Telah tiba!
Iris menarik napas dalam-dalam dan tidakbisa tidak merasakan gugup di hatinya.
Sejak pagi buta Iris sudah terbangun dari tidurnya, ia mandi dan ditarik ke ruang perawatan kemarin dan dirias di depan meja persegi empat, ada empat pelayan yang bergerak dengan cepat melakukan sesuatu pada wajahnya.
"Apa aku boleh melihat cermin?" tanya Iris dengan mata setengah terpejam, ia tidak tahu apa yang mereka oleskan ke wajahnya dan apa yang mereka lukiskan di sana, ia hanya merasa wajahnya menjadi tebal dari waktu ke waktu.
"Maafkan kami Yang Mulia, tidak boleh." Seorang pelayan yang kini memoles matanya dengan sesuatu berucap dengan lembut. "Anda tidak perlu khawatir, Yang Mulia pasti menyukainya."
"Yah, tapi …." Iris bersuara dengan tertahan, bibirnya sepertinya dioles oleh sesuatu yang dingin, mungkin itu adalah lipstik. "Aku ingin melihat wajahku."
Bagaimana kalau hasilnya jelek?
Akhir-akhir ini saya selalu tersenyum ketika menulis, apalagi chapter ini. Ah, ini membuat saya merasa benar-benar ada di hari pernikahan mereka.