Télécharger l’application
25.71% I don't know you, but I Married you / Chapter 134: Pembagian Warisan

Chapitre 134: Pembagian Warisan

Kenan tengah sibuk merapikan dokumennya ditemani Jesica dengan Kris dalam gendongannya. Jesica sudah memanggil ketiga anaknya sedaritadi tapi belum ada tanda-tanda mereka datang hingga Ara berjalan menuju kursi yang ada diruang keluarganya.

"Daddy keren pake kacamata gitu, keliatan pinternya." Puji Ara tanpa tahu apa yang akan dibicarakan Kenan.

"Kakak hari ini masuk kerja?udah rapih aja.."

"Iya mom, udah lama ga masuk nanti lupa lagi.."

"Pingin ketemu Dariel kali.." Ledek Kenan.

"Dad aku sama Dariel kalo lagi kerja ya kerja kalo pacaran paling sorean.."

"Dariel ga jemput?"

"Engga, katanya dia mau kemana dulu gitu sama Ethan.."

"Mana Kay sama Jay sayang?"

"Kak panggilin adiknya.."

"Kay...Jay....buruan..." Teriak Ara.

"Ih..kakak Kris kaget nih, mommy kan suruh panggil bukan teriak.."

"Eh iya mom maaf, Kris makin ganteng aja.." Ara langsung menghampiri adik kecilnya dan mencubit pipinya pelan. Tidak lama Kay dan Jay datang bersamaan.

"Coba duduk disana sama kakak.."

"Jay sini Jay.." Tarik Ara karena tak mau bersebalahan dengan Kay namun dengan cepat Kay menjahili kakaknya dengan duduk disamping Ara membuat Ara ada ditengah-tengah mereka.

"Dasar tukang nyerobot.."

"Kalian ya mau duduk aja pake ribut dulu.." Protes Jesica.

"Mom..Kris aku yang Gendong.." Pinta Jay.

"Nih hati-hati.." Jesica memberikan Kris pada Jay.

"Kris...sama Abang Jay..seneng ya senyum-senyum telus...." Jay berbicara dengan senang sambil memainkan tangan Kris.

"Dengerin Daddy ya, Daddy mau kasih tahu hal yang penting."

"Apaan sih?bikin penasaran."

"Opa sama Oma udah ga ada tapi mereka tinggalin sesuatu buat kalian. Ini Daddy mau bacain kalian denger baik-baik."

"Iya Dad.."

"Buat kakak dulu, kakak Alm. opa sama Oma kasih rumah mereka di Bali katanya karena kakak suka pantai mereka sengaja cari buat kakak disana, Buat Kay juga ada di Bali karena Kay pernah bilang pingin tinggal disana, bener Kay?"

"I..iya dad.." Kay tertunduk sedih.

"Jay...Alm. Opa sama Oma kasih di Jogja karena Jay sering ngotot pingin sekolah disana jadi kalo kesana Jay ga usah bingung cari tempat tinggal katanya. Tuh..oma aja udah mikirin Jay disana belajar yang rajin kamu Jay. Kris dibeliin juga di Jogja. Jadi 2 di Bali 2 di Jogja. Alm.Opa ada buka usaha baru hotel di Jakarta katanya buat Kris kalo udah gede. Daddy sama mommy juga baru tahu, Kay..Alm. opa pingin beliin kamu motor baru, nih coba baca suratnya dari opa.." Kenan memberikan amplop putih pada Kay. Selama ini memang hanya Kay yang dekat dengan orang tua Jesica karena hanya dia yang sering merasa kesepian dan pergi kerumah kakek neneknya itu. Kay dengan sedih membaca surat itu membuat Ara yang disampingnya langsung menenangkannya.

"Kenapa Opa sama oma pergi cepet-cepet?" Kay dengan terisak menghapus air matanya.

"Udah-udah, jangan nyesel atau bilang gitu. Udah ketentuan Allah mungkin gitu. Kay kalo sayang sama opa sama oma doain aja."

"Udah...jangan cengeng.." Ara mencoba menghibur.

"Nih buat Kakak, ini buat Jay.." Kenan juga memberikan surat pada anak-anaknya.

"Sini Kris sama mommy dulu.." Jesica mengambil lagi Krisan dari Jay.

"Sisanya pemberian Alm. opa sama Oma udah mommy simpen di tabungan kalian masing-masing. Inget ya pake yang bijak. Daddy sama mommy ga masalah kalian mau pake apa tapi harus yang bertanggung jawa ya, jangan malah bikin dosa bikin berat opa sama Oma. Coba baca suratnya baik-baik disitu Alm. opa sama oma ngasih apa aja." Kenan sambil membuka kacamatanya lalu mengalihkan perhatiannya pada si kecil Kris.

"Kris...embul..embul...sama Daddy aja ya..." Kenan mengajak main anaknya.

"Sayang itu sisanya atas nama kamu, mau gimana?"

"Pabrik sepatu sebagian punya om Harry aku suruh dia beli lagi aja sebagian jadi aku ga ada urusan lagi."

"Yakin?itu punya Alm. mamah loh."

"Aku yakin om Harry bisa ngelolanya.."

"Ya udah simpen orang aja disitu lumayan buat investasi, Alm. mamah kan lumayan kasih modalnya. Itu usaha kesayangannya lagi."

"Iya sih tapi aku ga tahu siapa, anak-anak masih sekolah.."

"Nanti Mas coba cari orangnya, yang terpercaya bisa.."

"Dad...boleh ga aku pake uangnya buat beli mobil?Aku ga betah harus pake supir, nunggu pak Kahar juga lama."

"Nanti mommy beliin aja, mommy sama Daddy udah omongin soal ini tapi kemarin-kemarin masih sibuk jadi ga sempet."

"Ga papa pake uang aku aja mom.."

"Engga, mommy udah janji waktu itu sama Daddy mau beli."

"Iya makasih.."

"Inget ya pesen Daddy, pake yang bijak. Harta itu ga akan dibawa mati jangan lupa sedekahnya."

"Iya dad.."

"Kay udah Kay, cuci muka sana.." Kenan membuat Kay berdiri dan menuju kamar mandi.

"Rumah Alm. papah mau diapain yang?"

"Aku mau jual aja, aku suka sedih kalo kesitu uang penjualannya aku kasihin aja ke anak yatim sisanya kita bisa bangun Masjid Mas.." Jesica dengan bijak memikirkan setiap peninggalan orang tuanya.

"Itu jangan lupa Mas kasih tahu Pak Kahar sama siapa kek, mobil Alm. orang tua aku bawa kesini."

"Iya nanti Mas kasih tahu. Duh garasi udah penuh mau disimpen dimana lagi.." Kenan bingung.

"Pindah rumah aja Dad.."

"Mau pindah kemana kak?"

"Ya yang garasinya gede, yang rumahnya nyaman gitu.."

"Ih ga mau tanaman aku gimana?"

"Ya dibawalah Jay lagian bisa ditanam lagi."

"Iya dad, aku tuh pingin rumah yang adem, yang jauh dari kota gitu, yang banyak pohon-pohon.." Request Kay yang sudah tak lagi sedih.

"Gimana sayang?"

"Terserah Mas aja.."

"Ya udah nanti Daddy cari-cari, Kay itu rumah yang di Bali enak loh.."

"Aku pingin kesana Dad.."

"Iya-iya nanti kita cari waktu kesana sekalian keliling kerumah kakak, kerumah Kay, Jay sama Kris.."

"Jangan berduaan sama Ran kesana.." Ledek Ara.

"Biarin kan biar Ran liat."

"Dasar pamer.."

"Kakak jangan kesana sama selingkuhan.."

"Sstt.... berisik..."

"Kak jangan selingkuh lagi loh.." Jay tampak marah.

"Iya engga, orang Kay bercanda doang.."

"Yang... jalan-jalan yuk, ajak Kris.."

"Mau beli apa Mas?"

"Masa harus ada yang mau dibeli sih, Mas pingin jalan-jalan aja. Kamu juga refresing dong sayang.."

"Iya ayo hari ini kita pergi."

"Eh jadi keingetan opa Ryan bentar lagi ulang tahun katanya mau ada acara di vila Bandung. Siap-siap kesana ya.."

"Aku boleh ajak Ran ga?"

"Boleh Kay sekalian kenalan kemarin-kemarin momentnya kurang pas jadi ga Daddy kenalin.."

"Kalo Kay boleh, aku juga pingin ajak Dariel.."

"Iya sekalian.."

"Kalo..aku.."

"Sama Kris aja Abang Jay.." Jesica segera menambahkan sebelum Jay sedih.

"Sini-sini Abang Jay gendong lagi.."

"Kamu kan mau ke kampus Jay, siap-siap sana."

"Iya mom ..."

***To be continue


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C134
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous