Télécharger l’application
12.3% CAROLINE / Chapter 31: Chapter 31

Chapitre 31: Chapter 31

Kami tidak berbicara selama sisa perjalanan. Alex hanya berbicara sesekali saat mengangkat telepon yang masuk ke handphonenya, setelah itu kembali terdiam. Saat kami sampai, Alex tidak membawaku ke rumah Mum Dad atau ke apartemennya, Ia membawaku ke rumah besar tempat pack meeting dulu.

Alex memarkirkan jeep milik Jake lalu turun dan membuka pintu mobil untukku, masih tanpa menatapku sama sekali. Beberapa orang berkumpul di depan rumah besar itu, Mum, Dad, Jake, Annelise, Regan, Jenna, Dane, dan beberapa orang lain. Seseorang setengah berlari menghampiri kami... Evelyn Lance.

Aku mengira Ia akan menghampiri Alex, rasa cemburu membuat langkahku melambat, membiarkan Alex berjalan sedikit di depanku. Tapi aku salah, Evelyn tidak menghampirinya, Ia berlari melewatiku dan Alex menuju ke arah mobil Jake. Kali ini langkahku benar-benar berhenti. Kubalikkan badanku saat Ia berhenti di depan jeep itu, wajahnya terlihat panik saat menatap jeep yang kosong. Lalu Ia kembali berlari ke arahku, "Dimana Ia?" suaranya terdengar sangat panik hingga membuat perasaanku sedikit tidak enak.

"Dimana... siapa?" tanyaku dengan sedikit bingung. Kedua mata birunya melebar, membuat ekspresi panik di wajahnya terlihat semakin jelas. Bibirnya sedikit bergetar saat menjawabku, "Dante."

Kami saling menatap, terdiam. Aku terlalu terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan olehnya. Ia mengenal Paman Dante? "Kau... mengenalnya?" kurasakan jantungku berdegup lebih cepat. Evelyn membuka mulutnya untuk menjawabku lalu menutupnya lagi, tatapannya beralih ke belakangku.

Aku hampir bisa merasakan suhu tubuhnya yang lebih hangat dariku saat Ia mendekat di belakangku. Lalu dengan suara sangat rendah dan berbahaya, Alex bertanya padanya, "Siapa yang sedang kau bicarakan, Evelyn?" Aku tidak bisa melihat wajahnya karena aku berdiri membelakangi Alex, tapi aku bisa membayangkan ekspresinya saat ini setelah mendengar suaranya yang mengandung nada ancaman.

Sekarang ekspresi panik di wajah Evelyn bercampur dengan takut, kedua matanya semakin membesar menatap Alex. "Alpha—"

"Siapa Dante?"

Aku hampir bisa mendengar debaran jantungku sendiri saat ini. Alex tidak boleh tahu Dante adalah pamanku, tidak sekarang. Evelyn hanya terdiam, Ia sedikit menundukkan kepalanya, kedua matanya tidak lagi menatap Alex sebagai tanda submisif.

"Evelyn, jawab pertanyaanku." Suaranya kali ini terdengar marah. Kubalikkan badanku menghadapnya, lalu kedua mata Alex yang sebelumnya menatap Evelyn perlahan menatapku. Alex benar-benar terlihat marah.

"Siapa Dante?" tanyanya dengan perlahan padaku, aku bisa merasakan aura dominasi Alphanya yang sangat kuat memancar dari tubuhnya. Tapi aku tidak menundukkan kepalaku dengan sikap submisif seperti Evelyn, aku membalas tatapannya. "Kau tidak pergi sendirian?" Gumamnya masih dengan suara berbahayanya. Ia mengatupkan rahangnya dengan kaku, "Apa Ia yang memberimu ide untuk pergi dariku?"

Lalu kedua matanya yang berkilat marah kembali menatap Evelyn, "Kau mengetahuinya selama ini dan tidak memberitahuku?" suara Alex meninggi, beberapa orang yang sebelumnya berdiri di depan rumah untuk menyambut kami perlahan berjalan ke arah kami. Jake dan Dad berjalan paling depan.

"Kau membahayakan nyawa mateku. Ia hampir mati karena kau tidak memberitahuku!"

Jake dan yang lainnya berhenti beberapa meter di belakang Alex saat Ia berteriak, mereka semua terlihat terkejut. Suara isakan lemah terdengar dari belakangku. Tiba-tiba Alex menarik lenganku, "Aku akan memutuskan nasibmu nanti, Miss Lance." katanya pada Evelyn dengan suara dingin. Memutuskan nasibnya? Alex setengah menarikku berjalan menuju rumah, Ia hanya melirik ke arah Jake dan lainnya sekilas. "Beritahu semuanya, meeting diadakan malam ini. Dan tidak ada yang boleh bertemu mateku." Kata Alex pada Jake dengan suara dingin. Aku tidak mengerti dengan maksud kalimatnya yang terakhir. Kami berjalan ke dalam, meninggalkan semuanya yang berdiri mematung di belakang kami.

Alex, masih setengah menarik lenganku, membawaku ke lantai dua melewati lorong panjang dan deretan pintu. Rumah ini benar-benar besar, mungkin hampir sebesar gedung sekolahku. Bahkan halaman depannya pun hampir sebesar lapangan sekolahku. Ia berhenti di ujung lorong lalu membuka sebuah pintu besar berornamen, aku tidak sempat mengamatinya karena detik berikutnya Ia menarikku masuk ke dalam dan menutup pintunya lagi.

Alex melepaskan tangannya dariku, lalu dengan langkah panjang berjalan menuju meja di depan jendela besar. Ruangan ini benar-benar asing untukku, hampir seluruh perabotnya terlihat... antik dan mewah. Alex menutup tirai beludru berwarna merah di seluruh jendela, membuat ruangan ini menjadi sedikit gelap walaupun beberapa lampu masih menyala.

"Siapa Dante?" tanyanya sambil berbalik menghadapku. Ekspresi dingin menghiasi wajahnya yang sedikit lelah. Alex berjalan beberapa langkah mendekatiku saat aku tidak menjawabnya. "Jika kau tidak memberitahuku maka Miss Lance akan di keluarkan dari pack sore ini. Kau tahu apa yang akan terjadi pada rogue yang tidak memiliki pack, Cara."

"Ini bukan salahnya." Balasku. Alex menarik salah satu sudut mulutnya ke atas membentuk setengah senyuman. Tapi senyumannya tidak terlihat ramah sedikitpun.

"Ini bukan salahnya." Alex mengulangi kata-kataku, Ia melangkah lagi hingga berada di depanku. "Tapi Ia mengetahuinya. Kau punya waktu dua jam untuk memberitahuku siapa Dante, jika tidak aku sendiri yang harus menginterogasi Miss Lance."

Kedua mataku menatap lurus kedepan, menghindari tatapannya. Aku tidak bisa memberitahunya dalam keadaan seperti ini. Tidak sekarang. Jika aku memberitahunya tentang Paman Dante, maka Alex akan mengetahui tentang keluargaku. Dan tentang kakeknya yang membunuh keluargaku.

"Setiap werewolf yang dikeluarkan dari packnya akan menjadi rogue. Rogue tidak memiliki perlindungan dan rumah. Mereka saling membunuh dan diburu. Menjadi rogue sama dengan hukuman mati." Kata Alex dengan suara datarnya yang dingin.

"Hentikan." Gumamku.

"Siapa Dante?" ulang Alex. "Katakan padaku, Cara, aku akan membatalkan hukuman Miss Lance." Jari tangannya menyentuh daguku, memaksaku untuk menatapnya. Akhirnya aku membalas tatapannya, tapi aku tidak menjawab pertanyaannya.

"Brengsek. Cara, katakan padaku! Apa aku harus membunuhnya?" Kedua mata Alex berubah semakin gelap, tapi diantara ekspresi marahnya aku bisa melihat sedikit ekspresi putus asa. Jari-jarinya menyusuri rahangku dengan lembut, sangat kontras dengan nada suaranya yang keras.

"Ia bukan siapa-siapa." Jawabku.

"Ia pergi bersamamu. Kau tidak pergi sendirian."

"Alex... hentikan." Saat ini Ia terlihat sangat marah dan putus asa, aku hampir bisa merasakan perasaannya.

"Katakan padaku." Ia melepaskan sentuhannya dariku. "Apa kau menyukainya, Cara? Kau meninggalkanku karena Dante?" Alex berhenti sejenak, kedua tangannya mengepal erat-erat hingga buku-buku jarinya memutih, "Jadi apa yang kau katakan kemarin hanya omong kosong?"

"Alex, kau salah paham." Aku memandangnya dengan terkejut. "Ia bukan—"

Alex memotong kalimatku dengan ciumannya yang tiba-tiba, salah satu tangannya menangkup belakang leherku, mencegahku untuk menjauh darinya. Bibirnya menyusuri bibirku dengan sedikit memaksa, aku tidak menyukai sikapnya yang seperti ini, kugigit bibirnya keras-keras agar Ia melepaskanku. Dan aku berhasil. Ia menarik kepalanya menjauh dariku, sedikit darah menempel di sudut bibirnya. Tangannya menyeka bibirnya lalu Ia menatap darah di tangannya selama beberapa saat.

"Kau boleh pergi." Gumamnya sambil membalikkan badan. Suara Alex terdengar sedikit aneh saat berbicara.

"Kau tidak ingin mendengar penjelasanku lebih dulu?" tanyaku sambil mengepalkan kedua tanganku dengan marah.

"Aku tidak ingin mendengar penjelasanmu, aku hanya ingin tahu siapa Dante bagimu. Dan sepertinya aku sudah mendapat jawabanku."

Kepalan tanganku sedikit mengedur. Apa yang sedang Ia bicarakan?

"Sore ini akan ada pack meeting untuk mengumumkan status rogue Miss Lance. Kau harus hadir." Tambahnya tanpa menatapku. Aku hanya bisa menatap punggungnya yang tegang dari belakang.

"Alex, kau tidak bisa melakukannya..."

"Tentu saja aku bisa, aku adalah Alpha pack ini. Sekarang pergilah, Caroline. Pergi sebelum aku melukaimu juga."

Seluruh tembok pertahananku runtuh saat aku mendengar kalimat terakhirnya. "Sebelum kau melukaiku juga?" ulangku dengan marah. Ia tidak membalas pertanyaanku atau membalas tatapanku. "Kau ingin tahu siapa Dante, Alex? Kau benar, Ia adalah orang yang memberiku ide untuk kabur." Kedua tangan Alex kembali terkepal di samping tubuhnya.

"Ia yang merencanakan ini semua. Ia tahu aku adalah Leykan. Ia yang melindungiku selama ini!"

Kali ini tubuhnya sedikit bergetar, Ia sedang menahan dirinya untuk tidak berubah ke wujud serigalanya.

"Karena Dante adalah pamanku!"

Alex membalikkan tubuhnya, kedua matanya menatapku dengan pandangan kosong selama beberapa detik.

"Ia yang melindungiku selama ini. Ia yang membawaku lari dari satu tempat ke tempat lain untuk menghindari para werewolf yang memburu kami. Ia yang menitipkanku di panti asuhan, membuatku terlihat seperti manusia. Ia bersumpah atas darahnya sendiri untuk melindungiku. Jika aku mati... maka Ia juga akan mati." Suaraku sedikit bergetar saat berbicara. Alex masih berdiri mematung di tempatnya.

"Ia yang menyelamatkanku saat malam orangtuaku di bantai oleh beberapa Alpha." Sekarang ingatan pembantaian itu kembali dengan jelas di dalam kepalaku. Darah ibuku dan ayahku. Kedua mata Ayahku yang terbuka lebar dan kosong. Jeritan terakhir Ibuku. Aku mengingat semua rasa sakit itu. Paman Dante menghapus ingatan menyakitkan itu sebelum aku masuk ke panti asuhan.

"Aku melihat semua pembunuh orangtuaku." Tambahku dengan pelan. Aku menatap Alex dengan pandangan kosong, "Apa kau tahu siapa aku? Namaku adalah Gabriella Gold."

Kedua bahu Alex yang sebelumnya menegang kini terjatuh, kedua mata coklatnya dipenuhi dengan emosi yang sebelumnya tidak pernah terlihat disana. "Kau... Kau adalah..."

Aku mengangguk pelan. "Aku adalah Leykan terakhir yang seharusnya dibunuh oleh Theodore Brennan. Alpha ke sepuluh pack ini. Kakekmu."

Alex membuka mulutnya sedikit, tapi tidak ada suara yang keluar darinya. Aku belum pernah melihat sesuatu yang sekuat sekaligus serapuh ini. Seorang Alpha yang biasanya paling kuat, saat ini terlihat seakan-akan sedikit sentuhan saja akan menghancurkan dirinya.

"Aku melihatnya masuk ke kamarku, membuka tempat persembunyianku, menarikku ke ruang tengah untuk menyaksikan Ibuku yang akan dipenggal. Sebelum giliranku sendiri." Aku mengingatnya dengan jelas di dalam kepalaku. Namaku dicatat dalam sejarah werewolf sebagai Leykan terakhir yang mati. Nama para eksekutornya juga dicatat, dan salah satunya adalah kakek Alex.

"Kau melihatnya... Selama ini kau melihatnya." Suaranya terdengar serak hingga aku hampir tidak bisa mendengarnya. Alex berlutut beberapa langkah di depanku, kepalanya menunduk menatap karpet tebal di bawahnya. Alex, yang baru saja mengalahkan Alpha Edward beberapa hari lalu, sedang berlutut di depanku. Aku tidak bisa melihat ekspresinya saat ini. "Kau melihat kakekku di dalam diriku."

Kupejamkan kedua mataku, aku tidak bisa mendengar suara tersiksanya lebih lama lagi.

"Cara, aku—maafkan aku—"

Aku berjalan mendekatinya lalu berlutut di depannya. Ia mendongak menatapku, dan aku tidak pernah melihat sepasang mata yang menunjukkan penderitaan seperti kedua matanya. Kutarik nafasku dalam-dalam untuk menahan air mataku, kedua tanganku menangkup wajahnya. "Ini bukan salahmu." Bisikku sebelum melepaskannya.


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C31
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous