Written by : Siska Friestiani
LoCC © 2014
Re-publish Web Novel : 16 Oktober 2020
💕Siskahaling
Mario duduk di sofa ruang inap Alyssa dengan tangan terlipat di dada. Hazel-nya pun sedari tadi menatap Alyssa yang kini menunduk dengan mulut mengomel tanpa suara. Mau tak mau membuat Mario gemas. Jika tidak ingat ia harus memberi pelajaran kepada wanitanya ini, Mario mungkin sudah menyambar bibir manis itu untuk ia santap.
'Tenang Boy, setelah kau memberi pelajaran kepada si kecil yang nakal ini, kau bisa menikmatinya nanti' rapal Mario dalam hati.
"Tidak ada yang ingin kau jelaskan pada ku, Alyssa?" tanya Mario membuka suara setelah hampir setengah jam pria itu bungkam.
Alyssa mendengus, habis sudah ia kali ini. Alasan apapun yang ia sampaikan pasti tidak akan pria itu terima.
"Aku salah" ucap Alyssa menunduk sembari memainkan perban infus di punggung tangannya. Memang apa lagi yang bisa ia katakan selain pengakuan salah?
"Hmm, tentu saja kau salah" ucap Mario masih dengan nada datar, mencoba menahan gemas untuk menghampiri gadis itu dan memeluknya erat.
Sial! Bahkan beberapa jam yang lalu ia hampir mati karena saking takutnya.
"Tapi, kau tentu tau jika bukan itu yang ingin aku dengar dari mulut manis mu itu, Alyssa"
Alyssa memejamkan matanya, mencoba memikirkan kata yang tepat untuk ia ucapkan. Habis sudah jika ia salah bicara.
"Aku hanya ingin menyelesaikan masalah dengan perusahaan Pratama. Bagaimana pun Clovist juga sedang bekerja sama dengan perusahaan itu" ucap Alyssa menjelaskan.
"Lagi pula, akhhh..."
Mario terkesiap mendengar ringisan Alyssa. Secepat Mario berdiri secepat itu pula Mario menghampiri Alyssa yang sedang meniup punggung tangannya yang berdarah.
"Bodoh" tukas Mario lalu meraih penggung tangan Alyssa lalu mengecek infus di tangan Alyssa.
"Kau pikir apa yang kau lakukan dengan memainkan infus mu, huh?" ucap Mario kesal. Kenapa serampangan sekali wanitanya ini.
Mario mengganti plaster yang sudah terbuka karena ulah Alyssa dengan yang baru. Untung saja infusnya masih terpasang dengan benar, hanya plasternya saja yang terbuka.
"Apakah masih sakit?" tanya Mario sembari meniup punggung tangan Alyssa yang terinfus, membuat semburat merah di pipi Alyssa.
"Tidak, sudah tidak sakit" jawab Alyssa menatap saja Mario yang masih meniup punggung tangannya.
"Kenapa kau serampangan sekali, huh?" tanya Mario menatap Alyssa kesal. Lalu mendengus "Bahkan baru beberapa jam lalu kau membuatku hampir mati ketakutan" ucap Mario, Alyssa memilih diam.
"Jangan ulangi lagi sayang, jangan ulangi lagi membuat ku ketakutan setengah mati" ucap Mario lalu meraup Alyssa ke dalam pelukannya.
"Hmm" dehem Alyssa sebagai jawaban, matanya terpejam menikmati pelukan hangat yang Mario berikan.
"Untuk Pratama, kau tidak perlu khawatir, Louis akan membereskannya" tambah Mario setelahnya.
"Aku lapar" adu Alyssa dengan suara yang terdengar begitu menggemaskan di telinga Mario.
Mario terkekeh, lalu melepaskan pelukannya "Apa yang ingin kau makan?"
"Aku ingin masakan Mommy" jawab Alyssa, Mario mengangguk mengerti namun tangannya dengan terampil merapikan rambut Alyssa yang berantakan.
"Kau ingin memintanya langsung kepada Mommy?" tanya Mario menyerahkan ponselnya kepada Alyssa. Wanita itu menggeleng menolak.
"Kau saja, aku sudah lelah karena kebanyakan bicara" tolak Alyssa menyandarkan kepalanya di dada Mario.
Mario terkekeh gemas, mengusap kepala Alyssa dengan tangan kirinya.
"Hallo, Mom" panggil Mario ketika panggilan terhubung.
"Hallo Mario, ada apa? Apa terjadi sesuatu dengan Alyssa" tanya Gina cemas disana.
Mario tersenyum "Tidak Mom, Alyssa baik-baik saja. Hanya saja saat ini Tuan Puteri sedang ingin makan masakan mu, Apa kau bisa membuatkannya?" tanya Mario lalu mengecup puncak kepala Alyssa. Sedangkan Alyssa tidak bisa menahan senyum di bibirnya. Untung saja saat ini ia bersembunyi di dada pria itu sehingga Mario tidak melihatnya.
"Kebetulan, Mommy dan Manda juga akan ke rumah sakit, Mommy akan sekalian membawakannya nanti" jawab Gina di seberang sana.
"Pergilah bersama Mike Mom, aku akan menyuruhnya untuk menjemput mu dan Mama"
"Baiklah, kalau begitu Mommy akan memasak dulu. Mommy tutup ya teleponnya"
"Iya Mom" jawab Mario dan sambungan terputus.
Mario menunduk, lalu tersenyum ketika melihat Alyssa yang tertidur di pelukannya.
Wanita ini, wanita pertama yang berhasil memikat hatinya, wanita pertama yang nyaris membuatnya gila, wanita pertama yang Mario pikirkan kebahagiannya setelah Manda, dan wanita pertama yang membuat Mario mengerti jika hidup yang semula abu ternyata penuh warna.
"Aku mencintaimu Alyssa" lirih Mario menidurkan Alyssa di ranjang inap, lalu ikut berbaring di sebelah Alyssa, memeluk wanitanya hati-hati agar tidak mengenai infus ditangan wanita itu.
💕Siskahaling
Alyssa sudah bangun sejak lima belas menit yang lalu. Yang pertama kali ia lihat ketika ia membuka mata adalah Mario yang tertidur sambil memeluknya. Alyssa membiarkannya saja. Karena ia tahu, beberapa hari ini, lebih tepatnya selama ia di rumah sakit, Mario bahkan nyaris tidak tidur setiap harinya.
Alyssa mengusap wajah tampan di hadapannya. Mengagumi setiap bagian yang Mario miliki. Nyaris sempurna. Alyssa tidak menapiknya kali ini.
Tatapan Alyssa beralih ke bibir tipis milik Mario. Bibir yang setiap hari mencuri kecupan di bibirnya. Bibir yang selalu mencari kesempatan menyesap setiap bagian tubuhnya. Alyssa terkekeh, anggap saja ia gila karena sekarang, ia malah menginginkannya.
Pintu ruang inap terbuka, Gina dan Manda datang dengan paper bag yang Alyssa sudah tau apa isinya.
"Mario! Bisa-bisanya anak ini....."
"Ssttt" Alyssa memberi isyarat diam ketika Manda ingin membangunkan Mario yang tertidur di ranjang Alyssa.
Puteranya ini, padahal sudah ada ranjang lain di ruangan ini yang di sediakan khusus untuknya. tapi malah mengganggu ranjang milik Alyssa.
"Tidak apa-apa, Ma. Biarkan saja Mario tidur, ia bahkan belum tidur beberapa hari ini" ucap Alyssa sembari tersenyum, Manda mengangguk saja.
Alyssa melepaskan pelukan Mario sepelan mungkin agar pria itu tidak terbangun, mencoba untuk duduk yang langsung di bantu oleh Manda, Gina menyusun makanan untuk Alyssa yang ia bawa.
"Bagaimana keadaan mu sayang?" tanya Gina membawa semangkuk sup hangat untuk puterinya, Alyssa menerima sup yang gina berikan.
"Aku baik, Ma" jawab Alyssa lalu menyuap supnya.
Hahhh, sup buatan Mommy-nya memang tidak ada duanya.
"Mama dan Gina sudah me-rescedule semua persiapan pernikahan kalian. Kita bisa lakukan pernikahannya setelah kau sembuh sayang" ucap Manda membuka suara, Alyssa mengangguk.
"Makasih Ma, maaf merepotkan karena aku dan Mario bahkan nggak bisa mengurusnya untuk sekarang.
Manda mengangguk sembari tersenyum "Itu bukan prioritas sekarang, karena sekarang kesembuhan mu adalah yang terpenting, Al" Manda menambahkan.
"Itu benar sayang, jangan pikirkan apapun, kau harus fokus dengan kesembuhan mu dulu sekarang" ucap Gina, dan Alyssa tersenyum sembari menganggukkan kepala.
Hello, terima kasih sudah bersedia membaca tulisan ini. Bahkan sudah 40K View sekarang. Aku benar-benar mengucapkan banyak-banyak terima kasih untuk kalian semua.
Bantu aku untuk kasih review ke cerita ini ya. Terima kasih.