Télécharger l’application
40.14% Penjaga hati Zara / Chapter 57: siapa dia?

Chapitre 57: siapa dia?

Oma Diana dan Zara memang terlihat seperti pasangan cucu dan nenek. Bagi Oma Diana ia punya chemistry dengan Zara sejak pertama kali mereka bertemu,, sebenarnya Oma Diana ingin lebih mengenal lagi sosok gadis periang yang berhasil membuat cucunya kini tersenyum.

Ah.. tapi nenek yang kini berusia genap 65 tahun itu belum berani mengutarakan niatnya ingin menyatukan gadis manis dihadapannya dengan cucu lelaki yang ia sayangi.

Senyum Oma Diana tak henti mengembang melihat kedekatan cucunya dengan Zara yang menghibur beberapa anak panti disana.

"terimakasih om.. dan Tante cantik.. semoga om sama Tante selalu saling menyayangi..." ucap seorang bocah berkuncir dua dengan mata berbinar dan wajah polos menyambut hadiah yang dibagikan oleh Zara.

"terimakasih cantik.. semoga kamu juga selalu bahagia dan selalu saling menyayangi sama saudara kamu disini..." sahut Zara lantas mencium pipi gemas bocah itu.

Ada wajah yang merona merah berdiri disamping Zara,, entahlah seperti ada secercah perasaan bahagia mendengar ucapan dari bocah polos berkuncir dua itu. Zara pun nampak menikmati kebersamaan bersama Oma dan anak-anak yang ada di panti.

***

Sebuah Pajero sport hitam terparkir di halaman rumah milik Aura. Seperti biasa, Aldi akan menyempatkan diri untuk mampir kesana. Maklum Aura hanya tinggal bersama suster yang merawat dan seorang asisten rumah tangga serta seorang supir. Ia tidak tinggal serumah dengan nyonya Lidya sejak mamanya itu menikah dengan Derry mereka tinggal di Bandung.

Terlihat wajah murung seorang gadis yang duduk dikursi roda menyambut kedatangan Aldi disana.

"bagaimana terapi mu hari ini??" tanya Aldi mengawali, ia tahu kalau sudah sangat terlambat untuk menemani sahabatnya itu terapi hari ini.

"yah.. begitu lah..." sahut Aura malas.

-astaga.. kemarin Zara hari ini Aura yang merajuk..- keluh Aldi makin sulit mengerti kenapa wanita punya hobi yang sama yaitu 'merajuk..'

"hei.. kau marah padaku..? "

"siapa aku harus marah padamu?? aku bukan istri mu.." sinis Aura membawa kursi rodanya menjauhi Aldi.

"dengar.. hari ini aku dan Zara baru pindah ke rumah baru kami.. jadi aku sedikit sibuk.."

"oh begitu.. lanjut kan lah.. aku baik-baik saja... lagipula aku terbiasa sendiri..."

Aldi mengehela nafas panjang,, sungguh pikiran wanita sulit diterka,, ia ingin tahu ada apa saja yang memenuhi isi kepala mereka!

tangan kekar Aldi menghentikan laju kursi roda itu, akhirnya ia berhasil meraih wajah pemilik separuh hati yang ia titipkan disana,, pandangan nya begitu teduh meluluhkan hati yang dipenuhi perasaan sesak karena tak sanggup memiliki.

"Aura... kau tahu kan aku tidak akan membiarkan mu sendiri... untuk hari ini aku minta maaf...," Aldi coba menghibur Aura yang akhir-akhir ini lebih mudah tersinggung. "ayolah tersenyum untuk ku..."

Aura menunjukkan senyum tipis sedikit terpaksa, sungguh kebersamaan macam apa ini,, ada rasa manis dan pahit yang dirasakan sang desainer,, manis saat ia bisa bersama orang yang dicintai,, pahit ketika ia harus menerima kenyataan cinta itu sudah dimiliki wanita lain.

"kau sudah makan..?"

Aura menjawab dengan gelengan.

"hufftt... kenapa??"

"aku menunggu mu..."

-oh my God wanita memang pandai menindas perasaan laki-laki-- keluh Aldi dalam hati

"okay baik lah nona manis kita makan dulu setelah itu aku baru akan kembali bekerja,, kalau hari ini aku bolos lagi bisa-bisa Dimas akan menghukum ku..."

***

Matahari kian meninggi,, hari langit pun sudah menjemput bintang dan bulan yang telah menempati posisi mereka. Zara terlalu bahagia hari ini bisa menghabiskan sekian jamnya bersama Oma Diana dan anak-anak panti.

"Oma.. sekali lagi selamat ulang tahun ya.. Zara tidak punya kado yang bagus.. cuma ini yang bisa Zara beri." gadis itu memberikan lukisan siluet Oma Diana, hasil bikinannya sendiri.

"terimakasih sayang... kamu bisa datang aja Oma sudah senang... lain kali mampir kerumah Oma ya...," ajak Oma Diana berharap Zara akan menyambut baik.

"iya Oma.. nanti kapan-kapan Zara kerumah Oma ya.." sahut Zara memeluk tubuh tua oma yang sama sekali tidak gemuk.

"Tristan nanti tolong kamu ya yang antar cucu Oma ini pulang" titah nya pada pria maskulin penuh pesona seperti Tristan.

"siap Oma..." sahut Tristan

"ahh.. tidak usah Oma.. zara bisa naik taksi..." tolak Zara halus.

"ohh tidak boleh.. kamu harus diantar... "

"baiklah... " akhirnya Zara pasrah,, bukannya tidak mau ia hanya tidak enak hati kalau Aldi melihatnya pulang bersama seorang laki-laki.

***

Sebuah mobil mewah berhenti di depan pagar rumah Aldi, kebetulan sekali pria itu baru selesai memarkir kan mobilnya di garasi, Aldi sempat menghentikan langkah hendak memastikan siapa yang datang.

"jadi kamu tinggal disini.. rumah kita tidak terlalu berjauhan.." ucap Tristan memastikan bahwa gadis yang diantar nya ternyata tinggal tidak jauh dari kediamannya.

"benarkah?? itu artinya aku bisa sering ketemu oma.. yah.. kebetulan kami baru pindah..."

"oh.. begitu ya.. "

"ya.." angguk Zara "mau mampir dulu biar bisa aku kenalkan pada seseorang..."

Tristan melirik jam ditangannya.

"maaf mungkin lain kali aku mampir,,"

"baiklah.. terimakasih sudah mengantar" pungkas Zara turun dari mobil mewah Tristan.

Aldi tak menyangka bahwa yang dikira tamu ternyata istrinya sendiri. Gadis itu melambaikan tangan pada pria dibalik kemudi.

"Aldi.. tumben sudah pulang...?" Zara tersenyum mendapati suaminya yang berdiri di teras.

"siapa dia??" tanya Aldi dingin

deg!


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C57
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous