Clarissa disibukkan dengan mengurus semua keperluan Ken. Wanita itu menyiapkan semua barang-barang anaknya dalam sebuah koper. Walaupun melepaskan Ken sangat berat baginya, Clarissa tetap harus merelakannya. Ken juga ingin selalu dekat dengan ayahnya. Dia tak mungkin menghalangi kebahagiaan anaknya sendiri. Wanita itu akan memberikan waktu untuk ayah dan anak itu agar saling mengenal.
"Mommy! Daripada tinggal di sini sendirian, lebih baik Mommy tinggal dengan Uncle saja," ucap Ken tanpa rasa bersalah sedikit pun.
Andrew yang sedang menikmati kopinya, langsung tersedak hingga terbatuk-batuk. Wajahnya menjadi sangat muram, penuh rasa kesal. Dia pun memaksakan sebuah senyuman hangat pada anaknya, lalu menatapnya. "Ken! Bagaimana kamu membiarkan Mommy tinggal dengan Uncle? Bukankah Mommy hanya milik kita berdua?" tanya Andrew dengan nada kesal dan terdengar posesif.