Berry ada di ruang kerjanya ketika dia meminta agar putranya menghadapnya. Ada sesuatu yang harus dia bicarakan kepada Alva tentang segala ambisi yang selalu memenuhi otak lelaki itu. Apapun yang diinginkan tak boleh lepas dari genggagamannya. Itulah yang selalu menjadikan Alva terus saja belajar dan belajar. Sebenarnya itu adalah hal yang cukup baik mengingat Berry dulu juga seperti itu. Hanya saja ada bagian-bagian yang perlu diperbaiki 'sistemnya' agar tidak menjadi orang yang mengerikan. Seperti itulah kira-kira yang sejak tadi menjadi bahan pemikiran yang Cherry dapatkan. Dan dia tak ingin putranya menjadi lelaki yang tidak bisa mengendalikan egoismenya. Sebab dia dilahirkan menjadi orang yang selalu disayangi, kemauannya selalu dituruti, dan seharusnya itu tak boleh sampai di luar rumah.