Written by : Siska Friestiani
LoCC © 2014
Re-publish Web Novel : 11 November 2020
*Siskahaling*
"Honey? Sayang, ayolah, Hon. Buka pintunya sayang" rayu Mario entah yang ke berapa kalinya. Pasalnya, sudah beberapa kali Mario menggedor dan berteriak di depan pintu kokoh yang menjulang tinggi di depannya. Mencoba merayu sosok yang berstatus istrinya tersebut agar mau membukakan pintu sialan itu. Namun nyatanya, sampai sekarang pintu itu juga tidak terbuka.
"Kau menyebalkan, Mario. Aku membencimu!" pekik Alyssa di dalam sana. Ohh, ya Tuhan, mendengar suaranya saja, membuat Mario semakin merindukan wanita keras kepalanya itu.
Sudah sejak pulang dari rumah sakit tadi, Alyssa sudah mengunci diri ke kamar. Nyaris melewatkan makan siangnya, jika tidak Margareth yang mengantarkan makanan dan Mario menjauh dengan radius dua ratus meter dari depan pintu kamar mereka. Ayolah, Alyssa juga pintar, ia tidak ingin mengambil resiko dengan melihat Mario yang tiba-tiba menerobos masuk saat ia menerima santapan makan siangnya.
Awalnya Mario juga menurut saja, mengingat masih siang dan ia juga masih bisa menunggu sambil menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja. Namun sekarang bahkan jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, dan Alyssa belum mau membukakan pintu untuknya. Istrinya itu benar-benar tega sekali.
"Kau kenapa, Hon? Aku benar-benar bingung kenapa kau menghukum ku dengan hukuman senista ini. Ayolah, Hon aku akan terjaga sepanjang malam jika tak memeluk tubuh mungil mu itu" Mario masih mencoba bujuk rayunya. Membujuk Alyssa yang masih tak berniat membuka pintu kamar mereka. Ya Tuhan, ingatkan Mario untuk tidak memasang pintu setelah ini untuk kamarnya.
"Di sini banyak kamar, Mario. Kau bahkan bebas memilih kamar yang ingin kau tempati" pekik Alyssa, masih tak ingin membukakan pintu. Enak saja, setelah membuatnya kesal karena Mario bertemu dengan mantan One Night Stand-nya itu, dan menggendong di lobi rumah sakit sampai membuatnya malu, Mario ingin dengan mudah masuk ke kamar. Huhh, jangan harap!
"Sama saja, aku tidak bisa tidur jika tidak memelukmu" Mario mengusap wajahnya kasar. Frustasi menghadapi ibu hamil yang saat ini sedang bertingkah menyebalkan bahkan nyaris membuatnya gila. Ia tidak ingin membuat kadar ketampanannya berkurang hanya karena lingkaran hitam dimatanya. Apa istri nakalnya itu tidak tahu bahwa tubuhnya itu begitu mempengaruhi dirinya.
Dasar istri tidak peka.
"Hon, kau membuat ku seperti pria malang. Ayolah, Honey ku, Sugar ku, istriku, mau sampai kapan kau menyiksa suami tampan mu ini" tidak ada jawaban, hening. Tak ada jawaban dari istrinya di dalam sana. Apa istrinya sudah tidur? Yang benar saja, benarkah ia akan terjaga sepanjang malam setelah ini. Ia benar-benar sudah lelah dan ingin segera membaringkan tubuhnya dengan memeluk istrinya itu. Ck, kejam sekali Alyssa memperlakukan suami tampannya seperti ini.
"Hon kau sudah tidur?" panggil Mario mencoba memastikan. Masih sama, hening tanpa jawaban.
"Aishhh" desis Mario mengacak rambutnya frustasi. Lalu memilih melangkah menuju kamar tamu. Seperti malam ini akan menjadi malam yang panjang dan menyiksa. Kasihan sekali kau Mario.
*siskahaling*
Alyssa membolak-balikkan tubuhnya resah. Sudah sejak tadi ia mencoba tidur namun matanya tetap tidak mau terpejam. Ini sudah dua jam setelah terakhir kali ia tidak lagi mendengar suara Mario di balik pintu kamar mereka. Ia yakin, pria itu sudah menyerah dan sekarang tengah berada di ruang tamu.
Kalau boleh jujur, Alyssa sebenarnya tidak bisa tidur jika tidak berada di dekapan hangat Mario dan mendengar detak jantung Mario yang berdetak cepat saat sedang bersamanya. Tapi.... Bukankah ia yang melarang Mario untuk tidur di kamar mereka?
'Rasakan kau, Alyssa. Kau bahkan sama tersiksanya dengan, Mario saat ini. Lalu apa gunanya balas dendam ingin membuat, Mario jera agar tidak selalu menggodamu' batin Alyssa berucap.
Benar juga....
Alyssa melirik jam di atas nakas. Sudah pukul 12 malam. Dan ia bahkan belum memejamkan matanya. Okey, sebelum menikah dengan Mario ia memang selalu tidur tengah malam bahkan nyaris hampir subuh baru tidur. Tapi setelah ia menikah dengan Mario, suaminya itu bahkan tidak akan membiarkan Alyssa tidur lebih dari jam sepuluh malam.
Fix, Alyssa menyerah. Ia akan keluar sekarang dan menyusul Mario ke kamar tamu. Persetan dengan gengsinya, yang pasti ia sudah putus asa saat matanya tak mau terpejam bahkan tubuhnya sudah meronta minta untuk beristirahat.
Alyssa dengan pelan membuka pintu kamar tamu, berusaha agar tidak menimbulkan suara. Tetapi tetap saja, kesunyian malam membuat suara deritan pintu dengan engsel terdengar begitu nyaring, hingga membuat Mario yang saat itu tengah tidur tengkurap segara bangkit dari posisinya dan menemukan Alyssa-nya berdiri di depan sana.
Jelas saja Mario segera tersadar saat pintu berderit nyaring, ia bahkan hanya berbaring dengan posisi tengkurap tanpa memejamkan matanya sama sekali.
Dan begitu ia bangun, ia sudah melihat istrinya berdiri di dekat pintu yang sudah terbuka lebar dengan balutan baju tidur yang terlihat begitu menggoda untuk Mario.
"Astaga, Hon" Mario dengan tergesa langsung berlari dan menghampiri Alyssa. Langsung meraih tubuh mungil itu dan memeluknya erat. Astaga, hanya Tuhan dan author yang tahu seberapa besar rindunya ia dengan istrinya ini.
"Mario" cicit Alyssa pelan. Alyssa membiarkan saja Mario yang kini memeluk dan menempel erat kepadanya.
"Ssttt, diamlah, Hon. Kau baru saja membuatku seperti lelaki yang begitu menyedihkan" jawab Mario masih dengan memeluk Alyssa.
"Aku tidak bisa tidur" aku Alyssa akhirnya
"Dan sekarang aku mengantuk" tambah Alyssa. Membiarkan matanya yang perlahan mulai terpejam sembari mendengar detakan jantung Mario sebagai lagu pengantar tidur untuknya.
Entah berapa lama keduanya berada di posisi tersebut. Yang jelas saat ini Mario terkekeh sembari membopong Alyssa menuju kamar mereka. Yah, wanitanya itu tertidur di pelukannya. Meninggalkan Mario yang masih terjaga.
Tak ingin menuggu lama, Mario segara membaringkan tubuhnya dan melakukan rutinitas malamnya dengan tidur memeluk guling hidup-nya. Nah, kalau sudah seperti ini ia baru bisa tidur.
***
Tambah gemes 😭😭😭
Mereka kenapa bisa begitu menggemaskan 😭😭