Télécharger l’application
11.03% Cinta Kontrak Kerjasama (LoCC) / Chapter 46: Keanehan Mario

Chapitre 46: Keanehan Mario

Written by : Siska Friestiani

LoCC : 2014

Re-publish Web Novel : 28 Oktober 2020

*Siskahaling*

Alyssa menatap saja Mario yang kini tengah menikmati sarapannya. Bukan apa-apa, hanya saja saat ini Mario terlihat begitu berbeda menurutnya. Suaminya itu bahkan terlihat begitu lahap menyantap sarapan. Terlihat seperti anak kecil yang dihadapkan dengan makanan kesukaannya. Sudah terhitung dua kali Mario menambah nasi di piringnya.

Margareth bahkan hanya tersenyum senang melihat nafsu makan Tuan nya yang begitu lahap. Ada rasa senang saat ia bisa menghidangkan masakan-masakan andalannya dan disukai oleh Mario dan Alyssa. Sejak pertama kali ia mendapat tawaran kerja dan mengabdi di keluarga baru ini, Margareth begitu antusias, karena dengan begitu ia tidak lagi merasa kesepian. Karena memang Margareth hidup sendiri selama ini.

Sadar merasa di perhatikan, Mario menghentikan aktifitasnya dan mendongakkan kepala melihat istrinya yang kini menatap dengan tatapan bingung sekaligus terpana.

"Aku baru kali ini melihatmu makan dengan begitu lahap, Mario" Alyssa menjeda sejenak. Lalu dibalas kekehan oleh Mario.

"Hmm, aku juga tidak tahu kenapa nafsu makan ku sedikit berlebihan" Mario kembali menyendok kan nasi goreng kedalam mulutnya. "Tapi aku rasa, ini semua karena Margareth benar-benar pintar dalam hal memasak makanan lezat" tambahnya lalu melanjutkan makanannya. Tak memperdulikan Margareth yang tersenyum karena baru saja mendapat pujian.

"Yah, aku rasa juga seperti itu, tapi kau sudah menghabiskan dua piring nasi goreng pagi ini, kau bisa sakit perut karena lambung mu yang penuh dengan makanan" Alyssa menggeser piring, ia sudah selesai sarapan. Lalu kembali menatap Mario yang masih asyik menyantap nasi goreng. Sedangkan Margareth memilih kembali ke dapur untuk menyiapkan kopi dan teh untuk keduanya.

*siskahaling*

"Hati-hati dirumah, Hon" ucap Mario lalu mengecup kening Alyssa sayang.

Hari ini Alyssa memang tidak bisa pergi ke kantor karena Gina, Manda dan Zeth akan datang menjenguk dirinya dan Mario sekaligus makan siang bersama. Tentu saja ini ide dari Manda dan Gina yang beralibi bahwa keduanya sudah merindukan Mario dan Alyssa. Dan Alyssa tetap tidak percaya bahwa itu adalah tujuan utama Mama dan Mama mertuanya, ia yakin ada motif tertentu yang Gina dan Manda rencanakan.

"Jangan lupa sebelum jam makan siang kau sudah ada dirumah" Alyssa kembali mengingatkan. Dan Mario mengangguk mengerti.

"Kau sudah mengulangnya puluhan kali sayang, jika kau mengingatkannya lagi aku akan menghabiskan bibir seksi mu itu"

"Silahkan, jika kau ingin malam ini tidur di luar" tantang Alyssa. Mario mendengus sebal. Selalu saja itu yang dijadikan Alyssa sebagai ancaman. Mana mungkin ia bisa menolak jika sudah diancam seperti ini. Yang ada ia akan terjaga sepanjang malam karena tidur tidak memeluk guling kesayangannya.

"Kau selalu saja mengancam ku, mana bisa aku tidur jika tidak memelukmu" ucap Mario datar sembari membuang muka. Alyssa terkekeh pelan, Mario-nya sangat lucu jika sedang merajuk. Terlihat seperti anak kecil yang keinginannya tidak dituruti ibunya.

"Siapa yang menyuruhmu tertawa. Ini sama sekali tidak lucu" Mario semakin membuang muka. Sebal juga rasanya digoda seperti itu oleh istrinya.

Alyssa tersenyum, tangannya bergerak di pipi Mario, mengarahkan agar wajah sebal suaminya menatapnya.

Chuppp

Mario tersentak, merasakan bibir lembut istrinya menyentuh bibirnya. bukan kali pertamanya memang, tapi jika yang berinisiatif melakukannya adalah Alyssa, maka akan terasa sangat berbeda.

"Louis sudah menunggumu di depan" Alyssa mengingatkan

"Tidak masalah" jawab Mario singkat

"Kau akan terlambat kekantor"

"Tidak ada hukuman bagi pemilik perusahaan datang terlambat"

Alyssa melengos, ia lupa saat ini sedang berhadapan dengan siapa. Mario Calvert tentu saja, pria arogan yang bisa dengan mudah membalas semua uacapannya.

*siskahaling*

"Tuan, anda tidak apa-apa?" tanya Louis yang kini melirik Mario di kursi belakang melalui kaca depan mobil. Sejak tadi saat Louis memperhatikan Mario, Tuan-nya itu terlihat gelisah di kursi belakang.

"Kepalaku hanya sedikit pusing" jawab Mario sekenannya yang kini menyandarkan kepalanya di sandaran kursi mobil. Louis menatap Mario cemas.

Mario sendiri juga tidak tahu kenapa kepalanya tiba-tiba terasa pusing dan mual ketika ia baru saja masuk mobil ketika hendak ke kantor, entah lah mungkin efek ia makan terlalu banyak pagi ini.

"Apa Tuan ingin kita kembali ke mansion? Kantor biar saya yang mengurus dan membatalkan rapat dengan Anggara Group" saran Louis. Ia sudah cukup hafal dengan Mario. Selama ia mengenal Mario, Louis jarang sekali melihat Mario mengeluh, dan jika sudah seperti ini, Tuan-nya memang sedang dalam keadaan tidak baik.

"Tidak perlu, lagi pula nanti sebelum jam makan siang aku harus kembali ke rumah" jawab Mario yang kini memejamkan mata.

"Matikan AC-nya Lou" lirih Mario dan dengan segera Louis mematuhinya.

Louis memperlambat laju mobil ketika mereka telah sampai di depan kantor Calvert Corp. Menolehkan kepalanya sekedar untuk melihat kondisi Tuan-nya yang kini masih menyandarkan kepalanya di kursi mobil dengan mata terpejam. Sepertinya Mario memang sedang tidak baik, seharusnya ia tadi mengantarkan Mario kembali pulang agar Mario bisa beristirahat.

Baru saja ketika Lousi hendak menghidupkan mesin mobil membawa Mario kembali ke mansion, Mario terlebih dahulu membuka matanya lalu menegakkan tubuhnya.

"Kita sudah sampai?" tanya Mario berusaha mengembalikan kesadarannya. Beberapa kali Mario menggelangkan kepalanya saat rasa sakitnya tak juga mereda.

"Sudah Tuan, dan ada baiknya saat ini anda mendengarkan saran saya untuk kembali ke mansion dan beristirahat" Louis kembali bernegosiasi dengan Mario. Namun sesuai dugaannya Mario menggeleng, menolak sarannya.

"Kita sudah sampai di kantor, membuang waktu jika harus kembali ke rumah" Mario memijat pelipisnya saat kepalanya kembali berdenyut.

"Apa saja jadwalku hari ini?" tanya Mario tanpa menatap Louis

"Hanya menandatangani beberapa berkas dan rapat mengenai kantor cabang dengan Anggara Group, Tuan"

Louis berbohong, tentu saja jadwal Mario hari ini sangat padat. Ada beberapa rapat yang harus Mario hadiri sebenarnya, namun Louis tidak berniat memberitahu Mario, agar Tuan-nya segera istirahat setelah menyelesaikan rapat dengan Anggara Group, biarlah sisanya itu menjadi urusannya dan Agni nantinya.

"Hanya itu?" Louis mengangguk mengiyakan.

Mario keluar dari mobil setelah mengetahui jadwalnya hari ini. Untung saja tidak begitu padat sehingga ia bisa langsung pulang sebelum jam makan siang tanpa harus menyuruh Agni untuk mengatur ulang jadwalnya.

Seperti biasa, Mario melangkah begitu tegas melewati loby tanpa menghiraukan sapaan bahkan tatapan kagum dari para karyawan wanita. Sudah hal biasa Mario mendapat tatapan memuja dari para wanita, tidak heran jika Mario dikenal sebagai playboy penghancur wanita, dulu sebelum ia menikah dengan Alyssa. Jangan salahkan Mario, ia tidak pernah sedikit pun menggoda wanita-wanita itu, mereka semua yang mendekatinya, merayunya dan menawarkan tubuhnya untuk di puaskan olehnya.

Mario membuka knop pintu ruang kerjanya, seketika tersenyum saat beberapa minggu yang lalu ada yang berbeda dari ruangannya. Terdapat foto pernikahannya dengan Alyssa yang kini terpajang dengan begitu rapi di bagian kanan dinding ruangannya. Ia yakin semua pria akan bergitu iri padanya saat mengetahui ia berhasil mendapatkan Alyssa, wanita dengan segala pesona yang begitu memikat. Ia ingin sekali berteriak saat ia berhasil memasangkan cincin di jari manis Alyssa. Alyssa miliknya, hanya miliknya, tidak akan pernah ia bagi dengan siapapun dan tak akan pernah ia lepaskan.

Rasa possesif selalu menyelubungi hati Mario saat mengingat Alyssa. Entahlah, wanita keras kepala itu sudah berhasil mengambil alih fungsi tubuhnya. Ia akan menjadi Mario yang tak bisa mengendalikan diri saat bersama Alyssa.

Mario menghempaskan tubuhnya di kursi kejayaannya dan menyandarkan tubuhnya disana. Lagi, rasa sakit di kepalanya itu kembali datang bersamaan dengan perutnya yang kini terasa bergejolak memaksanya untuk mengelurkan isi perutnya.

Aishhh, yang pasti tubuhnya terasa tidak enak hari ini.

***

Hallo, aku datang lagi 😁

Aku akan selalu mengucapkan terimakasih buat kalian yang bersedia baca cerita aku.

Aku tunggu vote sama review nya yaaa 💕💕💕

Gift nya juga boleh 🤣🤣

Hahahah, becanda 😁😁

Sampai jumpa besok di part selanjutnya 💕💕

Big Luvvvvv 💕💕


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C46
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous