Ye Mei melihat Shen Cheng menunjuk motor listrik yang permukaannya hancur total. Lalu, Shen Cheng menggoyangkan uang di tangannya dan berkata, "Harga motor listrik itu adalah 1.900 Yuan dan saya mengendarainya selama 3 bulan. Kompensasi sebesar 1.300 sudah cukup untuk saya."
Ye Mei menjadi lebih kaget setelah mendengar itu. Sebenarnya ia masih ingin mengatakan sesuatu, tapi Shen Cheng justru tidak memberinya kesempatan untuk bicara. Ye Mei hanya berdiri di tempat dan tidak bergerak. Ia melihat sekilas sosok yang berjalan menjauh, lalu melihat sekilas motor listrik yang ditabraknya sampai hancur total. Setelah itu, barulah ia menghela napas. Ye Mei benar-benar tidak tahu harus menangis atau tertawa. Setelah itu, ia hanya bisa meminta orang untuk menyeret pergi motor listrik yang ditabrak sampai rusak.
Sebenarnya banyak yang tidak tahu bahwa penipu juga punya kepribadian, martabat, dan prinsip. Sama seperti Shen Cheng. Meskipun ia adalah penipu profesional yang mencari nafkah dengan menipu, ia tidak pernah melakukan hal-hal yang benar-benar mencelakai orang lain. Ketika ia sedang menipu orang, ia menggunakan kemampuan seluruh tubuhnya sampai paling maksimal. Namun, di hari-hari biasa, ia juga hanyalah orang biasa. Ia tidak rakus, tidak malas, tidak menunggu datangnya makanan, dan hidup dengan tangannya sendiri.
Seperti kecelakaan mobil tadi, Shen Cheng bisa saja menipu dan mendapat lebih banyak. Namun, ia justru langsung menolak kompensasi itu tanpa memikirkannya. Ia hanya mengambil yang harus diambil dan sisanya pasti tidak akan diambilnya.
———
Setelah Shi Yu menyetujui beberapa dokumen penting di kantornya di Grup Shi Bei, ia menerima sebuah telepon yang melapor padanya, "Tuan, setengah jam yang lalu Nona Shen mengalami kecelakaan mobil. Pengemudinya adalah Nona Ye. Awalnya Nona Ye bersedia memberi kompensasi, tapi Nona Shen tidak mau menerimanya bagaimanapun caranya. Sampai akhirnya, Nona Shen hanya mengambil bagian yang harus diambil."
"Hng," Shi Yu menanggapi dengan singkat dan segera menutup telepon. Lalu, ia menyipitkan matanya yang hitam dan dalam. Tersungging senyum di bibirnya yang tidak dapat dibayangkan oleh orang lain. Shen Cheng, lumayan menarik… pikirnya
Shi Yu harus mengakui bahwa ayah seperti ini pasti memiliki seorang putri seperti itu. Meskipun Shen Zhongming adalah seorang penjudi, tapi sebenarnya ia adalah seorang penjudi yang sangat berprinsip.
———
Saat Zhongming tahu bahwa Shen Cheng mengalami kecelakaan mobil dan tidak mau mengambil kompensasinya, ia segera memutuskan untuk membuat banyak hidangan untuk melayani putrinya. Ia membeli seekor ayam gemuk kembali dan berniat untuk memasak sup ayam untuk Shen Cheng. Namun, setelah berlarian mengitari seluruh halaman belakang, ia masih belum bisa menangkap ayam itu.
Shen Cheng berdiri di dekat jendela dengan ekspresi tidak berdaya sambil menatap seorang pria yang dipermainkan oleh seekor ayam di halaman belakang. Orang lain mungkin paling lama hanya membutuhkan sekitar 1 jam untuk membunuh ayam dan membuat sup. Tetapi, Shen Zhongming itu berbeda. Ia sudah menghabiskan satu jam sendiri hanya untuk menangkap seekor ayam.
Pada akhirnya, Shen Zhongmin berhasil menangkap ayam itu. Namun, saat ia mengambil pisau dan hendak membunuh ayamnya, ia malah memotong perut ayam itu duluan. Shen Cheng benar-benar ingin melarikan diri. Ia sekarang baru tahu bahwa ayahnya si hantu judi ternyata sebodoh ini.
Ayam yang dipotong perutnya itu bukannya mati, namun malah menjadi lebih aktif. Shen Zhongming diam-diam marah melihat itu dan mengiris perut ayam dengan kuat sambil menggerutu, "Aku tidak percaya kalau aku tidak bisa mematikan kamu, ayam gemuk!"
Setelah potongan kedua, ayam itu tidak menunjukkan gejala kematian dan hanya berkokok. Sementara itu, Shen Cheng berdiri di tempat dengan ekspresi dingin. Sebenarnya ia ingin berkata, Benar-benar sudah bodoh sampai ke rumah!
Shen Zhongming membuat keributan hingga beberapa tetangga mendengarnya dan keluar dari rumah masing-masing untuk melihatnya. Pemandangan ini memang cukup lucu. Satu tangan Shen Zhongming memegang pisau dapur, sedangkan tangan yang lain memegang ayam yang setengah mati sambil mempertimbangkan dengan detail bagian mana yang harus mulai dipotong lagi.
Shen Cheng sudah tak tahan lagi. Ia melangkah lebar dan berjalan ke depan, melewati kerumunan para tetangga yang datang mengelilingi Shen Zhongming. Ia tidak mengatakan apa pun dan segera mengambil pisau dapur dari tangan ayahnya. Shen Zhongming melihat putrinya mengambil pisau itu dan langsung bertanya apa yang ingin ia lakukan. Namun, Shen Cheng pasti tidak akan memberikannya kesempatan ini.
Shen Cheng mengangkat tangannya dan dengan sekali potong, ayam yang sekarat itu akhirnya terbunuh oleh pisau.