Written by : Siska Friestiani
LoCC © 2014
Re-publish Web Novel : 21 September 2020
💕Siskahaling
"Hon, apa kau mendapat undangan perusahaan Dregas Company?" tanya Mario sambil memperbaiki posisi duduk Alyssa hingga kini Alyssa duduk tepat manghadap dirinya. Keduanya sudah pindah ke sofa ruang TV.
"Bukan urusanmu" jawab Alyssa ketus
"Bukankah akan lebih menyenangkan jika kita pergi bersama?" saran Mario antusias.
"Dan aku rasa itu tidak akan pernah terjadi"
"Oh, ayolah Hon, tidak perlu sejahat ini kepada calon suamimu"
"Berhentilah bersikap menjijikan Mario" Alyssa menatap wajah tampan di hadapannya itu dengan raut tak sukanya.
"Baiklah, aku yang akan memaksamu" ucap Mario dan wajah tampan itu perlahan-lahan semakin mendekat dengan wajah cantik milik Alyssa, membuat Alyssa kelimpungan.
"Kau, apa yang akan kau lakukan?" teriak Alyssa mencoba menjauhkan wajah Mario dari wajahnya.
"Memaksamu" jawab Mario santai dan semakin mendekatkan wajahnya, dan kini matanya menatap bibir seksi milik Alyssa yang entah kenapa selalu menggodanya dalam situasi apapun.
Bullshit! Dasarnya kau memang pria mesum Mario!
"Aku bersumpah akan membunuhmu jika kau berani mendekat" ancam Alyssa namun membuat Mario terkekeh.
"Lakukan saja sayang, aku bahkan rela kau bunuh setelah aku mencicipi tubuh indah mu ini" Alyssa membelalakkan matanya tak percaya setelah mendengar jawaban bodoh dari pria di hadapannya ini. Tubuhnya terus berusaha menjauh dari Mario hingga akhirnya.
"Yakkkkkkkk"
Grepppp
Mario dengan sigap langsung menahan tubuh Alyssa yang hampir jatuh terjerembab dari sofa. Tangan kekar Mario melingkar erat di pinggang Alyssa sedangkan tangan Alyssa bersandar di dada bidang milik Mario. Posisi yang benar-benar menguntungkan untuk pria mesum itu bukan?
Alyssa hanya bisa diam menatap mata hazel yang kini menghipnotis ambernya dan tidak menyadari Mario yang sudah mempertipis jarak.
Seakan memang sudah terhipnotis Alyssa memejamkan matanya membiarkan saja apa yang akan Mario lakukan kepadanya. Entah kenapa otak dan tubuhnya tidak sejalan saat ini. otaknya menyuruh untuk menjauh dan melenyapkan pria mesum ini dari hadapannya, namun reaksi tubuhnya malah menginginkan sentuhan dari pria ini. Hah, ini benar-benar membuatnya gila.
Tak menunggu lama, benda kenyal itu kini sudah menempel lembut di bibir Alyssa. Awalnya hanya sebuah kecupan, namun lama-kelamaan berubah menjadi lumatan. Mario kini tengah melumat bibir atas dan bibir bawah milik Alyssa secara bergantian. Mario menggeram saat Alyssa mulai mengikuti alur permainan mereka dan kini keduanya semakin bergairah saat kedua lidah mereka saling bertautan.
"Ngghhh"
Alyssa mendorong tubuh Mario saat pasokan udara di paru-parunya samakin menipis. Hahhh, apa pria mesum ini berniat membunuhnya. Sedangkan Mario dengan sedikit tidak rela melepaskan pagutan bibir manis milik Alyssa.
"Kau- kau , Gi- gila Ma- rio" ucap Alyssa terengah-engah akibat ciuman mereka. Mario tersenyum lalu mendaratkan dahinya dengan dahi Alyssa.
"Kau menyukainya" pernyataan bukan pertanyaan.
Chuppp
Mario kembali mengecup kilat bibir mungil itu yang kini menjadi benda kesayangannya.
"Berhenti untuk bertingkah seenaknya bodoh" Alyssa berusaha mendorong tubuh Mario menjauh namun hasilnya sama seperti sebelum-sebelumnya. Percuma. Hingga akhirnya Alyssa memilih diam dan tiba-tiba saja Mario mengubah posisi hingga saat ini ia berada di atas pangkuan Mario.
"Bagaimana dengan tawaranku Nyonya Calvert?"
Mario kembali berulah dengan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher milik Alyssa. membuat Alyssa menggeliat tak nyaman.
"Aku tidak memiliki pilihan lain bukan? Kau pasti akan terus memaksaku dan melakukan hal bodoh untuk memaksaku" jawab Alyssa dan kembali membuat Mario terkekeh lucu.
"Kau benar-benar pintar, Honey" puji Mario lalu kembali menecup bibir mungil itu.
"Tunggu!" Alyssa mendorong wajah Mario yang masih tenggelam di ceruk lehernya.
"Kemarin, bagaimana kau bisa masuk ke apartemen ku?" tanya Alyssa ketika hal sepenting itu baru ia sadari.
"Hon, aku sudah melakukan hal sejauh ini padamu kau baru bertanya bagaimana aku bisa masuk?" tanya Mario tak percaya.
"Jawab dulu pertanyaan ku" paksa Alyssa.
"Mike ada di depan apartemen, ia memberi tahukan sandinya padaku" jawab Mario.
"Sudah aku ubah sandinya menjadi tanggal lahir ku. Dan jangan coba beri tahu kepada Mike ataupun pria lainnya" ancam Mario dengan wajah penuh peringatan.
Sedangkan Alyssa, tidak tau lagi harus berekspresi seperti apa setelah mendengar sandi apartemennya di ganti tanpa persetujuannya.
Pria sialan!!
-Siskahaling-
Mario mematut dirinya di cermin memantulkan bayangan tampan yang kini tengah mengenakan setelan kemeja putih polos yang di tutupi dengan tuxedo hitam yang senada dengan celananya. Rambut yang ia tata sederhana namun malah menambah kesan tampan.
Mario menatap saja sosok bayangan dirinya itu, dan siapa pula yang tidak mengenal dirinya. Pemilik Calvert Corp yang menjadi jajaran perusahan terbesar di dunia. Pria manapun pasti iri melihatnya dan sudah di pastikan banyak wanita yang dengan suka rela mau menjadi kekasihnya.
Mengingat soal wanita, Mario tiba-tiba tersenyum mengingat Alyssa satu-satunya wanita yang tidak terpesona dengan dirinya. Ahhh, bukan tidak terpesona, namun belum terpesona. Dan ia pastikan ia akan menjadikan Alyssa miliknya. Ya, hanya miliknya.
Mario terkekeh saat mengingat dirinya begitu menginginkan Alyssa, bahkan ia tidak pernah seperti ini sebelumnya. Dan sekarang hanya seorang Alyssa hidupnya berubah 180 derajat. Ia merasa hidupnya lebih berwarna saat mengenal Alyssa. karena untuk pertama kalinya ia mengejar bukan di kejar. Bukankah itu menarik?
Setelah merasa semuanya cukup, Mario bergegas menjemput wanitanya yang kini tengah menunggu pangeran berkuda putih, dan jelas saja pangeran itu adalah dirinya. Ck, bahkan ia terlihat seperti remaja yang baru saja merasakan cinta.
"Lou, kita berangkat sekarang"
💕Siskahaling
Mario duduk di sofa ruang tamu menunggu Alyssa keluar dari kamarnya.
Sepuluh menit menunggu akhirnya Alyssa turun dengan gaun hitam panjang yang mencapai mata kaki. Namun gaun itu sangat ketat hingga memperlihatkan bentuk tubuh indah millik Alyssa. Bagian lengan yang hanya menggunakan tali spageti memperlihatkan bahu putih mulusnya. Rambut yang sengaja Alyssa gulung dan hanya menyisahkan sulur anak rambut di bagian kanan dan kirinya membuat leher jenjang itu terekpos dengan jelas. Tuhan, wanitanya benar-benar sempurna.
Alyssa sendiri entah kenapa menjadi gugup saat Mario menatapnya dengan tatapan terpesona seperti itu. Oh, come on Alyssa kau bukan gadis remaja lagi yang harus tersipu mendapat tatapan seperti itu dari seorang pria, apa lagi pria playboy seperti Mario.
Namun, semakin mendekat dengan Mario semakin berdetak pula jantungnya. Ingin sekali Alyssa memaki jantungnya saat ini.
Namun, tiba-tiba mata Mario berubah tajam dan rahangnya mengeras.
"Apa tidak ada gaun yang lebih normal, Nona? Aku tidak ingin tubuh wanitaku di nikmati oleh pria lain selain aku"
Alyssa melengos mendengar ucapan Mario. Ya Tuhan, apa ia harus menggunakan daster untuk ke pesta? Kolot sekali pikiran pria satu ini.
"Dan..... Oh My God" Mario memekik saat tangannya mengelus punggung Alyssa.
"Kau bahkan menggunakan pakaian yang kekurangan bahan" protes Mario saat mengetahui gaun Alyssa tidak menutup bagian punggungnya. Hingga membuat siapa saja pasti bergairah melihatnya. Tidak, ia tidak akan membiarkan pria lain menatap wanitanya penuh gairah selain dirinya.
"Ganti!!" perintah Mario tegas
"Oh ayo lah Mario, kita sudah terlambat, dan kita akan semakin terlambat jika aku harus kembali mengganti pakaianku" tolak Alyssa malas
"Kau pikir aku rela membiarkan pria lain melihatmu dengan gaun kekurangan bahan seperti ini?"
"Dan betapa bodohnya kau Mario, bahkan ini adalah modelnya. Dan ini wajar" Alyssa kembali membela diri.
"Aku tidak perduli itu model atau tidak, bila perlu aku akan membakar butik yang menjual pakaian kekurangan bahan seperti ini"
"Kau!! Terserah, aku tidak akan mengganti pakaianku. Hanya ada dua pilihan, aku tidak ikut ke pesta denganmu atau aku pergi dengan gaun pilihanku" Mario menjambak rambutnya frustasi menghadapi wanita keras kepalanya ini.
"Baiklah, aku mengalah untuk saat ini" pasrah Mario. Ia akan mencari cara lain untuk mengatasi gaun Alyssa nantinya dari pada harus ke pesta menyebalkan itu tanpa pasangan yang pastinya akan mendapat pertanyaan-pertanyaan yang sama sekali tidak ia inginkan nantinya.