Télécharger l’application
83.33% Ketika Tak Bertemu / Chapter 50: Kalau Aku Membunuhmu, Dia Yang Mendorongku

Chapitre 50: Kalau Aku Membunuhmu, Dia Yang Mendorongku

Éditeur: Wave Literature

Gu Zhishen dan Bai Chang'an akhirnya keluar dari kamar tidur tempat Yun Jianyue dibaringkan..

Sedangkan di dalam kamar, Yun Jianyue kembali berbaring di tempat tidurnya untuk istirahat sejenak. Sekitar setengah jam kemudian, ia bangun untuk membersihkan diri dan mengganti baju olahraga yang dari tadi dikenakannya menjadi formal yang nyaman digunakan di rumah. Ketika ia turun, Zeng Pei sudah menyiapkan sarapan dan di depan Bai Chang'an benar-benar ada sebuah steak.

Yun Jianyue melanjutkan langkahnya menuju tempat duduk yang ada di sebelah Gu Zhishen dan duduk di sana. Sambil melihat sekelilingnya, ia memandangi steak Bai Chang'an dan alisnya pun mengerut, "Pagi-pagi seperti ini kamu sudah makan makanan berminyak seperti ini, apakah kamu merasa tidak membebani pencernaanmu?"

"Membebani?" Bai Chang'an mengangkat alis matanya dan menganggap perkataannya itu terdengar lucu, "Apa kamu tidak pernah menjadi orang yang kelaparan! Aku baru kembali ke rumah tengah malam tadi, belum sempat makan sama sekali. Selain itu aku juga tidak sempat tidur nyenyak dan sudah harus dipanggil ke sini. Kalau aku tidak makan steak yang dimasak Zeng Pei, aku sungguh merasa sangat rugi!"

Kemudian ia memandangi sarapan Yun Jianyue. Gadis ini disiapkan satu gelas soya, telur goreng dan sosis bakar, "Kakak Ipar, apa kamu bisa kenyang dengan makanan sesedikit ini? Kamu tidak usah menghemat uang kakak, meskipun kamu setiap hari makan berkilogram beras, kakak juga mampu menyediakannya! Kalau kamu tidak makan dengan kenyang, nanti malam tentu tidak ada tenaga, kan!"

Kata-katanya belum sempat diselesaikan, sepasang mata elang Gu Zhishen yang menyipit sudah memandangnya dengan tajam. Dengan tidak senang ia berkata, "Makan pun kamu kesulitan menutup mulutmu, ya!"

Bai Chang'an segera menutup mulutnya sebelum kemarahan Gu Zhishen semakin besar padanya. Sambil pura-pura polos, ia mengangkat-angkat pundaknya dan memakan steaknya dengan penuh konsentrasi. Lagi pula ia masih harus kembali ke rumah sakit nanti.

Selesai sarapan, Bai Chang'an tidak menunggu Gu Zhishen mengusirnya. Ia dengan sadar diri segera pergi dari rumahnya.

Setelah sarapan, Gu Zhishen segera siap-siap pergi ke kantornya, Yun Jianyue pun juga mengikutinya.

Siang ini ada rapat yang harus dihadiri Gu Zhishen, ia membiarkan Yun Jianyue istirahat di ruang istirahat yang ada di dalam kantornya. Sambil menginstruksi Cheng Yufei mengambilkannya majalah, laptop, cemilan atau teh dan lain-lain, Gu Zhishen sudah menyadari bahwa istrinya ini bisa bosan saat menunggunya.

Faktanya, kekhawatiran Gu Zhishen tidak diperlukan, Yun Jianyue adalah seseorang yang bisa merasa santai dimanapun. Tidak peduli dimanapun ia berada, jika ada wifi dan telepon seluler, maka dirinya tidak akan merasakan bosan. Ia bisa memainkan game online di telepon selulernya pada waktu yang lama.

Rapat Gu Zhishen berlangsung pada waktu yang lama, Cheng Yufei juga ikut menghadiri rapat itu. Yun Jianyue yang sedikit haus melihat gelasnya sudah kosong, ia pun mengambil gelasnya dan keluar mencari minuman.

Di gedung perusahaan Bolun ini, selain kantor Gu Zhishen, Yun Jianyue masih asing dengan tempat lainnya. Ia bahkan menggunakan waktu yang lama untuk mencarinya ruang pantry kantor. Parahnya, setelah beberapa lama, ia juga belum menemukannya. Ketika ia sedang melihat-lihat, dengan tidak sengaja ia menabrak seseorang.

"Maaf, kamu tidak apa-apa?" Yun Jianyue segera minta maaf kepada orang yang ditabraknya itu.

Ternyata orang yang ditabraknya adalah seorang karyawati mengenakan baju setelan rapi dan sepatu dengan hak sangat tinggi. Dari penampilannya, perempuan ini masih berumur antara 27 atau 28 tahun. Dengan sempurna perempuan itu juga mengenakan riasan yang tebal pada wajahnya. Saat ini sorot matanya kepada Yun Jianyue dipenuhi dengan penghinaan dan merendahkan.

"Kamu ini siapa? Jalan tidak pakai mata, ya?" Suara perempuan itu terdengar sangat tidak senang.

"Aku sudah minta maaf kepadamu tadi." Yun Jianyue mengerutkan alis matanya, ia tidak suka dengan orang yang sombong seperti ini.

"Heh!" Perempuan itu mencibir dan memutar matanya, "Kalau minta maaf itu berguna, aku bisa saja membunuhmu sekarang dan meminta maaf kepada jenazahmu, bagaimana?"

Mata Yun Jianyue yang jernih tiba-tiba membuka lebar. Ia sungguh kesal dengan logika yang dipakai perempuan ini.

Yun Jianyue tidak ingin membuang waktunya dengan perempuan yang tidak masuk akal ini. Dengan tidak peduli, ia pun jalan melewati perempuan itu dan menjauhinya secepat mungkin.

Sayangnya, perempuan itu semakin marah ketika ia melihat Yun Jianyue mengabaikan dirinya. Ia segera menangkap pergelangan tangannya dan dengan marah mengatakan, "Kamu sudah menabrakku, masih mau pergi begitu saja?"

"Hey, lepaskan aku. Aku juga sudah minta maaf tadi..."

Yun Jianyue berusaha melepaskan tangannya dari tangkapan perempuan itu. Ketika kedua orang ini saling melakukan perlawanan, ternyata tenaga perempuan itu lebih kuat dari Yun Jianyue. Alhasil, Yun Jianyue pun terdorong ke dinding belakangnya. 

Dengan perlakuan tersebut, gelas yang ada di tangannya menabrak ke dinding dan pecah. Seketika sebuah serpihan gelas menggores telapak tangan Yun Jianyue, dan darah segar pun segera mengalir keluar.

Perempuan itu melihat telapak tangan Yun Jianyue yang berdarah, ia tertegun dan tidak pernah berpikir mau menyakiti Yun Jianyue.

Yun Jianyue menekan telapak tangannya yang masih berdarah, matanya melihat ke perempuan itu, dan bibirnya menyipit dengan erat.

Perempuan itu tersadar dari ketegunannya dan pura-pura tenang dengan menegakkan punggungnya. Ia mengangkat dagunya dengan tenang dan melihat ke Yun Jianyue, "Kamu sendiri yang tidak sengaja menabrak ke dinding, tidak ada hubungannya denganku!"

Tatapan Yun Jianyue bergeser dari wajahnya yang menjengkelkan itu ke buah dadanya yang besar, kemudian mengatakan, "Dasar perempuan berdada besar tidak berotak!"

Perempuan ini jangan-jangan adalah saudara kandung Lin Yaxin yang hilang sejak kecil?

"Apa kamu bilang?" Wajah perempuan itu sungguh buruk sekarang.

"Otakmu itu rusak, apa telingamu juga tuli? Aku bilang kamu tidak ada otak, hanya memiliki buah dada yang besar!" Pagi ini Yun Jianyue sudah pingsan satu kali, kini lagi-lagi terluka dalam situasi yang tidak jelas. Dalam hatinya pun mulai merasa tidak senang. Awalnya masih mau menahan emosinya untuk tidak marah, namun perempuan ini sungguh menjengkelkan sekali!

Aneh sekali, apa wajahnya terlihat sangat gampang diganggu?

Kenapa semuanya begitu suka mengganggunya!

Hal yang dikatakan kakak ada betulnya juga, orang baik itu suka diganggu orang yang jahat, kedepannya ia harus lebih galak lagi agar tidak ada yang berani mengganggunya lagi!

"Kamu... kamu kurang ajar, beraninya kamu menghinaku! Lihat saja aku akan memberikanmu pelajaran!"

Perempuan itu makin marah hingga seluruh wajahnya memerah. Ia langsung melangkahkan satu langkah kedepan seakan ingin memberikan Yun Jianyue satu tamparan. Namun Yun Jianyue segera menangkap tangan kanan perempuan itu yang telah terangkat ke udara.

Perempuan itu tidak menyangka dengan tindakan Yun Jianyue ini, sambil mengangkat tangan kirinya, ia telah siap memberikan tamparan kepada pipi kanan Yun Jianyue.

Telapak tangan kanan Yun Jianyue telah terluka, kini masih mengalirkan darah dan rasa sakit hingga tidak memiliki tenaga. Ia melihat tangan kiri perempuan itu sudah mengarah ke pipinya tanpa bisa melakukan perlindungan apapun. Yun Jianyue pun hanya bisa menyerah, apa ada jalan lain...?

Namun sebelum telapak tangan perempuan itu sampai ke pipinya, seketika ada satu telapak tangan besar menangkap tangan perempuan itu. Pemilik tangan besar itu melemparkan tangan perempuan itu hingga menggoyahkan keseimbangan tubuhnya. Perempuan itu pun mundur dari depan Yun Jianyue dan jatuh ke serpihan gelas yang ada di lantai. Dengan rasa sakit ini, ia pun meraung kesakitan.

Ya, pemilik tangan itu adalah Gu Zhishen. Gu Zhisen pun jadi tertegun melihat keberadaannya di sini. Selain itu, ia juga melihat telapak tangan Yun Jianyue yang masih berdarah, alis matanya mengencang erat dan memelototi perempuan yang jatuh ke lantai itu. Tatapannya terlihat mengerikan dan membuat orang dapat menggigil kedinginan.

Ketika bibir tipisnya menyipit dengan kuat, tekanan yang menyesakkan menyebar, ia bertanya, "Kamu yang melukainya?"

Mendengar pertanyaan ini, perempuan itu tidak menyangka Yun Jianyue bisa mengenal Presdir Gu. Melihat reaksi Presdir Gu, sepertinya ia sangat memperdulikan Yun Jianyue. Belakang ini punggungnya juga mulai berkeringat dingin, tegang hingga tidak mampu memberikan jawaban.

Sebaliknya, Yun Jianyue juga tidak menyangka dengan kemunculan Gu Zhishen yang secara tiba-tiba ini. Hatinya yang tadi masih panik mulai kembali tenang dan seperti ia tidak perlu takut lagi pada perempuan ini. Ia merasa sangat nyaman.

Cheng Yufei dan segerombolan orang mendekati mereka bertiga dan mengerutkan alis matanya ketika melihat adegan ini, "Presdir Gu."

"Segera berhentikan dia, Bolun selamanya tidak menerimanya lagi!" Gu Zhishen melihat noda darah yang ada di tangan Yun Jianyue. Sebagai seorang suami, matanya semakin suram melihat istrinya diperlakukan seperti ini. Masih merasa tidak cukup dengan hukuman ini, Gu Zhishen juga menambahkannya lagi, "Sebarkan kata-kataku, di kota Harbin siapapun yang berani merekrut perempuan ini maka dinyatakan mau melawan dengan Bolun!"

Cheng Yufei tidak mengherankan keputusannya ini, ia hanya menganggukkan kepalanya dan menjawab baik.

Di sisi lain, perempuan itu sangat kaget dengan hal yang dikatakan Gu Zhishen, ia pun segera menangis habis-habisan.

"Jangan…...Presdir Gu, aku bukan sengaja, dia sendiri yang dengan tidak sengaja melukai tangannya sendiri. Aku tidak ada hubungannya dengan diriku!" Perempuan itu membela dirinya sambil menangis.

Mata Gu Zhishen beralih dari wajah jelek perempuan dengan riasan yang sudah luntur karena menangis itu ke wajah Yun Jianyue yang pucat karena kesakitan. Dengan nada rendah ia bertanya, "Begitukah?"

Gu Zhishen bertanya kepada Yun Jianyue.

Perempuan itu tambah menangis habis-habisan, tatapannya memohon kepada Yun Jianyue.

Pada saat ini, mata semua orang menetap ke Yun Jianyue seorang, kini masa depan perempuan yang menangis di lantai ini bergantung pada jawaban yang dijawabnya.

Setelah hening untuk sesaat, di bawah tatapan Gu Zhishen, Yun Jianyue meremas bibirnya dan berkata dengan jelas, "Dialah yang mendorongku ke dinding, menabrak pecah gelas yang ada di tanganku, makanya tanganku bisa terluka."

Dalam seketika, aura dingin yang dikeluarkan Gu Zhishen menyebar dengan cepat membuat suhu ruangan merendah beberapa derajat.


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C50
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de la traduction
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous