Namara kembali menutup jendela dan melihat bunga Gardenia yang ada di sisi jendela. Tangannya terulur mengambil bunga itu lalu mendekatkannya ke hidung. Aroma wangi yang menyegarkan langsung merasuki hidungnya.
Bunga itu selain cantik juga memiliki aroma yang wangi. Ketika memikirkannya ... bisakah dia menjadi setangkai Gardenia?
Tidak bisa. Dia sudah terlalu kotor. Jika harus disamakan dengan bunga, maka dia adalah setangkai mawar. Mungkin dia cantik, tetapi ada banyak hal-hal tidak menyenangkan dalam dirinya.
Namara menekan dadanya. Tiba-tiba rasanya sangat sesak. Bukan sesak karena tidak bisa bernapas, melainkan sesak karena memikirkan bagaimana kuatnya dia terbelenggu oleh dendam.
Kenapa dia harus memikirkan itu sekarang?
Tiba-tiba Namara membanting bunga Gardenia ke sudut ruangan. Benda itu langsung pecah berkeping-keping. Suara pecahannya membelah kelengangan kamar.