Suara pintu besi menyadarkan Emma dari meditasinya. Kelopak matanya yang terbuka menampakkan iris coklat terang yang langsung menembak pintu besi di sebrangnya.
Seorang pria datang dengan nampan makanan di tangannya. Emma menatap pria itu dengan penuh kebencian, namun saat pria itu meletakkan nampan tersebut di atas ranjang Emma, ia melirik ke arah pintu pada pria lainnya yang sedang berdiri di sana.
"Di mana bos sialanmu?" Tanya Emma pada pria yang baru saja meletakkan nampan berisi sup jagung instan –lagi- dan dua buah roti manis utuh.
"Kau tidak perlu mengetahuinya." Jawab pria itu dingin. Kemudian ia pergi meninggalkannya.
"Kita tidak diijinkan berbicara dengannya." Ucap Luke kepada rekan kerjanya.
"Aku hanya menjawabnya sedikit. Ia bertanya tentang boss." Jawab pria itu.
Luke mendecak lidah. "Sebaiknya kita tidak perlu menggubrisnya lagi. Ia juga sempat mengajakku bicara kemarin, dan aku berusaha mengabaikannya."