Télécharger l’application
37.5% Love bad boy / Chapter 9: part 9

Chapitre 9: part 9

𝙒𝙖𝙧𝙣𝙞𝙣𝙜!!🔞

.

.

.

Kyuhyun terlihat menunggu jimin didepan gerbang kampusnya.

"Kemana bocah itu? Seharusnya kan sudah berada disini menungguku. Aish.." Ucap kyuhyun dengan menarik rambutnya frustasi.

Sudah beberapa kali menghubungi ke ponsel adiknya tapi ponsel adiknya tidak aktiv. Dan sudah menanyakan pada teman-teman jimin dia juga tak ada yang tahu.

"Ah ya.. Aku akan mencoba menghubungi wonho pasti jimin bersamanya."

Kyuhyun pun membuka ponselnya dan mencari kontak wonho. Setelahnya kyuhyun mencoba menghubunginya.

𝙏𝙪𝙪𝙪𝙩.. 𝙏𝙪𝙪𝙪𝙩.. 𝙏𝙪𝙪𝙪𝙩

Nomor wonho masih bisa dihubungi namun tak ada jawaban sama sekali. Kyuhyun berulang kali mencoba menghubungi namun hasilnya tetap sama.

Bagaimana ini..? Kyuhyun bingung. Jimin, adik manisnya menghilang.

Dengan terpaksa dan harus dia pun menghubungi ayahnya.

"Hallo appa..!"

"Ne kyuhyun-ah ada apa? Appa sedang  diruangan rapat."

"Appa ini darurat.!"

"Apa maksudmu kyuhyun-ah? Cepat katakan."

Jaehyun yang melihat raut wajah appanya yang terlihat khawatir mulai berdiri dan berjalan mendekati tuan park.

"Appa, jimin menghilang! dari tadi aku sudah mmencarinya kemana-mana tapi aku tidak bisa menemukannya."

"A-apa yang k-kau katakan kyuhyun-ah?"

"Benar appa, aku tak bisa menemukannya." Air mata kyuhyun pun jatuh tak dapat ia bendung lagi.

Ia bingung, saat akan melaporkan ke polisi tapi mereka belum bisa mencarinya butuh waktu 2x24 jam.

"Argggh... sial dimana kau jimin-ah?"

"Appa ada apa?"

"J-jimin jaehyun-ah.."

"Jimin menghilang, tadi kyuhyun mengatakan sudah berusaha mencari dan menghubunginya. Tapi tidak ada hasilnya sama sekali."

"Tenanglah appa kita akan segera mecarinya." Jaehyun kalut bagaimana ini bisa terjadi pada jimin. Dan tak mungkin adiknya mempunyai musuh. Dia sangat mengenal jiminnya.

'Semoga kau baik-baik saja jim dimanapun kau berada saat ini' ucap jaehyun dengan air mata yang telah menetes karena memikirkan hilangnya adik manisnya.

.

"Mmmmmh.. Mhmmh.." Saat ini jimin ketakutan dengan apa yang dilihatnya  saat ini.

Jungkook memegang sebuah gunting dan mengarahkan pada kaos merah bergaris-garis hitam milik jimin Jungkook mulai mengguntingnya dari bawah ke atas dan juga pada lengannya. setelah selesai melemparkan kaos jimin yang sudah tak berbentuk itu kelantai.

Jungkook pun beralih pada celana jimin melakukan hal yang sama pada celana jeans hitam milik jimin hingga boxer jimin bertuliskan calvin klein berwarna hitam pun tak lupa untuk menanggalkannya juga.

Kini jimin benar-benar sudah telajang tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya. Jungkook tersenyum puas dengan apa yang telah dia lakukan

"Emmmmhn.. Mmmh hiks.."

"Lihatlah pemandangan ini tubuhmu benar-benar sangat indah sayang." Ucap jungkook yang mulai menaiki tubuh jimin dan mengukungnya.

Jungkook mengarahkan bibirnya pada telinga jimin.dan kembali berucap dengan berbisik.

"Nikmatilah yang akan aku lakukan padamu. aku akan membuatmu memohon dan mendesahkan namaku." Jungkook mulai menjilat telinga jimin dan turun kelehernya.

Mencium dan menjilat sesekali memggigit setiap inci kulit leher jimin dan meninggalkan bekas merah keunguan disana tangan jungkook tak tinggal diam jungkook mulai mengusap dari tangan jimin yang diborgol terus turun kebawah dan sampai pada tonjolan yang sudah mengeras didada jimin.

Bibir jungkook juga mulai turun pada tulang selangka jimin. Menjilat dan menggigitnya memberikan karyanya lagi disana. Dan jungkook pun beralih kedada berisi jimin mengecupinya dan tangannya yang masih memainkan niple berwana merah kecokelatan itu.

Kemudian jungkook mulai meraup nipple keras itu menjilatnya dan kadang menggigitnya pelan. jimin akhirnya mulai terbuai akan sentuhan jungkook dia mulai menggerakkan tubuhnya gelisah. Keningnya mengkerut matanya terpejam dan lenguhan tertahan dari mulutnya yang tertutup lakban itu mulai terdengar.

"Emmmmmh.. Mmmh.."

Jungkook menyadari jimin yang mulai terbuai dengan sentuhannya menarik perlahan lakban yang masih berada di bibir jimin agar terlepas.

"Bagaimana hum.. kau mulai menikmatinya bukan?!"

"Mmmhm.. K-kumohonhh l-lepashh ahh kan a-akuhh.."

"Tidak sayang kau milikku, tak akan pernah aku melepaskanmu.."

"Akhhhhh..mmmh.."

Jungkook memulai kembali memainkan niple jimin yang menjadi titik sensitifnya.

Jungkook mengangkat tubuhnya dan meraih botol cairan perangsang menuangkan sedikit diatas dada jimin dan mulai membalurkan pada dada dan perut jimin dengan usapan perlahan..

"Ahhhh.. D-dinginhhh..ahh.."

"Sebentar lagi akan terasa nikmat."

Jungkook beralih merangkak turun kebawah pada selangkangan jimin. Menampilkan penis mungil jimin yang mulai tegang.

"Wah.. Lihatlah betapa Imut sekali seperti dirimu.." Jungkook mulai mengelus paha dalam jimin semakin naik pada buah zakarnya. Mulai memainkannya dan meremas pelan jimin pun kembali mendesah akibat rangsangan dari sentuhan jungkook.

Cairan perangsang pun mulai bereaksi tubuhnya terasa panas dan gatal pada niplenya yang ingin sentuhan.

"Akhh.. T-tubuhkuhh P-panasshhh.. Ahhh.. Hmmmhh.." Jimin merasa tak nyaman pada tubuh bagian atasnya. Keringat keluar dari dahinya air matanya terus mengalir pada sudut kedua matanya.

"Sudah bereaksi eoh..? Kita lanjutkan sayang.."

Jungkook kembali menuang cairan itu mulai dari penis jimin yang semakin berdiri tegak sampai meleleh turun pada pintu masuk lubangnya. Jungkook pun mulai mengusapnya pada seluruh bagian tubuh jimin hingga terlihat mengkilat licin sangat sexy.

Jungkook sudah merasakan miliknya mulai tegang. Namun pemainan yang dilakukan pada jimin belum lah selesai.

Jungkook turun dari ranjang dan mulai melepas ikatan kaki kanan jimin yang berada pada kaki ranjang kemudian menekuk kaki itu dan mengikatnya pada paha jimin dan jungkook melakukan hal sama pada kaki kiri jimin.

Kini kaki jimin telah terbuka lebar memperlihatkan lubang pinknya.

Jungkook yang melihatnya terkagum-kagum atas pemandangan indah didepan.

Jungkook pun mendekat dan berjongkook di depan lubang sempit itu. Jungkook mulai mengelusnya membuat jimin melengkungkan tubuhnya dan mendesah keras merasakan rangsangan yang bertubi-tubi.

"Akhhhh... H-hentikanhh.. k-kumohonhhh.."

"Tidak sayang, ini masih belum berakhir." Jungkook mulai memasukkan satu jarinya pada hole jimin. Jimin tersentak karena merasakam sesuatu masuk pada lubanya.

"AKHHH..hhhh.. Sshh.. Mmmhh.."

Merasa Jimin yang mulai merasakan nikmat pada lubangnya, jungkook masukkan satu jari lainnya meng in out kan jarinya dengan lebih cepat dan memberi gerakan menggunting agar lubang sempit itu lebih terbuka.

Dan kesekian kalinya jimin meraskan lubangnya terasa sakit dan seperti bagian bawahnya terbelah dua.

"AAKHHHH! S-sakithh.. Hiks.. Hen-hentikanhh k-kumohonhh ..

Aahhh.. Sshh.. S-sakithh..hiks.."

Jungkook menulikan telinganya diterus memaju mundurkan jarinya..

"Jungkook, desahkan namaku jimin. Panggil namaku disaat kau mendesah."

"Ahhh.. Hahh.. Junghh.. Shh.. J-jungkookhh." Jungkook pun tersenyum mendengarnya. kini jari jungkook sudah dikeluarkan dan jimin masih terus terangsang atas cairan yang jungkook berikan.

"A-akuhh.. inginhh.. k-keluarhh.. Ahh... Shh.."

"Tunggu sayang, kita masih belum sampai keintinya. Ah aku ada ide agar kau bisa menunggu lebih lama."

Jungkook turun dari ranjang kembali berjalan ke arah nakas itu dan membuka lacinya. Jungkook menemukan sesuatu yang mungkin bagi jimin akan sangat menyiksanya.

Jungkook kembali keatas ranjang dan kini meraih penis jimin yang mulai berkedut menginginkan pelepasan.

Dan tidak untuk sekarang jungkook memasangkan cockring pada jimin.

Dan jimin pun memekik kesakitan karena sperma yang akan keluar tertahan karena benda itu.

"Akhh.. J-jungkookhh ini.. S-sakithh.. Hiks.."

"Benarkah?? Owh.. Tapi aku suka melihatmu kesakitan sayang. Lebih sakit mana huh dengan hatiku yang melihatmu bercumbu dengan adikku. Kau tahu.. HATIKU LEBIH SAKIT DARI INI..!"

"T-tidakhh.. AKHHHH.."  Dengan kasar jungkook menarik penis jimin dan vibrator berbentuk penis yang menyala pada level tinggi itu masuk pada lubang jimin secara bersamaan.

Dengan kasar jungkook memaju mundurkan vibrator sampai mengenai prostat jimin dan mengocoknya dengan kasar. Benar-benar sakit dan perih yang dirasakan pada lubangnya. Dan darah segar mengalir dari lubang jimin.

"Akhh.. Hahhh..ahhh..j-junghh..hahh.. S-sakit.. Hahh.. Akhh.. K-keluarkanhh it-itu.. Ahh.. Hahhh..sshhh..hiks.."

Dengan kasar jungkook mencabut vibrator itu melemparnya kelantai  dan tanpa aba-aba memasukkan penisnya yang besar berurat tanpa pelumas dengan sekalo hentakan keras.

"AKHHHHH... J-jung.. Hiks.. hen-hentikan.. Ini s-sangat.. S-sakit.. Hiks.. K-kumohonhhh.."

Air matanya mengalir deras dan keringat telah bercucuran pada tubuh jimin. Jimin sudah sangat lelah merasakan orgasme keringnya berkali-kali tanpa pelepasan. Lubangnya sudah sangat sakit dan perih Kepalanya mulai pening matanya perlahan menggelap desahan dari bibirnya telah berhenti. Jimin tak sadarkan diri.

Tapi jungkook tak perduli, dia masih mengejar kenikmatanya sendiri.

Terus menumbuk lubang jimin menhentaknya kasar dan tubuh jimin masih mengikuti ritme hentakan dari jungkook.

Sunyi tanpa suara desahan hanya terdengar suara kulit yang saling bertemu..

𝙋𝙡𝙤𝙠

𝙋𝙡𝙤𝙠

𝙋𝙡𝙤𝙠

Jungkook pun merasa dirinya akan sampai, dengan gerakan lebih cepat menumbuk lubang jimin lebih dalam dan tiga tusukan terakhir jungkook pun keluar menyemburkan spermanya yang sangat banyak didalam lubang jimin.

Dirasa sudah mengeluarkan semua spermanya didalam lubang jimin, jungkook mencabut penisnya dan juga cock ring yang berada pada penis jimin. Seketika sperma keluar menyembur dengan banyaknya dari penis mungil jimin yang sempat tertahan. Setelahnya jungkook segera menyelimuti jimin tanpa membersihkan tubuh jimin dulu kemudian dia kekamar mandi dan membersihkan dirinya.

Kemudian ia pun segera pergi dari kamar itu menuju ruang tengah meninggalkan jimin yang masih dengan tangan dan kakinya terikat.

𝙏𝙗𝙘.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C9
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous