Di dalam kamar, Ferdinand masih saja memandangi Clarissa yang masih dalam pengaruh obat tidur. Ia berpikir jika Handoko memberikan dosis yang cukup tinggi untuk menantunya itu. Dengan langkah yang pelan namun pasti, Ferdinand mendekati ranjang di mana Clarissa terbaring. Ingin rasanya ia memeluk perempuan itu.
"Setelah sekian lama tak bertemu, kamu masih saja sangat cantik, Clarissa. Rasanya sudah tidak sabar untuk menyentuh tubuhmu, Pujaan hatiku." Ferdinand berbicara pada dirinya sendiri. Selama ini ia harus menahan kerinduan pada sang menantu. Tak ada sedikit pun kesempatan baginya untuk menyentuh sosok wanita yang sudah membuatnya tergila-gila.
Meskipun Ferdinand sudah tak sabar untuk menyentuh Clarissa, ia tak ingin melakukan perbuatannya dalam keadaan Clarissa tidak sadar. Ia ingin melihat dan juga mendengarkan ekspresi dan juga suara desahan sexy dari mulut wanita itu.