Télécharger l’application
5% Naruto Story : Love, Decision, And Hatred / Chapter 2: Chapter 1 : Two Years After The War

Chapitre 2: Chapter 1 : Two Years After The War

Dua tahun telah berlalu, sejak perang dunia shinobi keempat berakhir, tidak terasa dua tahun lamanya Sasuke pergi berkelana bersama timnya, Sasuke selalu memberi kabar tiga bulan sekali melalui elang pembawa pesan, dan Kakashi yang selalu menerima pesan itu karena perannya sebagai pengawas Sasuke.

Biasanya setelah menerima kabar dari Sasuke, kakashi selalu memberi tahu Naruto dan Sakura, agar kedua teman Sasuke itu bisa lebih tenang dan fokus pada kesibukannya masing-masing.

Sakura sekarang berperan sebagai wakil ketua dari rumah sakit konoha, membuat dirinya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit.

Untuk Naruto, dia memiliki kesibukan mempelajari hal hal yang berkaitan dengan politik, dan budaya desa bersama Iruka Sensei. Hal itu dia lakukan sebagai langkah pertama untuk mewujudkan mimpinya menjadi Hokage terbaik sepanjang sejarah desa.

Naruto juga sudah merubah penampilannya dengan memotong rambutnya menjadi lebih pendek dan juga operasi pemasangan tangan buatan telah berhasil dijalani oleh Naruto.

"Ah sampai kapan harus begini"

Terlihat sekarang Naruto sedang berada di sebuah kelas bersama Iruka sensei, belajar dengan buku buku memang kelemahan Naruto sejak dulu, membuat dirinya kadang mengeluh saat sedang belajar bersama Iruka sensei.

"Ch ini bukan Naruto yang kukenal, Naruto yang kukenal tidak gampang mengeluh seperti ini!"

Iruka yang mendengar keluhan Naruto hanya bisa menyemangati mantan muridnya di akademi itu. Seakan tidak mendengar perkataan Iruka, yang Naruto lakukan hanyalah terdiam sambil melihat kearah jendela kelas.

Terlihat Hujan salju diluar sudah mulai berkurang, pertanda musim semi segera tiba. Iruka yang melihat Naruto hanya terdiam, membuat dirinya sedikit kesal, dan segera memarahi mantan muridnya itu.

"Hoi Naruto apakah kau melamun?!"

"Ah gomen Iruka sensei hehehe"

Naruto yang mendengar kekesalan iruka sensei hanya bisa tertawa canggung sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Kau kenapa Naruto? tidak biasanya kau melamun seperti ini"

Iruka yang tadinya agak kesal melihat kelakuan Naruto, ekspresinya berubah menjadi khawatir kepada pemuda berambut pirang itu, setelah melihat Naruto yang selalu tidak fokus mengamati materi yang diajarkan olehnya. Sementara perkataan Iruka sepertinya hanya masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri karena lagi lagi Naruto kembali melamun.

"Sebentar lagi musim semi waktunya bunga sakura bermekaran itu berarti akan ada festival musim semi dalam waktu dekat ini" batin Naruto.

"Hei! kau sudah tidak fokus lagi Naruto"

Perkataan Iruka sukses membuat Naruto yang tadinya melamun, akhirnya melihat ke arah dirinya.

"Sepertinya kau sedang tidak fokus Naruto, lebih baik kita lanjutkan besok saja pembelajaran hari ini"

Iruka hanya bisa menghela nafasnya, baginya Naruto sekarang sudah tidak bisa fokus kepada pelajaran, membuat dirinya mengakhiri sesi pembelajaran lebih cepat dari biasanya.

"Yaaa akhirnya selesai juga pembelajaran hari ini jaa ne Iruka sensei!"

Naruto yang mendengar perkataan Iruka, hanya bisa berekspresi gembira, dan segera berlari meninggalkan kelas.

"Hah walaupun penampilannya terlihat dewasa namun dia masihlah Naruto yang dulu"

Iruka hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat Naruto yang masih bertingkah seperti anak anak itu.

Terlihat Naruto sekarang sedang berjalan menyusuri keramaian desa, keadaan desa sekarang telihat menjadi lingkungan lebih nyaman dibanding waktu dia kecil dulu.

Tidak ada lagi tatapan sinis kepada dirinya, di mata penduduk desa, malah sekarang para penduduk desa menaruh pandangan hormat kepada dirinya yang dinobatkan sebagai pahlawan perang 2 tahun lalu bersama Sasuke, Sakura, dan juga Senseinya yang sekarang telah menjadi hokage mendahului dirinya.

Setelah berjalan beberapa blok, Naruto melihat Sakura yang sedang memakai jas dokternya, berjalan ke arahnya sambil membawa banyak berkas di kedua tangannya.

"Sakura chan!"

Naruto segera menyapa sahabatnya itu, dan mulai bergerak mendekatinya. Sakura yang mendengar dirinya dipanggil, segera melihat ke arah suara berasal,yang ternyata adalah sahabat pirangnya, Naruto.

"Oh Hai Naruto sedang apa kau disini?"

Sakura sedikit heran, karena seharusnya Naruto berada di akademi sekarang, mengikuti pembelajaran dari Iruka Sensei.

"Sedang jalan-jalan, tadi Iruka sensei menyudahi pembelajaran lebih cepat"

Seperti biasanya, Naruto menjawab polos pertanyaan Sakura, mendengar hal itu Sakura segera melepaskan ekspresi herannya, dan tersenyum. Namun dirinya segera melanjutkan perjalanannya, merasa beban yang dibawa kedua tangannya semakin berat, tanpa Sakura sadari, Naruto sedang melihatnya dengan ekspresi khawatir.

"Kau terlihat kesusahan Sakura, mau ku bantu?"

Naruto yang melihat Sakura kesusahan, segera menawarkan bantuan kepada dokter berambut merah muda itu. Sedangkan Sakura yang mendengarnya sedikit terkejut, namun segera dia menampilkan senyuman jahil, dan segera menghampiri Naruto.

"Hihi iya nih tolong bantu aku yaa"

"hemph"

Naruto bisa merasakan sebuah beban berat berada di kedua tangannya, itu karena Sakura yang secara tiba tiba menaruh semua berkas di kedua tangannya, membuat Naruto menunjukan ekspresi kagetnya, sedangkan Sakura hanya bisa terkikik geli melihat ekspresi kaget Naruto.

Setelah itu, keduanya segera melanjutkan perjalanan dengan berjalan berdampingan menuju kearah menara hokage. Selama di perjalanan mereka berdua membicarakan banyak hal, mengingat kembali masa masa mereka saat remaja dulu, kadang mengingat betapa konyol dan bodohnya Naruto dulu membuat Sakura tertawa, sedangkan Naruto hanya bisa menunduk lesu menyadari kebodohannya dulu. Namun segera Naruto menunjukan wajah cerianya kembali, merasa dirinya yang sekarang telah menjadi pribadi yang lebih baik, ditambah dia berhasil membawa Sasuke kembali, inilah hal yang ingin dicapai oleh Naruto.

"Ya walaupun ada beberapa yang belum tercapai" Batin Naruto.

Bersamaan dengan itu Naruto masih melihat ke arah Sakura yang sedang tertawa, membuat hatinya berdetak lebih cepat dari biasanya, sementara di lain sisi Sakura mulai menyadari Naruto sedang tersenyum manis kepada dirinya, membuat Sakura sedikit tersipu malu, namun terlintas dipikirannya untuk menjahili Naruto sekali lagi, segera dia menyikut Naruto, membuat ekspresi Naruto berubah.

"Aw, untuk apa itu?!"

"Tidak ada, hanya gemas melihatmu tersenyum seperti itu"

Naruto hanya menatap kosong wajah Sakura, "Apa tadi dia bilang? gemas?" batin Naruto.

Di lain sisi Sakura juga menyadari dirinya yang keceplosan menyebut kata "gemas", hal itu membuat Naruto dan Sakura memunculkan rona merah disekitar pipinya, membuat Sakura segera memalingkan wajahnya dari Naruto. Naruto yang melihatnya hanya bisa berekspresi bingung.

"Kenapa Sakura seperti itu? apa dia baru saja marah padaku?" batin Naruto.

"Ayo Naruto, kita bisa terlambat!"

Ajakan Sakura sukses menbuat Naruto tersadar kembali, dirinya lalu segera mempercepat langkahnya, mengejar Sakura yang sudah berjalan lebih dulu.

"Tunggu aku Sakura chan!"

Setelah kejadian itu, keheningan terjadi diantara mereka berdua, hingga akhirnya mereka berdua berpapasan dengan tiga kunoichi yang sepertinya sedang membicarakan Naruto.

"Naruto san lucu sekali ya saat tersenyum"

"Iya sangat lucu, aku iri deh kepada sakura san, yang bisa dekat dekat dengan Naruto san yang lagi tersenyum"

Mendengar hal yang dibicarakan kedua kunoichi itu membuat telinga Sakura sedikit panas, dan segera menatap Sinis kepada tiga kunoichi yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri

"Heii kecilkan suara kalian, Sepertinya Sakura san bisa mendengar apa yang kalian bicarakan"

Salah satu dari tiga kunoichi itu menyadari tatapan sinis Sakura, dan segera berusaha mengingatkan teman temannya. Sementara Naruto yang sudah tidak nyaman dengan suasana keheningannya dengan Sakura, mulai kembali berbicara.

"Nee Sakura Chan apakah kamu mau pergi kefestival musim semi bersamaku?"

"Ya ternyata fans kau tambah banyak ya"

Naruto hanya menanggapi kata "ya" dari sakura dan tidak menyadari tentang apapun yang dibicarakan Sakura maupun tiga kunoichi di sebelah mereka. Dirinya lalu segera tersenyum bahagia, merasa senang Sakura mengiyakan ajakannya.

"Yee Sakura Chan akan pergi kencan bersamaku ke festival musim semi"

"Ehh apaa?!"

Sakura kaget menyadari perkataan Naruto, membuat rona merah muncul di pipinya. Naruto yang menyadari perubahan ekspresi Sakura, segera mendekatkan wajahnya sambil mengangkat salah satu alisnya.

"Ehh Sakura Chan ada apa?"

"Kau terlalu dekat!"

Sakura yang melihat Naruto mendekatkan dirinya kepadanya segera mendorong pemuda berambut pirang itu untuk sedikit menjauh. Sementara Naruto masih saja memasang wajah heran terhadap ekspresi Sakura yang berubah secara tiba tiba.

"Sudah ayo kita harus cepat cepat mengantar berkas ini kepada hokage"

"Eh iya sabar Sakura Chan"

Sakura segera mempercepat langkahnya, sambil menarik salah satu lengan Naruto, Membuat Naruto hanya bisa pasrah mendapatkan tarikan paksa dari tenaga seorang kunoichi terkuat didesanya setelah Tsunade Baa-chan.

Sekarang terlihat di ruangan Hokage, Kakashi baru saja menerima elang pembawa pesan dari Sasuke, dan segera menyuruh elang itu pergi setelah dirinya mengambil gulungan pesan yang dikirim Sasuke.

"Tok-tok"

"Masuk"

Kakashi yang mendengar ketukan pintu itu segera menyuruh seseorang yang mengetuk, untuk masuk ke ruangannya, dan dia segera menyadari orang yang baru saja masuk ke dalam ruangannya, adalah Sakura yang membawa beberapa berkas ditangannya.

"Ah sakura membawa berkas lagi ya"

"Hai hokage sama aku membawa beberapa berkas yang harus ditandatangani oleh anda"

Seperti biasa Kakashi hanya membuat Nada malas setelah melihat beberapa berkas yang dibawa oleh Sakura, namun tidak diberapa lama, dirinya dikagetkan dengan kemunculan seseorang dibelakang Sakura, yang tak lain adalah salah satu muridnya lagi, Naruto.

"Hei hei panggil saja aku kakashi sensei Sakura, ohh Naruto juga bersamamu ya"

"Hihihi hai hai Kakashi sensei"

Kakashi kemudian melambaikan tangannya ke arah Naruto, sedangkan Sakura hanya bisa terkikik geli mendengar ucapan senseinya yang telah menjadi hokage selama 2 tahun itu.

"Yo Kakashi sensei, sudah lama tidak bertemu!"

Naruto segera membalas sapaan dari senseinya yang sekarang sudah menjadi hokage keenam itu. Melihat kedua muridnya berada di ruangan hokage membuat Kakashi menunjukkan senyum matanya.

"Kebetulan sekali aku ingin memberikan sebuah kabar kepada kalian berdua"

"Ehh ada apaa Kakashi sensei?"

Mendengar perkataan senseinya itu, membuat Sakura dan Naruto sekarang melihat Kakashi dengan wajah penasaran, sedangkan Kakashi yang melihatnya hanya bisa menunjukkan senyum matanya kembali, sebelum berbicara lagi.

"Baru saja elang pembawa pesan Sasuke memberi kabar, bahwa Sasuke dan timnya akan kembali ke desa dalam waktu 3 hari mendatang"

"Ehh jadi sebentar lagi mereka akan kembali yaa"

"Wah sudah lama aku tidak bertemu si teme itu"

Ketiga orang itu hanya bisa menunjukkan wajah bahagianya, karena Waktu yang telah ditunggu tunggu oleh mereka akhirnya terjadi sebentar lagi. Reuni dengan teman lama satu tim mereka yang telah 2 tahun pergi bersama timnya berkelana.

"Ohh iyaa kakashi sensei, aku diminta oleh Tsunade shishou, untuk memberitahumu tentang hal penanaman sel hokage pertama pada matamu akan dilakukan besok"

Sakura segera memecah keheningan, dengan memberitahu kabar baik pada Kakashi, sekarang kedua mata Kakashi adalah Sharingan pemberian Obito, Kakashi sendiri sekarang sudah mengembangkan sebuah jurus segel yang dapat membuatnya mengontrol sharingannya sesuai keinginannya, jadi sekarang Kakashi tidak perlu lagi menutup matanya dengan ikat kepalanya.

"Ehh Kakashi sensei juga akan menggunakan sel itu didalam tubuhnya, tapi untuk apa?"

Naruto terlihat bingung dengan apa yang dikatakan Sakura, karena setahunya sel itu hanya digunakan sebagai alternatif penyembuhan luka cacat permanen, seperti dirinya yang kehilangan lengan kanannya dulu.

"Hei apa kau sudah lupa yang terjadi waktu itu pada Kakashi sensei dan kakaknya Sasuke, Itachi san?"

"Ehh?"

"Hah, mata sharingan perlahan akan kehilangan fungsinya untuk melihat setelah beberapa kali digunakan, jadi untuk mencegah hal itu ada dua cara, yang pertama hanya bisa dilakukan oleh klan Uchiha, karena ini melibatkan hubungan kekerabatan, kau bisa mencangkok mata adikmu atau Kakakmu lalu menanamkannya pada matamu, akhirnya kau akan mendapat apa yang disebut dengan eternal mangekyou sharingan, seperti kasusnya Sasuke!"

Naruto hanya mengangguk mengerti, sambil terus mendengarkan Sakura yang sedang berbicara panjang lebar seperti guru yang sedang mengajari muridnya.

"Sedangkan cara kedua, ini bisa dilakukan siapa saja, selama tubuhnya dapat beradaptasi dengan sel hokage pertama, seperti kasusnya Obito!"

Sakura kembali melanjutkan pembicarannya, dan segera melihat kearah Naruto yang hanya mengangguk, menandakan pemuda berambut pirang itu mengerti dengan penjelasan Sakura.

"Tapi bukannya penanaman sel hokage sangat berbahaya, dan di dunia ini yang hanya bisa menerimanya hanya aku, Sasuke, dan Kapten Yamato"

Mendengar pertanyaan Naruto, membuat Sakura menghela nafasnya sebelum kembali berbicara.

"Ya begitulah, tapi sekarang Kakashi Sensei sudah memiliki chakra Obito, yang bisa membuatnya beradaptasi dengan sel hokage pertama"

Sakura kemudian menjelaskan Hal itu sambil mengangkat salah satu telunjuknya. Sedangkan Naruto hanya bisa kembali mengangguk mengerti.

"Ohh ok Sakura, besok aku akan pergi ke rumah sakit untuk memulai operasinya"

"Hai hai aku akan memberitahu Tsunade Shishou, Kakashi sensei sudah siap menjalani operasinya"

Sakura yang menyadari urusannya telah selesai, segera memohon pamit kepada senseinya itu.

"Kalau begitu kami permisi dulu sensei"

"Hei hei sabar Sakura Chan"

Sakura kemudian segera berjalan keluar ruangan sambil menarik tangan Naruto, membuat Naruto lagi lagi hanya bisa pasrah ditarik oleh Sakura.

"Mereka berdua mengingatkanku dengan Minato sensei dan bibi Kushina" batin Kakashi.

Kakashi hanya bisa tersenyum kecil dibalik maskernya, sambil melihat kearah Naruto dan Sakura yang perlahan pergi menjauh.

Terlihat langit yang sudah berubah warna menjadi orange, menandakan malam hari akan segera tiba, dan pada saat itu juga Sakura dan Naruto meninggalkan menara hokage.

"Nee Sakura Chan apakah kau mau makan malam bersamaku di Ichiraku?"

Naruto yang melihat langit sore, segera mengalihkan pandangannya pada Sakura untuk mengajaknya makan malam.

"Hanya jika kau traktir"

Sakura hanya tersenyum mendengar ajakan dari Naruto, sedangkan di sisi lain Naruto segera tersenyum antusias sambil mengangkat salah satu jempolnya.

"Okey aku yang traktir"

" Kau pergilah duluan aku masih ada urusan di rumah sakit jaa Naruto"

Sakura hanya bisa tersenyum, lalu mulai beranjak pergi sambil melambaikan tangannya pada Naruto, melihat hal itu Naruto juga mulai tersenyum dan melambaikan tangannya pada Sakura yang mulai bergerak menjauhinya.

"Jaa Sakura Chan"

Saat masih sedang asik melihat Sakura dari kejauhan, Naruto segera dikagetkan dengan suara seseorang yang memanggilnya.

"Naruto Nii-chan!"

Naruto segera mengalihkan pandangannya pada sumber suara tersebut yang tak lain adalah, Konohamaru yang sedang berlari mendekat kearah tempatnya berdiri.

"Oh hei Konohamaru ada apa?"

Naruto kemudian segera menyapa anak remaja yang terlihat sedang buru buru itu.

"Ada sesuatu yang ingin kutunjukan padamu, ayo ikut aku!"

Tanpa basa basi, Konohamaru meminta Naruto mengikutinya kesebuah tempat.

To Be Continued


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C2
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous