"Jangan bergerak," pinta Artha berusaha mengunci Anya yang meronta dan terus mendorong dadanya agar menjauh darinya. Tapi Artha tetap tak bergeming.
"Gue nggak mau Eve atau Oma melihat kita begini," kata Anya dengan suara panik yang lirih.
"Mereka pasti sudah tidur," Artha meyakinkan sambil menempatkan tubuhnya di sisi Anya, sengaja semakin menghimpitnya hingga tubuh Anya terdesak di sandaran sofa. "Kalo lo nggak mau mereka terbangun, ya lo jangan bersuara." Artha menatap sangat dekat wajah Anya dalam remang-remang pencahayaan perapian. Wajah yang terkesan angkuh ketika mereka bertemu lagi yang kini tampak menggemaskan dengan wajah tegang dan paniknya.
"Tha, lepasin gue, pliss..." Anya memohon dengan sangat. Pikirannya sudah melayang liar membayangkan sesuatu yang akan terjadi jika ia tidak mencegahnya.
"Kenapa gue harus lepasin lo? Bukannya ini yang lo mau? Sampai lo menjatuhkan diri lo ke tubuh gue?" tukas Artha dengan nada menggoda.