Jantung Castor seakan berhenti berdetak. Suara itu ....
Dia segera berbalik dan melihat sosok perempuan muda yang sudah lama tidak dilihatnya. Kedua matanya langsung melebar. Bibirnya bergetar melihat sosok itu.
"Kau ...."
Namara memiringkan kepalanya. Senyum dingin muncul di wajahnya. "Bagaimana rasanya? Apa sangat menyenangkan membunuh keluarga sendiri?"
Amarah langsung menyerang perasaan Castor. Matanya melotot tajam. Dia menunjuk Namara dengan tangan yang bergetar. "Kau ... apa kau yakin melakukan ini?! Apa kau yakin sudah merencanakan ini?!"
Senyum Namara menjadi semakin lebar. Namun, tak selang lama senyum itu langsung menghilang dan digantikan dengan tatapan yang sangat dingin. Mulutnya yang terkatup rapat akhirnya terbuka.
"Jika iya, lalu apa akan kau lakukan?"
Kedua tangan Castor mengepal erat. Giginya bergemeletuk. "Aku akan membunuhmu!" geramnya dengan keras.