Télécharger l’application
88.88% Pergi Untuk Kembali / Chapter 8: 8

Chapitre 8: 8

"Jangan lupa kedipkan mata" Daeri membuyarkan lamunan Chandra

"Apa sih" elak Chandra

"Suka ya Chan?" Tanya nyonya Iren,

Chandra hanya tersenyum menanggapi peetanyaan nyonya Iren

"Kenalan sana, jangan cuma dilihatin aja nanti nyesel" goda nyonya Iren

Secara tiba-tiba nyonya Iren memanggil Dyona untuk bergabung dengan Chandra, Daeri dan tuan Alexander.

Merasa terpanggil Dyona menoleh dan menerjapakan mata dengan lucu.

Dyona mengambil posisi duduk disamping Byunara.

Byunara yang menyadari sedari tadi sepupunya kesusahan mencuri pandang ke arah Dyona, karena posisi Byunara berada di tengah-tengah Chandra dan Dyona

Seketika ide usil Byunara muncul, yang semula Byunara menyandarkan punggungnya pada kursi, tiba-tiba dia terduduk dengan tegap, alhasil Chandra dengan jelas melihat Dyona.

Sedangkan Dyonara yang merasa diperhatikan seketika menoleh ke samping ke arah Chandra,

Sedikit terkejut Dyonara seketika duduk dengan tegap mengikuti posisi Byunara.

Byunara yang gemas langsung berbisik ke arah Chandra

"Setidaknya jika ingin melihat wajahnya, kau harus pindah posisi duduk Chan"

Chandra yang merasa kecolongan, segera memalingkan wajahnya.

Byunara pindah posisi duduk disebelah kekasihnya, akhinya tembok pembatas diantara kedua mahluk berbeda jenis kelamin tersebut hilang.

Sedangkan semua sibuk berbicara masing-masing, Chandra memberanikan diri menyapa Dyona

"Hay... Dyona" sapa Chandra

Dyona yang merasa terpanggil menoleh

"O-oh hay..."

"Rumahmu daerah mana Dy?" Ajak bicara Chandra

"House palm Regency" jawab Dyona seadanya

"Kuliah ambil jurusan apa?"

"Sama seperti Byunara"

Seketika Chandra merasa bodoh dan ingin menenggelamkan diri di rawa-rawa, kenapa jadi dia yang salah tingkah, dan pertanyaan macam apa itu, dimana rumahmu, kuliah jurusan apa? Holly Shit!

"Kamu sering main ke rumah Byunara ya Dy?" Tanya Chandra memecah keheningan

"Iya lumayan"

"Kok aku nggak pernah ketemu kamu?"

"Aku jarang main kerumah Byunara malam-malam"

Chandra anya ber oo ria.

Dyona melihat jam tangan yang melingkar di tanganya sudah menunjukan pukul sembilan malam.

"Byuna aku mau pulang ya" Dyona memanggil Byunara,

"Pulang? Biar diantar Byunara dan teman-temannya saja ya" ini bukan Byunara, melainkan nyonya Iren yang bersuara

"Ahh... tidak usah tante, biar paman Kim yang menjemput" tolak Dyona

"Sudahlah nurut saja, lagian aku dan Daeri juga mau keluar kok" timpal Byunara

"Emm.. baiklah, sekarang aja kalau begitu" ajak Dyona

○○○

Setelah berpamitan, Dyona, Byunara, Daeri dan juga Chandra menuju garasi rumah Byunara

Dyona hanya melihat motor ducati terparkir rapi, Dyona hanya menebak, kalau kedua motor itu salah satunya punya Chandra dan Daeri.

Chandra yang menyadari Dyona memakai dress, berlengan pendek, Chandra berinisiatif melepas jaketnya.

Tanpa berkata-kata Chandra menyerahkan jaket yang dipakai kepada Dyona

Dyona yang terlihat bingung menoleh kearah Byunara,

Byunara hanya memberi kode untuk menerima jaket Chandra

"Jaketnya bersih, pakai saja, aku tau kau tidak nyaman karena menggunakan dress" seakan Chandra tau apa yang ada didalam pikiran Dyona

Dyona menaiki motor dengan canggung, masalahnya naik motor seperti ini merasa intim sekali. Dyona hanya bisa pasrah 'tau gini tadi aku pulang bersama paman Kim saja' batin Dyona.

"Mampir dulu yuk, cafe depan boleh nih" ajak Chandra ke Daeri dan Byunara

Byunara menoleh ke arah Dyona

"Gimana?"

Sebenarnya Dyona yang merasa keberatan dan kurang nyaman, tapi karena disini posisi Dyona yang numpang alhasil Dyona meng-iyakan ajakan mampir cafe.

Ternyata cafe yang dimaksdu Chandra mirip seperti cafe out door, bertema garden. Dyona baru tau kalau ada tempat seperti ini.

oh ayolah, kalian tidak lupa kan jika hidup Dyona hanya diseputaran kampus dan rumahnya saja, mana tau dia beebagai macam bentuk cafe diluaran sana.

Dyona duduk, berhadapan dengan Chandra, dan bersebelahan dengan Byunara.

"Mau pesan apa Dy?" Tanya Byunara

"Samain aja"

"Mau pesan makan?" Chandra bertanya ke Byunara dan kemudian menatap ke depan ke arah Dyona

"Boleh,  spaghetti bolognese yang pedas" ujar Byunara

"Aku enggak, nanti sama Byuna saja" tolak Dyona

Chandra dengan santainya mengeluarkan sebatang rokok didepan Dyona,

Dyona yang merasa tidak nyaman menoleh kearah Byunara, seakan tau maksud dari tatapan Dyona, Byunara hanya tertawa meringis didepan Dyona, merutuki polah sepupunya itu.

Bukanya Dyona merasa sok suci dengan membenci orang merokok, hanya saja Dyona mempunyai teleransi buruk dengan asap rokok.

Dengan malas Dyona hanya menutup hidungnya dengan menggunakan tissu

Karena Dyona merasa kesal, dia asal menyendokan spageti dengan sisi yang banyak bubuk cabe nya, seketika Dyona terbatuk-batuk dan wajahnya memerah karena kepedasan, sialnya pesanan minum Dyona belum juga datang.

Chandra melihat kearah Dyona dan menyodorkan minumannya,

Dyona menoleh kearah Chandra,

"Minum saja, tenang, aku belum meminumnya"

Dyona menerima dengan ragu dan langsung meminumnya hingga tandas tak tersisa, merasa lega namun juga merasa konyol dengan kondisinya.

Satu jam telah berlalu, Dyona sudah merasa gelisah dan ingin segera pulang saja,

Menoleh ke arah Byunara dengan tampilan memelas, seperti anak kucing yang kelaparan, uh mana tega Byunara melihat tatapn itu.

"Cabut yuk! Udah malam nih" ajak Byunara ke Daeri dan Chandra

Kendaraan Chandra dan Dyona melaju didepan, sedangkan Daeri dan Byunara hanya mengikuti dibelakang

"Rumahmu yang sebelah mana Dy?"

"Belok kiri, sebelah kiri pagar hitam"

Setelah sampai, Dyona langsung turun dari motor dan menyerahkan jaket ke Chandra,

Dyona berbicara dengan Byunara

"Makasih ya, hati-hati dijalan, bye"

Yang hanya mendapat anggukan dan melihat kendaraan Chandra, Daeri dan Byunara semakin menjauh.

●●●

Byunara yang sedari tadi mengamati Chandra merasa ada yang tidak beres dengannya, sambil menatap ponsel, Chandra senyum-senyum sendiri, 'mengerikan' batin Byunara

Karena Byunara penasaran, Byunara sedikit mengintip ada apa dibalik layar itu yang membuat seorang Chandra Aditama mendadak seperti orang idiot.

"Aaaa... jadi kau mencuri foto Dyona huh?"

Chandra masa bodo dengan apa yang Byunara bicarakan,

Sesekali Chandra menghirup dalam aroma jaket yang ia kenakan

"Bekasnya Dyona, tidak akan aku cuci selama satu bulan" ujar Chandra

Lantas semua orang menoleh menatap Chandra

"Cinta memang bisa membuat orang hilang akal... tck...tck" ujar Byunara

"Kau menyukainya Chan?" Tanya nyonya Iren

"Ya, mungkin, seperti apa Dyona itu?"

"Anak rumahan, jarang keluar malam, anak tunggal dari, sederhana, rendah hati, tidak sombong, suka menolong, rajin menabung dan innocent" jawab Byunara

"Cantik kan"  imbuh nyonya Iren

"Cantik itu mayoritas, tapi Dyona mempunyai aura tersendiri" jawab Chandra sambil tersenyum menerawang

"Tck... pulang saja sana" usir Byunara karena tidak tahan dengan tingkah idiot Chandra yang menjijikan

"Byuna, bagi nomornya Dyona lah"

Minta Chandra kepada Byunara dengan memelas

"Aku akan bertanya dulu pada Dyona, aku tidak akan memberikan nomor dia secara asal kepada orang lain"

"Hei dude, kita sepupu kan... oh ayolah, kau tidak kasihan kepadaku, si tua bangka itu menyesatkan, aku akan dipindahkan dan lagi aku sudah selesai dengan Rose" memelas Chandra

"Yaaakkk... hentikan Chan"

"Penawaran terakhir, Eyeliner chanel"

"Call" jawab Byunara tanpa pikir panjang

"Assa" sambil berlalu, langkah lebar Chandra bersenandung ria 'Dyona Elmaira i got you'

Tuan Alexander yang melihatnya bertanya ke nyonya Iren istrinya,

"Kenapa lagi anak itu, sedikit-dikit murung, sedikit-dikit tertawa sendiri"

"Biasa, anak muda"

Tuan Alexander yang notabennya jarang ikut campur mendadak heran melihat tingkah keponakannya.


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C8
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous