Télécharger l’application
3% Menikahi Simpanan Ayahku / Chapter 15: Trauma

Chapitre 15: Trauma

Setelah menghabiskan 3 hari di Solo, tiba saatnya Andrew juga Clarissa kembali ke Jogja. Banyak pekerjaan yang sudah menunggunya, banyak juga meeting yang sudah ditundanya. Clarissa terlihat begitu berat meninggalkan kota itu. Banyak hal menyenangkan yang ditemuinya di sana.

Sampai di Jogja, setelah berganti pakaian di apartemen mereka berdua langsung berangkat ke kantor. Clarissa terlihat tidak bersemangat dan lelah.

"Sayang kamu terlihat sangat lelah," ucap Andrew pada istrinya.

"Aku belum rela meninggalkan kota Solo. Terlalu banyak hal menyenangkan yang kita lalui disana," jawab Clarissa.

"Lain kali kita bisa sering-sering ke sana." Andrew mencoba membuat Clarissa senang.

Clarissa tersenyum merasa senang mendengar ucapan Andrew. Terdengar suara ketukan pintu. Tok Tok Tok.

"Masuklah." Suara Andrew sengaja dikeraskan agar terdengar dari luar ruangan.

"Selamat datang kembali Pak Andrew," ucap Nindy sambil meletakkan beberapa file yang sudah dibawanya.

"Ada informasi apa selama aku ke luar kota?" tanya Andrew pada sekretarisnya.

"Meeting untuk proyek Blue Ocean Resort diadakan sore ini dan semua berkas sudah saya siapkan," jelas Nindy

Setelah selesai dengan urusannya, Nindy segera keluar ruangan. Andrew membuka beberapa surat kontrak yang tadi sudah disiapkan oleh Nindy. Clarissa sibuk mengerjakan tugas kuliahnya. Dia pun mendekati istrinya sambil terus membelai lembut wanita yang dicintainya itu.

"Sayang, nanti sore temani meeting untuk proyek resort ya?" Andrew pun mengajak Clarissa untuk menemaninya.

" Baik Mas," jawabnya singkat.

Sepanjang hari saat di kantor, baik Andrew maupun Clarissa sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ketika datang waktu sore, Andrew dan Clarissa membersihkan dirinya sekaligus berganti pakaiannya sebelum mendatangi tempat meeting.

Sampai di meeting room sebuah hotel, Andrew menyuruh Clarissa masuk duluan. Karena meeting sepertinya baru saja dimulai. Di dalam meeting room tersisa hanya 2 kursi yang kosong. Clarissa langsung duduk di kursi yang masih kosong tanpa memperhatikan sekitar. Belum satu menit duduk, Clarissa sudah mendapatkan perlakuan buruk dari orang yang duduk di sampingnya.

"Selamat datang Sayang," ucap pria yang duduk di samping Clarissa sambil memegang tangannya.

Clarissa menoleh dan sangat terkejut ketika melihat orang disampingnya itu.

"Om Ferdinand .... " Clarissa menjadi ketakutan dan seketika wajahnya memucat.

Ferdinand memperkuat genggaman tangannya, Clarissa berusaha melepaskan namun usahanya sia-sia. Untung saja Andrew segera datang dan menyelamatkannya dari perbuatannya tidak sopan Ferdinand. Sekilas Andrew melihat Ayahnya secara paksa menggenggam tangan istrinya. Andrew duduk di antara keduanya.

"Sayang, mengapa wajahmu terlihat pucat?" bisik Andrew di telinga istrinya.

"Aku sangat takut dengan Om Ferdinand," ucap Clarissa dengan bibir yang bergetar.

Andrew langsung mengerti ketakutan yang tersirat di wajah Clarissa. Mungkin saja Clarissa mengalami trauma yang besar atas perlakuan Ferdinand kepadanya.

"Jaga mata dan tangan anda dari Istriku, atau aku tidak akan segan-segan memberimu pelajaran." Andrew berbisik kepada Ferdinand.

Hubungan ayah dan anak itu seolah telah berubah. Andrew sudah tidak lagi membanggakan ayahnya. Ada rasa benci yang sangat mendalam ketika dia tahu Ferdinand telah memperkosa istrinya. Di tambah lagi kelakuan Ferdinand di belakang ibunya terlalu menjijikkan, membuatnya tak pantas lagi disebut ayah.

Andrew tak pernah tahu jika proyek Blue Ocean Resort, juga bekerjasama dengan perusahaan Ferdinand. Karena waktu meeting untuk penandatanganan kontrak, Andrew tidak hadir dan memberikan kuasa kepada Nindy untuk mengurusnya. Nindy juga tak mengatakan jika perusahaan milik ayahnya juga ikut andil dalam proyek itu.

Saat semua acara telah selesai, satu persatu mereka semua telah pergi. Tinggallah 3 orang yang masih berdiri dalam ketegangan.

"Clarissa, apa Andrew juga bisa membuatmu menjerit-jerit dalam nikmatnya bercinta?" Pertanyaan Ferdinand terdengar mengerikan di telinga Clarissa.

"Apa anda masih pantas aku panggil dengan sebutan Ayah, setelah ucapan menjijikkan yang keluar dari mulut mu." Andrew mengucapkannya dengan sangat kasar.

Clarissa menggenggam erat tangan Suaminya yang sedang terbakar dalam kemarahan. Andrew tak ingin Clarissa mendengar ucapan yang lebih dari ini. Di bawanya wanita cantik itu pulang ke apartemennya.

"Maafkan aku Sayang, aku tak tahu kalau Ayahku juga ikut andil dalam proyek itu," ucap Andrew penuh rasa bersalah.

"Mas tidak salah, aku saja yang belum bisa mengontrol ketakutan ku saat kembali bertemu Om Ferdinand," jawab Clarissa.

"Aku tak akan membiarkan siapapun menyakitimu." Andrew pun menarik Clarissa ke dalam pelukannya.

"Terimakasih Mas, aku sangat mencintaimu. Tolong jangan tinggalkan aku." Clarissa begitu terharu dengan momen seperti ini.

Mereka berdua akhirnya tertidur dengan saling memeluk. Clarissa terlihat nyaman tertidur di pelukan Andrew. Biarkan malam menyelimuti dua insan yang saling mencintai ini. Takdir telah menulis pertemuan mereka yang tidak biasa. Namun sekarang, rasa cinta keduanya telah terukir begitu dalam. Biar Tuhan yang menjaga murninya ketulusan cinta yang mereka miliki.

Saat terbangun dari tidurnya, Andrew mendapati istrinya meringkuk di dadanya. Begitu menggemaskan seperti seekor kucing yang mencari kehangatan. Di kecup lah kening wanita yang masih tertidur di dipelukannya. Clarissa merasakan kecupan hangat yang diberikan oleh suaminya.

"Selamat pagi, Suamiku," sapanya dengan senyuman surgawi.

"Pagi Sayang, apakah tidurmu nyenyak?" tanya Andrew.

"Aku sangat nyaman tertidur disini," ucapnya sambil menyentuh dada Andrew.

"Maukah Wanita cantik ini mandi bersamaku?" tanya Andrew dengan nada menggoda.

"Bawa aku bersamamu, Suamiku." Clarissa tersenyum dengan sangat cantik.

Andrew tak membuang waktunya. Di gendongnya Clarissa memasuki bathtub. Andrew mulai melepaskan seluruh kain yang menutupi tubuhnya. Clarissa memandang takjub tubuh atletis milik suaminya. Andrew membantu istrinya melepaskan pakaian yang merusak pemandangan indah yang sangat menggodanya. Mereka berdua berciuman dengan sangat menggairahkan, di bawah siraman air shower yang mengalir. Ciuman itu menuntut untuk melakukan yang lebih membakar gairah. Andrew pun menjelajahi tubuh Clarissa dengan sangat lembut. Posisi Clarissa yang berdiri, dan mengangkat satu kakinya ke atas Bathtub memudahkan Andrew untuk memainkan daerah sensitif Clarissa dengan lidahnya. Clarissa begitu terbakar dengan gairah yang diciptakan oleh suaminya.

Clarissa tak menahan jeritan ataupun erangannya. Setiap sentuhan Andrew telah menjadi candu baginya. Setelah bermain-main dengan seluruh bagian tubuh dari istrinya, Andrew pun dengan lembut membenamkan pusaka miliknya ke dalam lubang kenikmatan Clarissa. Lalu menggerakkannya dengan perlahan. Setelah beberapa menit tenggelam dalam permainan panasnya, Andrew mempercepat gerakannya. Dan akhirnya kedua tubuh itu bergetar hebat merasakan kenikmatan yang luar biasa.

Setelah membersihkan seluruh tubuhnya dan juga istrinya, Andrew mengangkat Clarissa ke atas ranjang. Permainan pun berlanjut sampai beberapa kali. Hingga mereka berdua melupakan pekerjaan di kantornya. Justru semakin tenggelam dalam kenikmatan yang telah diciptakannya sendiri. Tak ada yang mampu menolak ajakan percintaan dengan orang yang dicintainya. Andrew tersenyum puas menatap Clarissa.

"Istirahatlah, Sayang. Biar Suamimu ini yang berangkat ke kantor," ucap Andrew.

Sebelum Andrew beranjak dari ranjang, Clarissa menarik tangannya.

"Jangan tinggalkan aku Mas, aku butuh kehangatanmu saat ini juga," ucap Clarissa manja.

Andrew mengurungkan niatnya untuk ke kantor, dia pun menghubungi Nindy agar menghandle pekerjaan kantornya.

"Tumben sekali kamu sangat manja Sayang?" Tanya Andrew sambil mengelus rambutnya.

"Mas Andrew selalu memanjakan ku dan memberikan cinta yang berlimpah. Membuatku semakin lemah dalam cintamu." Clarissa tersenyum menatap suaminya.

Andrew kembali memeluk Clarissa, menutupi 2 tubuh itu dalam satu selimut. Hanya kehangatan dan cinta yang dirasakan pasangan saling cinta itu.

Happy Reading


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C15
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous