Kedua mata Namara menatap dengan dingin. Seringaian muncul di bibirnya. Dia mulai mengambil anak panah yang ada di punggung. Mari kita membunuh satu buruan malam ini.
Namara mengangkat busurnya. Dengan bersembunyi di balik pohon, dia mulai membidik pria yang tidak diketahui identitasnya. Ini saat yang bagus untuk menguji kinerja anak panah itu pada manusia.
"Jangan bermimpi, Perth! Aku tidak akan pernah sudi pergi denganmu!" geram Hionthea. Dia berusaha berdiri meskipun beberapa luka sayatan di kaki membuatnya sedikit kesulitan.
"Keras kepala! Bukankah Castor hanya ingin menggunakanmu untuk menekan Nores? Jika Nores tidak memberontak maka kau tidak akan mati!"
Hionthea mendengkus. "Siapa yang akan percaya kata-katamu? Nores mengetahui segala hal busuk yang pernah Castor lakukan. Kau pikir Castor akan mau memelihara bom waktu di sisinya?!"