Télécharger l’application
29.26% [BL] Hanya 24 Jam Saja / Chapter 12: Semuanya Meninggalkanku

Chapitre 12: Semuanya Meninggalkanku

Saat kami berlima sedang membahas tentang pembagian kerja kelompok yang akan kami lakukan besok di desa Kolowu, tiba-tiba saja ponselku berdering dan sedikit mengganggu konsentrasi yang lain, akupun dengan cepat mencakar dan mengobrak abrik se isi tasku untuk menemukan ponselku.

Yang sialnya, aku tidak menemukan di mana ponselku berada.

Ini membuatku merasa sangat gugup, apa lagi mereka semua sedang menatapku termaksud Zhu Zheng.

An, "Ponselmu di atas meja." ( – _ – )

"Oh ia... Kalian semua lanjutkan saja pembahasannya. Aku akan menerima telpon dulu." Setelah mengucapkan itu, akupun berjalan beberapa meter dari meja taman.

"Halo..."

[Dek, bisa pulang dulu ke rumah hari ini...]

Kakaku menelpon sambil menangis tersedu-sedu. Tangisannya terdengan sangat menyakitkan. Sontak tanpa berpikir panjang akupun bergegas ke meja taman tempat Zhu Zheng dan lainnya berdiskusi.

"Maafkan aku. Aku harus kembali lebih dulu, ada beberapa urusan mendesak yang harus aku lakukan." Ucapku dengan wajah panik.

Akupun berlari meninggalkan taman kampus.

Enam langkah kakiku berlari menjauh dari taman, aku mendengar Zhu Zheng memanggil namaku dan berkata 'apa yang terjadi'. Tapi setelah aku berpikir, sampai napas terakhirku, Zhu Zheng tidak akan pernah menghawatirkanku, apa lagi di depan Anita, gadis yang akan menjadi pasangan hidupnya nanti.

Dan...

Tanpa aku sadari...

Hari ini adalah pertemuan terakhir antara aku dan Zhu Zheng.

Siapa yang tahu takdir seseorang akan seperti apa(?)

Tapi seandainnya saja aku mengetahui jika hari itu, tepat pada tanggal 13 Januari 2017 adalah pertemuan terakhirku dengan Zhu Zheng, mungkin saja aku akan dengan sangat berani berlari ke arahnya dan memeluknya dengan sangat erat serta mengatakan padanya semua isi hati yang telah aku pendam selama ini.

Zhu Zheng jangan mengabaikanku, jangan membenciku, anggaplah aku sebagai orang asing dalam hidupmu, itu jauh lebih baik dari pada kamu membenciku bahkan sampai merasa sangat jijik melihat wajahku.

Sungguh Zhu Zheng, ini terasa sangat menyakitkan dalam hidupku.

Bukan maksudku dengan berani jatuh cinta padamu. Aku juga tahu dunia tempat kita tinggal saat ini tidak dapat menerima cinta sesama jenis seperti ini, dan aku juga tidak ingin keluar dari jalurku, aku juga ingin sepertimu, jatuh cinta pada seorang gadis yang cantik, dan memiliki keluarga kecil suatu hari nanti.

Tuhan... Aku ingin memegang tangan Zhu Zheng dan berjalan sambil tersenyum bahagia bersamannya.

Tolong kabulkan ...

Itu adalah keinginan terakhirku saat bersamannya di pasar Lampion.

...

Cobaan selalu datang bertubi-tubi padaku, bahkan tidak ada satupun dari cobaan yang di berikan Tuhan yang dapat aku selesaikan.

Apakah ini semua karena aku jatuh cinta pada seorang pria(?)

Hanya Tuhanlah yang tahu.

Tepat pada saat aku sampai di depan pintu rumah yang terbuka, dan tepat pada saat itu juga, aku melihat dengan kedua bola mataku ini, kakak perempuanku terjatuh dari lantai dua rumah yang terlihat sangat tinggi.

Jantungku seakan berhenti berdetak, dan kedua telingaku berdenging tidak bisa mendengarkan dengan jelas suara-suara teriakan Ibu dan Ayahku dari lantai dua.

Tas yang berada di bahu kananku kini terjatuh begitu saja memukuli lantai keramik yang terlihat seperti lautan darah.

Aku berjalan langkah demi langkah ke arah kakakku, kedua kakiku sudah terasa seperti jeli yang sewaktu-waktu akan tumbang.

Darah kakaku menyebar kemana-mana, memenuhi lantai keramik berwarna putih.

Tidak sampai di situ saja, adik laki-lakiku yang usianya dua tahun di bawahku juga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara menggantung dirinya sendiri di dalam kamarnya.

Kisah hidup seperti apa yang sedang aku alami saat ini(?) Tolong jelaskan padaku. Aku bingung. Aku merasa hidupku telah di penuhi dengan kegelapan tanpa ada cahaya yang menerangi hidupku.

Cobaan ini terlalu menyakitiku. Aku tidak sanggup lagi. Aku merasa semua telah hilang dari hidupku.

Semuannya tidak ada yang tersisa lagi untuku.

Aku kehilangan Zhu Zheng, aku kehilangan kakak dan adiku, Ayahku pergi meninggalkanku, begitu juga dengan Ibuku.

Aku sendirian sekarang... Aku merasa sangat kesepian, tidak ada lagi orang-orang yang berharga di sampingku, semuanya menghilang, dan menjauh dariku.

Tuhan aku tidak lagi sanggup... Cobaan ini terlalu berlebihan. Aku benar-benar merasa sangat tersiksa.

Seandainnya saja, waktu bisa berputar kembali, aku ingin menghabiskan masa-masa bahagiaku bersama orang-orang yang aku sayang tanpa melakukan sedikit kesalahan.

.....

Selama pemakaman kakak dan adiku, aku hanya terdiam seperti tidak ada lagi jiwa dalam hidupku.

Pikiranku sangat kacau.

Kalau boleh jujur, aku ingin memukul dan menendang Ayahku sampai babak belur.

Ini semua karena dia.

Semua ini salah Ayahku. Andai saja Ayah tidak meminta cerai, mungkin kematian ini tidak akan pernah terjadi dalam hidupku.

Tapi aku tidak mengerti dengan jalan pikiran ibuku. Ibuku selalu saja membelah Ayah di depanku. Itulah yang membuatku merasa bingung.

Perkataan ibuku terbayang-bayang dalam kepalaku sampai sekarang.

Ibuku mengatakan semalam padaku, katanya ini semua salahnya, dan bukan salah Ayahku.

Ibuku mengatakan lagi, 'apa yang kamu lihat, belum tentu apa yang terlihat.'

Itulah kata Ibuku.

Apakah aku harus mempercayainya seperti yang terakhir kali Ibu katakan padaku(?)

Bahwa semua baik-baik saja.

Apa aku harus mempercayainnya lagi(!?) Tentu saja tidak. Aku tidak akan mempercayai kata-kata dari ibuku lagi. Cukup kata terakhir ibuku, 'bahwa semua baik-baik saja'.

Dan buktinnya. Sekarang tidak terlihat baik-baik saja. Semuannya berantakan, karena kata-kata itulah membuat semuanya hilang dariku.

Seratus empat puluh hari telah berlalu.

Ayahku datang dan duduk di sampingku. Ayahku mengelus kepalaku dan berkata 'Ayah akan datang menjengukmu setelah dua bulan. Kuliahlah dengan baik, Ayah akan mengirim uang bulanan setiap bulan untukmu'. Ucap Ayahku, lalu kemudian menarik kopernya meninggalkan rumah yang dulu terlihat ramai dan penuh cinta.

Aku berpikir, manusia siapa yang akan tertarik lagi dengan kuliah jika menghadapi masalah seperti ini(!?) Apa lagi, aku sudah berniat tidak ingin sekampus lagi dengan Zhu Zheng.

Tujuh hari kemudian, ibuku juga meninggalkanku sendirian. Sebelum ibuku pergi meninggalkan rumah, ibuku bilang, jika dia ingin menenangkan pikirannya dulu dan setelah itu kembali lagi ke rumah.

Tapi semuanya bohong.

Ayah dan Ibuku membohongiku.

Mereka semua meninggalkanku sendirian.

Dan itu membuatku merasa sangat kesepian.

Pembohong...

Ayah dan Ibu pembohong...

Selama 8 tahun aku menunggu, mereka berdua tidak datang padaku.

Aku sudah berusaha menghubungi Ayah dan Ibuku, tapi nomor mereka selalu sibuk, dan terkadang panggilanku di matikan.

Sebulan kemudian, aku mencoba kembali. Tapi nomor ponsel Ayah dan Ibuku sudah tidak aktif lagi.

Mereka meninggalkanku sendirian di rumah besar dan dingin sampai membuatku selalu bermimpi buruk. Mimpi dimana Zhu Zheng terlihat semakin menjauh, dan kedua orangtuaku semakin menghilang.

Semenjak kejadian bunuh diri itu, semua asisten rumah tangga memilih memundurkan diri. Dan sampai sekarang aku berdiri di atas tiang jembatan ini, aku sama sekali tidak tahu apa yang menyebabkan kakak dan adiku mengakhiri hidupnya.

Dan samapai sekarang juga, aku masih tidak tahu mengapa Ibuku mengatakan bahwa ini semua salahnya.

Inilah teka teki dunia yang tidak pernah bisa aku pecahkan.

Minggu kemarin, aku tidak sengaja menonton berita di siaran TV X. Tiga wajah yang aku kenali muncul di depanku. Ketiga orang itu sedang melakukan jumpa pers, dan membahas sesuatu yang sama sekali tidak aku pahami. Mungkin membahas masalah bisnis.

Melihat wajah tiga orang itu tersenyum bahagia membuat aku merasa sangat iri dan benci.

Ketiga orang itu adalah Ayahku, Anita, dan Zhu Zheng yang sedang memangku seorang anak perempuan berusia kurang lebih lima tahun.

Aku lupa mengatakan pada kalian semua.

Satu tahun setelah kepergian Ayahku dari rumah. Aku mengetahui dari koran dan saluran berita, jika Ayahku menikah dengan Ibu Zhu Zheng.

Berita pernikahan mereka sangat heboh dan panas pada saat itu. Bukan karena heboh dan panas antara PRTO dan PRTO. Tapi heboh dan panas karena pernikahan antara keluarga konglomerat. Pernikahan pebisnis ternama di negara N yang sukses besar samapai di negara-negara tetangga.

(PRTO : Perusak Rumah Tangga Orang)

Dan aku tidak pernah bisa melupakan masa laluku.

Aku telah terkunci dan terjepak dalam masalaluku yang kelam.

Aku yang selama delapan tahun berharap bisa memegang tangan Zhu Zheng, kini hanya menjadi sebuah angan-angan belakang.

.

"Apa yang bisa aku lakukan, aku kesepian ... Aku merasa sangat kesepian. Semua orang pergi meninggalkanku sendirian." Aku menghapus air mata di kedua pipiku, aku menghembuskan napas dan merentangkan kedua tanganku.

Aku ... Resa.

Memutuskan untuk mengakhiri hidupku di jembatan tertinggi di kota A.

Byuuurrr... (suara air)

"Jika suatu hari, Tuhan memberiku izin untuk terlahir kembali ... Aku ingin terlahir menjadi lawan jenismu, agar kamu bisa menerimaku selalu berada di sisimu."

"Dan suatu saat nanti, dimanapun kamu berada ... Aku berjanji ... Aku akan menemukan kamu kambali."

"Aku juga ingin terlahir di dalam keluarga yang harmonis..."

.

.

.

Bersambung . . .

Selesai pengetikan pada hari–

Minggu, 14 – 06  – 2020. Pukul, 20.18 Wita.

--------------------------

😭😭😭😭

Kisah Aslinya Tamat sampai di sini. Tapi karena kalian meminta Happy Ending dan saya juga bukan tipe orang yang suka cerita Sad Ending. Jadi, saya memutuskan untuk melanjutkan sampai ceritannya berakhir Happy Ending.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C12
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous