Andrew terus mencari Clarissa di seluruh kota Jogja. Dari rumah yang dikontraknya, sampai ke kampusnya. Namun pihak kampus mengatakan, bahwa Clarissa bahkan tak menghadiri wisuda kelulusannya. Andrew sangat tak percaya dengan apa yang didengarnya. Dia berpikir Clarissa meninggalkan kota itu sudah cukup lama.
Tak ingin berpangku tangan, Andrew langsung mendatangi Randy sepupu Clarissa. Kebetulan Randy sedang mengurus bisnis yang di Solo. Sampai di The Java Hotel Solo, Randy sudah duduk menunggunya di restoran hotel. Randy menyambut kedatangan Andrew dengan tatapan mata yang penuh tanya.
"Apa yang membuatmu ingin menemui ku?" tanya Randy penasaran.
"Apa Kak Randy tahu dimana Clarissa sekarang?" tanya Andrew sedikit takut.
Randy langsung berdiri dan menarik kerah kemeja Andrew. "Apa maksud ucapanmu? Jangan macam-macam dengan adik sepupuku!" seru Randy penuh amarah.
"Maafkan aku Kak. 1 bulan yang lalu aku kecelakaan, dan koma sampai lebih dari sebulan. Saat aku terbangun, Clarissa sudah menghilang. Aku sudah mencari di seluruh Jogja, tapi Clarissa tetap tak ditemukan," jelas Andrew.
Randy pun melepaskan tangannya, amarahnya sedikit menurun. "Bagaimana Clarissa bisa menghilang begitu saja?" tanya Randy.
"Aku juga tidak tahu Kak. Aku sangat bingung kemana harus mencarinya," jawab Andrew.
"Selama ini aku juga selalu menghubunginya, namun tak pernah tersambung. Padahal aku ingin membicarakan perusahaan peninggalan keluarganya," sela Randy.
Setelah Andrew menjelaskan semuanya, Randy mengerti dan dia berjanji akan membantunya mencari Clarissa. Walau bagaimanapun Clarissa masih menjadi sepupu Randy. Andrew pun pamit, setelah pembicaraan mereka berdua selesai.
Sampai di apartemennya, Andrew hanya duduk di atas ranjang sambil memandang foto pernikahannya. Ada rasa kehilangan yang sangat besar. Hatinya terluka ketika Clarissa pergi disaat dirinya terbaring koma. Rasanya begitu sesak di dadanya. Seperti jutaan beton menghantam dirinya, sangat menyakitkan.
Merasa gerah melanda tubuhnya, Andrew berniat untuk mandi. Dia berjalan perlahan, tanpa sengaja Andrew melihat beberapa noda merah di lantai depan pintu kamar mandi. Dilihatnya dengan teliti, "Bukankah ini darah?" gumamnya.
Andrew terlihat syok melihat tetesan darah yang sudah mengering di sekitar kamar mandi. Dia pun langsung menuju ruangan CCTV gedung apartemen.
"Pak tolong perlihatkan CCTV di sekitar unit 703 sebulan yang lalu. Saya harus menyelidiki hilangnya istri saya," pinta Andrew.
"Baik Tuan," jawab petugas jaga ruang CCTV.
Di salah satu video terlihat seorang lelaki menggendong seorang wanita yang tidak sadarkan diri. "Pak tolong zoom bagian ini," kata Andrew.
Terlihat sangat jelas, wanita itu adalah Clarissa yang sedang tidak sadarkan diri. Lalu lelaki itu? Andrew mulai memutar otaknya.
"Bukankah itu Joe, lelaki yang menolong Clarissa sebelumnya?" gumamnya.
Andrew langsung menuju unit apartemen di depan apartemennya. Beberapa kali mengetuk, tak ada jawaban. Kebetulan sekali petugas kebersihan sedang lewat.
"Pak dimana penghuni 707?" tanya Andrew tidak sabar.
"Setahu saya, unit ini kosong sejak 1 bulan yang lalu. Saya hanya bertugas membersihkannya seminggu sekali," jawab petugas itu lalu pergi.
Andrew menjadi semakin bingung, pikirannya terlalu kacau. Wajahnya memucat kelelahan, seharusnya Andrew masih dalam tahap pemulihan pasca koma. Dalam kebingungan yang tak terpecahkan, Andrew menghubungi Reno. Reno adalah sahabat sekaligus detektif kepercayaannya.
Lelah menunggu Reno yang tak kunjung datang, Andrew sampai tertidur di sofa ruang tamu. Hingga suara bel yang terdengar sangat nyaring, berhasil membangunkan Andrew dari tidurnya. Dengan keadaan setengah sadar, Andrew membukakan pintu apartemennya. Reno masuk ke apartemen dan melihat sekelilingnya. "Bukankah ini terlalu berantakan bagi seorang Andrew?" tanya Reno
Suasana ruangan memang terlihat sangat kacau, membuat Reno heran. Biasanya Andrew terkenal bersih dan rapi, tapi keadaan apartemen kali ini membuat Reno harus menggelengkan kepalanya.
"Istriku menghilang!" cetus Andrew.
"Apa! Bagaimana bisa istrimu hilang?" tanya Reno tak percaya.
"Aku sudah mencari dimana pun, tetapi Clarissa tetap saja tak ada. Aku ingin kamu mencari tahu keberadaan Clarissa. Ini video terakhir yang terekam CCTV gedung apartemen." Andrew memperlihatkan video yang sudah disimpannya tadi.
"Sepertinya keadaan istrimu tidak baik-baik saja, ketika lelaki ini membawanya," tutur Reno.
"Lihatlah di depan kamar mandi, ada beberapa noda darah yang sudah mengering di lantai," jelas Andrew.
Reno langsung memeriksa lantai depan kamar mandi. Kemudian dia mulai masuk ke dalam kamar mandi. Dilihatnya seluruh sudut ruangan itu. Reno mulai menduga-duga berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Dia pun keluar lagi, melihat Andrew yang sedikit pucat Reno merasa sangat kasihan.
"Istirahatlah! Bukankah kamu baru sadar dari koma. Apa kamu juga mengenal lelaki di video itu?" tanya Reno.
Andrew menjelaskan siapa Joe dalam video itu. Dia juga mengatakan hubungan apa yang terjalin antara Clarissa dan Joe.
"Jadi namanya Joe. Sepertinya akan sangat sulit untuk menemukannya. Karena yang kamu tahu hanya nama panggilannya saja." Reno pun masih memeriksa sekeliling apartemen itu.
"Istirahatlah tunggu kabar dariku." Reno pamit dan pergi meninggalkan Andrew.
Andrew masih duduk terdiam di sofa ruang tamu. Dia tak bisa membayangkan, apa yang sudah terjadi pada istrinya. Lelaki itu takut hal buruk telah menimpa istrinya. "Mungkinkah Clarissa menjadi korban pembunuhan? Atau penculikan?" tanyanya dalam hati.
Tiba-tiba sakit kepala yang hebat menyerangnya. Dia mencari obatnya kemudian beristirahat.
Pagi harinya, Andrew terbangun dengan kondisi yang lebih baik. Dia pun langsung berangkat ke kantornya. Sampai di ruangannya, Nadine sudah duduk santai di sofa.
"Good Morning Honey ... " ucap Nadine sambil memeluk tubuhnya.
"Apa-apaan kamu!" teriak Andrew.
Andrew terlihat acuh dan duduk di kursinya. Tanpa mempedulikan Nadine lelaki itu langsung memeriksa pekerjaannya.
"Bukankah kamu sedang mencari istrimu yang menghilang saat kamu koma?" tanya Nadine dengan sinis.
Andrew tak menjawab dan terus melanjutkan pekerjaannya. Baginya Nadine tak ada di ruangan itu. Tak berapa lama Nadine mendekatinya, memperlihatkan video berita gosip. Dalam video itu terlihat sangat jelas, Andrew memasuki kamar hotel dengan seorang model wanita.
"Coba kamu pikir, istri mana yang rela melihat suaminya memasuki kamar hotel dengan wanita lain. Apa kamu tahu, gosip itu menyebar tepat di malam kamu kecelakaan. Sayangnya, istri tercintamu pergi sebelum tahu kebenarannya," hasut Nadine.
"Clarissa tak mungkin meninggalkan aku begitu saja," balas Andrew.
Nadine kembali memperlihatkan sebuah foto. Dalam foto itu terlihat Clarissa sedang mengelus kepala seorang lelaki. Mereka terlihat sangat mesra dalam foto, namun sayang wajah lelaki itu tidak terlihat. Karena foto itu di ambil dari arah belakang lelaki itu duduk.
Kecemburuan, sakit hati dan kekecewaan telah melebur jadi satu. Andrew melemparkan semua barang yang ada di mejanya. Amarah Andrew telah membutakan mata hatinya.
Nadine tersenyum senang dengan keberhasilannya memprovokasi Andrew. "Sepertinya kamu sudah masuk jebakanku," ucap Nadine dalam hatinya.
Happy Reading