Awalnya Cara sedikit menegang terkejut saat merasakan bibir kami bersentuhan, tapi lama kelamaan tubuh mungilnya berubah rileks di dalam pelukanku. Bibirnya membalas ciumanku dengan lembut, kali ini aku membiarkannya memimpin ciuman kami sambil menikmatinya perlahan agar tidak cepat berakhir. Salah satu tanganku yang lain berada di punggungnya untuk menahannya, sedangkan tanganku yang satu lagi masih berada di belakang kepalanya.
Ciuman Cara terasa lembut dan basah, nafasnya yang hangat menyapu wajahku. Ia tidak tergesa-gesa sepertiku, ciumannya terasa seperti eksplorasi yang penuh keraguan lalu perlahan berubah menjadi semakin berani. Bibirnya dan bibirku bersatu saling berbagi sensasi dan gairah lembut, sesekali bibirnya mengulum bibirku sebelum lidahku yang tidak sabar membukanya perlahan. Saat lidah kami saling menyapu, aliran listrik melesat cepat ke seluruh tubuhku. Samar-samar aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, apa Cara juga merasakan hal yang sama denganku.
Dasar Alex, udah pake celemek ujung-ujungnya gak bantuin apa-apa~