi, kurang apa coba.

Janggan berdiri dari kursinya menuju pintu keluar, karena sekilas dia lihatJihan yang turun dari mobil honda civic hitamnya. "Aku ada perlu, bye nana hati hati, telpon aku kalo nanti kamu ditinggal di jalan sama cowok sebelahmu," tanpa mendengar jawaban teman yang digodanya, Janggan keluar arah pintu masuk McD mencari sosok Jihan.

"Hai, ke sana yok, dak banyak pengunjung duduk disitu," setelah memastikan kalo bener Jihan, Janggan mengajak duduk agak jauh dari pengunjung lain di luar sebelum pintu masuk sebelah kanan deket patung badut McDonals, " aku pesen dulu ya mas, mau dipesenin apa nih" Jihan seperti biasa dengan stylishnya memakai dress warna ungu selutut dengan sepatu sneakers putih, tas slempang dengan rambut ikalnya yang tergerai tak ketinggalan kacamata hitam yang menempel diatas kepalanya.

"ngikut kamu aja deh," jawab Janggan pada dasar nya dak seberapa suka dengan makanan fastfood atau junkfood, yang digilai anak anak muda sekarang, karena menurutnya kurang sehat.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C15
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous