Di tengah kegalauan dan keresahan pak Gibran dalam menjalani hari-harinya, ada kebahagiaan yang selama ini Khanza dan keluarganya rindukan.
Setelah mendapat restu dari dua belah pihak keluarga, Khanza selalu melalui hari-harinya dengan kebahagiaan dan senyuman ceria. Akan tetapi, walau demikian di tempat kerja dia tetap bersikap sebagai bawahan layaknya karyawan biasa pada Ricko.
"Selamat pagi," sapa Ricko menghampirinya di apartemen ketika Khanza sudah mengunci pintunya hendak pergi ke tempat kerja.
"Pagi," sambut Khanza acuh hanya menolehnya sesaat.
"Tsk…" Ricko terdengar mendecak sebal.
Khanza pun akhirnya menolehnya, dia menaikkan satu alisnya seakan menyelidik.
"Ada apa?" tanya Khanza cetus.
"Apa begitu menyambut calon suamimu pagi ini?" tanya Ricko kemudian.
"Huh…" Khanza menghela napas panjang sambil memutar kedua bola matanya ke atas.
"Lalu, aku harus seperti apa?" tanya nya kemudian.