Written by : Siska Friestiani
LoCC © 2014
Re-publish Web Novel : 16 Oktober 2020
💕 Siskahaling
1 bulan kemudian
Alyssa mematut dirinya di depan cermin. Menatap pantulan tubuhnya yang terlihat begitu anggun disana. Gaun pengantin brokat model Strapless berwarna putih gading terlihat begitu pas melekat di tubuhnya. Rambutnya yang kini sudah di gulung rapi oleh Bella sang penata rambut yang hampir seluruh dunia mengenal siapa wanita itu. Dan jangan lupakan make-up yang ikut menyempurnakan penampilannya hari ini.
Sebentar lagi, dalam hitungan jam, ia akan menjadi menjadi istri Mario Robert Calvert. Pria tampan dan mapan yang begitu banyak di incar oleh para wanita. Oh ayolah, tidak perlu ia jelaskan lagi bukan siapa Mario Robert Calvert sebenarnya?
Kembali, entah yang ke berapa kalinya Alyssa menghembuskan napas mencoba menenangkan diri. Ia masih tak percaya dengan apa yang terjadi dengan dirinya sebentar lagi. Pikirannya melayang, kembali mengingat kilasan seminggu yang lalu sebelum akhirnya ia berakhir seperti sekarang.
Flashback
Alyssa menatap sebal Louis yang saat ini masih berdiri di hadapannya. Dua jam yang lalu, tepatnya saat ia bersiap akan ke kantor, Louis datang mengantarkan paket padanya yang ternyata dari Mario. Sebuah dress biru tua yang panjangnya hanya sebatas paha yang di berikan oleh Mario pun kini sudah melekat pas di tubuh seksi Alyssa.
Louis terpana sejenak, entah dari mana boss-nya itu tahu secara detail ukuran tubuh Alyssa. Melihat betapa indah gaun itu melekat di tubuh Alyssa seakan-akan memang Mario langsung memesannya khusus untuk Alyssa. Louis kini mengetahui kenapa Tuan-nya itu begitu posesif kepada wanita cantik di hadapannya ini dan jika ia di posisi Mario pun ia akan melakukan hal sama.
Bahkan masih teringat begitu jelas oleh Louis bagaimana ucapan peringatan yang Mario berikan kepadanya.
"Jaga matamu Lou saat kau menjemput wanitaku. Jika aku tau kau menatapnya lebih dari tiga detik, aku akan melobangi kepalamu" Louis saat itu hanya bisa mengangguk. Tak berani tertawa melihat wajah frustasi Mario saat tahu bahwa ada pria lain yang akan menjemput wanitanya.
"Dimana si brengsek itu sekarang?" tanya Alyssa menatap Louis tak suka. Tapi mau bagaimana pun juga ia tahu, Louis hanya melaksanakan perintah pria berengsek itu.
"Tuan sudah menunggu anda, Miss, dan sekarang saya bertugas mengantarkan anda ke tempat, Tuan" jelas Louis sopan. Sementara itu Alyssa hanya mendengus tak suka. Entah apa lagi yang akan di rencanakan pria gila itu.
"Dan Tuan juga berkata, anda sangat cantik hari ini, Miss" ucap Louis lalu terkekeh. Melepas earphone bluetooth yang menempel di telinganya.
💕siskahaling
Alyssa menatap bingung gedung mewah Clavert Corp yang kini terlihat begitu ramai. Banyak para wartawan yang berlalu lalang membawa kamera seakan ingin meliput sebuah berita besar. Tak hanya itu, para karyawan pun kini ikut berlalu-lalang menuju auditorium perusahaan Calvert Corp.
"Apa lagi yang ingin dilakukan pria gila itu" batin Alyssa, namun langkahnya masih terus mengikuti petunjuk yang di berikan oleh Louis.
Menurut Alyssa, kantor saat ini sangatlah ramai. Di tambah dengan adanya para wartawan. Apa lagi tadi Alyssa sempat melihat beberapa karyawannya juga berada di sini. Hahhh, entahlah, Alyssa terlalu jenius untuk memikirkan ini semua. Toh, biarkan saja apa yang mau Mario lakukan saat ini.
"Tuan sudah menunggu anda di dalam, Miss" ucap Louis menyuruh Alyssa agar segera masuk.
Dan segera saja, Alyssa membuka handel pintu dan bersiap memaki sosok yang ada di dalam sana.
💕siskahaling
Mario duduk gelisah di kursi kejayaannya. Dua jam sudah setelah Louis memberikan paketnya kepada Alyssa, sampai saat ini belum ada kabar dari Louis kalau Alyssa akan keluar dari kamarnnya. Apa yang di lakukan wanita cantiknya itu sampai membutuhkan waktu dua jam hanya untuk mengganti pakaian.
"Alyssa belum juga keluar, Lou?" tanya Mario tak sabar. Jemarinya mengetuk-ngetuk meja kerja sebagai pelampiasan rasa frustasinya. Sambil sesekali memperbaiki earphone bluetooth di telinganya yang dari tadi menghubungkan dirinya dengan Louis.
"Belum Tuan-" ucapan Louis terpotong beberapa saat.
"Dan sekarang Nona Alyssa sudah keluar dari kamarnya Tuan" ucap Louis dan membuat Mario menegakkan tubuhnya di sandaran kursi. Bagai mendapat suntikan vitamin rasanya saat ia mendengar Alyssa sudah keluar dari kamarnya
Mario memilih diam, mendengarkan suara seksi wanitanya itu ia rasa tidak ada salahnya setelah dua jam tadi ia merasa frustasi.
"Dimana si berengsek itu sekarang?" Mario terkekeh begitu mendengar ucapan pembuka dari Alyssa yang terdengar begitu kesal disana. Dapat Mario bayangkan bagaimana raut wajah cantik itu saat ini. Dan jelas saja Mario juga ingin sekali melumat bibir seksi yang selalu melontarkan kalimat pedas itu.
"Tuan sudah menunggu anda, Miss, dan sekarang saya bertugas mengantarkan anda ke tempat Tuan"
Mario mengangguk mendengar jawaban Louis yang sesuai dengan keinginannya. Pria itu kini memperbaiki posisi duduknya dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya.
"Dan Tuan juga berkata, anda sangat cantik hari ini, Miss"
Mario terlonjak dari duduknya mendengar ucapan Louis untuk wanitanya, berani-beraninya pria berengsek itu menatap wanitanya. Bahkan ia sudah memperingatkan tadi untuk tidak menatap miliknya lebih dari tiga detik.
"Yakkkkk!!! Berengsek kau Louisssss! Jauhkan matamu dari wanitaku berengsek!!" teriak Mario dan hanya di balas kekehan oleh Louis di seberang sana.
💕siskahaling
Mario hanya bisa diam ketika pintu ruang kerjanya terbuka. Begitu terpesona pada sosok cantik yang saat ini berjalan mendekat kearahnya. Matanya bahkan tak berkedip menatap satu titik objek yang langsung menghilangkan fungsi kinerja otaknya.
Sementara itu, Alyssa melangkah penuh amarah kearah Mario yang kini masih terfokus padanya. Tidak perduli dengan apa yang Mario lihat saat ini. Yang jelas, ia harus memberi pelajaran pada pria berengsek yang sudah menghancurkan rencana ke kantornya.
"Kau- emphh" Mario langsung membungkam bibir Alyssa dengan bibirnya sebelum Alyssa sempat mengeluarkan sumpah serapahnya. Jangan salahkan Mario dalam hal ini. Salahkan saja bibir candunya yang begitu mengundang untuk segera di santap
Alyssa yang masih terkejut mendapat serangan dadakan dari Mario hanya bisa diam, Alyssa membiarkan saja Mario yang kini sedang mengeksplor setiap sudut mulutnya. Ciuman Mario begitu dominan, seakan Mario ingin menegaskan bahwa Alyssa hanya miliknya dan seterusnya akan tetap seperti itu.
Merasa tidak cukup, Mario semakin mendekatkan tubuhnya dengan Alyssa. Tangannya kini melingkar erat di pinggang ramping Alyssa, begitu pun dengan Alyssa yang sudah melingkarkan tangannya di leher Mario.
Merasa mendapat persetujuan dari Alyssa, Mario tersenyum senang dan melanjutkan ekplorasinya di bibir Alyssa namun tak hanya itu, tangan Mario pun kini mulai nakal, mulai menjelajahi tubuh Alyssa yang lainnya.
"I Miss You" lirih Mario dengan dahi keduanya yang kini menyatu. Napas keduanya saling bersahutan, menerpa wajah pasangan masing-masing. Mario terkekeh lalu mengusap bibir Alyssa dengan ibu jarinya.
Lagi-lagi Alyssa hanya bisa diam mendapat perlakuan manis dari Mario. Entah kemana perginya amarah dan sumpah serapah yang sudah ia siapkan untuk Mario, pergi begitu saja tanpa jejak. Dan yang lebih gilanya lagi, entah kenapa Mario terlihat sangat tampan saat ini. Dengan napas yang memburu dan peluh yang mengalir di dahinya menambah nilai plus untuk Mario. Ohhh, god! Ia ingin merasakan bibir itu lagi sekarang!
"Apa aku sudah mengatakan jika kau sangat cantik hari ini?" ucap Mario kembali membuka suara. Jemarinya kini mulai menari di pipi chubby milik Alyssa.
Ya Tuhan, bagaimana mungkin tadi ia membiarkan Louis menjadi yang pertama melihat Alyssa dalam keadaan secantik ini. Jika tidak karena ia harus mempersiapkan kejutan untuk Alyssa hari ini, ia tidak akan membiarkan itu terjadi. Apa lagi di tambah ucapan Louis yang tadi sempat memuji wanitaya.
Berengsekkkk!!! Jangan ingatkan ia tentang hal menjengkelkan itu.
"Sir, semuanya sudah siap" ucap Louis melalui earphone yang masih menempel di telinga Mario. Mario tersenyum sejenak, lalu kembali merapikan rambut dan pakaian Alyssa yang sudah menjadi korban kejahilan tangannya
"Ayo, mereka semua sudah menunggu kita, Hon"
💕siskhaling
Alyssa tidak mengerti saat Mario tiba-tiba saja membawanya ke auditorium gedung yang sudah di sulap menjadi sebuah gedung pesta dengan nuansa putih gading. Bahkan saat ini ruangan ini juga sudah sangat ramai dengan para wartawan dan karyawan Mario juga karyawan diperusahaannya. Lampu bliz kamera yang berlomba-lomba mengambil gambarnya dan gambar Mario pun sedikit menggangu penglihatannya.
"Mario" bisik Alyssa tepat di telinga Mario. Ia harus bertanya sekarang juga jika tidak ingin mati penasaran karena ini semua.
"Baiklah, saya rasa saya tidak perlu lagi berbasa-basi untuk menyampaikan apa tujuan saya mengumpulkan kalian semua disini" ucap Mario membuka suara. Mario pun sengaja tidak mengacuhkan panggilan Alyssa yang sudah pasti meminta penjelasan dari ini semua.
"Wanita cantik disamping saya ini" Mario menghentikan ucapannya. Bibirnya kini mendarat di puncak kepala Alyssa menambah riuh dari para karyawan wanita yang menatap iri Alyssa yang berdiri di samping Tuan Billionaire itu.
"Dia adalah kekasih saya" tambah Mario yang menambah kegaduhan para karyawan dan wartawan di hadapannya. Bliz kamera pun tidak berhenti dan semakin berlomba-lomba mengambil gambar sepasang kekasih itu.
"Dan hari ini, dihadapan kalian semua aku ingin melamarnya. Menjadikannya sebagai wanita terakhir dari pencarianku" jeda sejenak. Namun, para wartawan yang mengambil gambar tidak berhenti sama sekali.
"Alyssa, mau kah kau menjadi istriku? Menemani ku dan menjadikan ku pria yang beruntung karena memiliki ratu dan ibu yang hebat untuk anak-anak ku kelak?"
Alyssa tak bisa menahan rasa haru. Ia tidak pernah menyangka Mario akan melamarnya dengan cara seperti ini. Ok, sebelum ia koma dulu memang Mario sudah melamarnya di hadapan Gina, Manda dan Zeth, bahkan mereka juga sudah berencana menikah. Namun sekarang semuanya terasa berbeda, ini istimewa. Mario, pria yang terkenal tidak suka terikat dengan sebuah hubungan, namun kali ini pria itu sedang melamarnya di depan ribuan orang.
Dengan rasa haru dan bahagia, Alyssa menganggukkan kepalanya. Menerima lamaran Mario. Sementara itu, Mario merasa jantungnya akan meledak karena terlalu bahagia. Dalam hati, Mario sudah takut jika saja tadi Alyssa menolaknya. Namun saat melihat anggukan dari Alyssa semuanya terasa membahagiankan.
Perlahan, Mario meraih tangan Alyssa. Melepas cincin berlian yang terpasang di jari manis Alyssa membuat Alyssa mengerut kening tak mengerti. Cincin ini adalah cincin pertunangan sebelumnya yang hanya di saksikan oleh Gina, Manda dan Zeth. Lalu kenapa Mario melepasnya?
Lalu, Mario kembali menyematkan cincin berlian yang berbeda, yang baru saja Mario ambil dari saku jasnya.
"Aku hanya ingin memulai semuanya dari awal. Meninggalkan semua kesakitan dan memulai kembali dengan kebahagiaan" ucap Mario lalu mengecup sejenak bibir Alyssa yang kembali mengundang suara riuh dari orang-orang yang saat ini sedang menyaksikan keduanya.
"Terima kasih" ucap Alyssa sebelum akhirnya memeluk Mario, memeluk pria itu dengan erat bersamaan dengan tepuk tangan riuh dari para tamu yang sebagian besar adalah karyawan Mario dan Alyssa.
Flashback End
"Kau sudah siap sayang?" Alyssa tersadar dari lamunan panjangnya. ia berbalik dan mendapati Gina yang kini tengah tersenyum hangat padanya.
"Mommy" gumam Alyssa lalu memeluk wanita paruh baya itu erat. Ia selama ini tidak pernah membayangkan hidupnya akan berakhir seperti ini. Menikah dengan seorang pria yang ia cintai. Dulu, ia hanyalah seorang Alyssa yang dingin dan tak tersentuh. Yang memiliki tujuan hidup hanya untuk melanjutkan perusahaan Ferdy dan membahagiankan Mommy-nya.
"Hey, jangan nangis sayang. Bisa-bisa Mario semakin lama menunggumu di altar karena Bella harus kembali memperbaiki riasanmu" Alyssa menganggukkan kepalanya, lalu dengan perlahan menghapus air matanya dan terkekeh ketika baru menyadari dirinya begitu cengeng hari ini.
"Ayo, Mommy antarkan mu ke tempat calon suami mu" Alyssa mengangguk, lalu menerima uluran tangan Gina.
💕siskahaling
Alyssa berjalan mendekati altar bersama Gina di sampingnya. Dengan anggun Alyssa melangkahkan kakinya untuk mendekati Mario. Di atas altar Mario sudah menunggu Alyssa yang kini pria itu terlihat semakin tampan menggunakan jas berwarna hitam. Rambut hitam yang kini di sisir rapi kebelakang. Dan Mario segera meraih tangan Alyssa begitu Gina menyerahkan Alyssa sepenuhnya kepadanya.
Dalam hati Mario begitu memuji kecantikan Alyssa. Alyssa yang mengenakan gaun brokat berwarna putih gading itu tampak seperti dewi dengan rambut yang di sanggul kebelakang. Beberapa anak rambut yang di biarkan terurai.
"Aku mempercayakan putriku padamu Mario. Bahagiakan dia, jaga anak ku seperti kau menjaga dirimu sendiri" Mario mengangguk mantap.
"Aku akan menjaganya bahkan dengan nyawaku sebagai taruhannya Mom, dan kau bisa memegang sumpah ku jika aku akan terus mencintai Alyssa lebih dari pada aku mencintai diriku sendiri" kini giliran Gina yang mengangguk. Ia sepenuhnya percaya kepada Mario dan ia yakin Mario bisa ia percaya untuk menjaga putri semata wayangnya.
Acara pemberkatan pun di mulai. Kini pastor memberkati keduanya, mengikat keduanya dengan ikatan suci pernikahan. Yang akan saling menjaga dan melindungi satu sama lain. Setelah mengucapkan janji pernikahan, kini tiba waktunya bagi Mario untuk mencium pengantinnya.
Perlahan, Mario mendekatkan bibirnya dengan bibir ranum Alyssa. Lalu melumatnya dengan penuh kelembutan dan begitu dalam. Mencicipi manisnya rasa madu pada bibir wanitanya.
Semua tamu bertepuk tangan, sebagai tanda bahwa mereka juga merasa bahagia melihat dua insan yang saat ini telah bersatu pada sebuah ikatan pernikahan.
"Aku sudah tidak sabar Hon, untuk mengurung mu di kamar kita nanti. Membuatmu mendesah nikmat dan meneriakkan namaku" bisik Mario yang seketika membuat Alyssa menunduk malu dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang suaminya.