Rayhan berjalan menyusuri ditepi danau, dinginnya angin musim gugur menjadikan danau yang biasanya ramai sedikit lebih sepi, tapi Rayhan sama sekali tidak keberaan dengan cuaca dingin yang menyelimuti tubuhnya.
Disaat seperti ini ia sangat merindukan Isabella.
Tawa riangnya dan kecerewetannya yang tidak dapat di hentikan selalu membuatnya melupakan beban hidupnya.
Tapi sekarang ia bahkan tidak tahu dimana keberaan Isabella.
"Aku merindukanmu..." Gumam Rayhan sambil menatap foto Isabella di ponselnya.
Tidak banyak yang ia miliki, ia lebih suka melihat wajah Isabella secara langsung dan menikmati momen indah mereka tanpa mengabadikannya dan sekrang ia tidak dapat mengingat momen apa yang terjadi diantara mereka.