Beberapa kali, Berry melirik istrinya yang ada di samping kirinya. Tangannya masih sibuk menyetir, sedangkan matanya sesekali menatap depan. Ini benar-benar sudah pukul dua lebih, dan mereka masih berkeliaran di luar sana. Tapi tentu saja itu bukan masalah karena toh mereka diluar berdua dan bersama dengan pasangannya.
"Aku nggak papa." Cherry tahu jika suaminya mencemaskan dirinya dan dia harus mengatakan dan menegaskan kepada sang suaminya jika hatinya masih baik-baik saja. Masalah seperti itu tadi sebenarnya bukan sebuah masalah besar yang harus membuatnya merasakan sedih berkepanjangan. Toh Cherry juga tak mengenal perempuan-perempuan tersebut. Setelah berdebat dengan Cherry, mereka juga tak akan memikirkan kembali apa yang tadi terjadi. Untuk apa Cherry menjadikan itu beban pikiran.