"Ah, Shasha, kapan kau datang?"
"Kakak.... Bagaimana keadaanmu disini?"
Kalika yang datang dari dapur langsung memeluk Alisha dari belakang dengan penuh cinta dan kelembutan.
Alisha sendiri memanjakan dirinya di pelukan Kalika, dan dia bahkan memejamkan matanya ketika menggosokkan wajahnya ke wajah Kalika.
"Dimana gadis kecil Bernie?"
"Namanya Bernice! Kau benar-benar nakal, mengganti nama perempuan menjadi laki-laki." Kalika tidak puas.
Dia melepaskan pelukannya dan akhirnya duduk disamping Alisha.
"Bernice masih tidur...mungkin..."
"Waaaaggghhhhh! Uwaaaaa–"
Teriakan keras dari atas membuat Kalika yang baru duduk sebentar langsung berdiri dan berlari kecil menaiki tangga menuju sumber suara.
Melihat ini, Alisha melembutkan wajahnya.
"Melihat Kalika yang seperti ini, aku memang harus mengakui bahwa dia sekarang sudah menjadi seorang Ibu, kah..."
Tangisan tadi jelas berasal dari Bernice yang sepertinya sudah terbangun.
Nah, jangan tanya kenapa setiap kali bayi bangun tidur mereka akan menangis. Bahkan Lily, Aura, dan bahkan Giselle yang sudah berumur satu tahun lebih masih suka mengerang tidak nyaman ketika bangun tidur.
Samael sendiri yang sedang menata rambut Lily di pangkuannya hanya tersenyum berkata, "Apakah kau iri? Karena itu aku bilang, carilah seorang pria dan menikahlah."
"Diam! Mendengar ini darimu membuatku jijik."
"Hahaha, laki-laki memang seperti ini, Alisha."
Suara laki-laki yang tiba-tiba terdengar membuat keduanya menoleh, dan terlihat sosok Har dengan dua wanita dibelakangnya yang terlihat menggendong masing-masing satu anak.
Har maju dan melakukan High Five dengan Samael sebelum akhirnya dia juga melakukan hal yang sama dengan Lily disana.
"Haha, Lily masih sangat pintar."
"Tentu saja! Lily pasti akan melampaui Papa dan menjadi wanita yang cantik seperti Mama!" kata Lily sambil berdiri, membusungkan dadanya bangga, dan mengangkat kepalanya sambil mendengus.
Semua orang disana tertawa, dan kemudian Samael bertanya: "Seperti biasa, tidak ada tanda atau apa. Apakah kau pencuri, Hah?"
"Oh ayolah, ini sudah ke N kalinya aku masuk tanpa membunyikan bel."
Samael dan Har duduk berdampingan, dan Lily turun untuk mengajak dua anak Har, laki-laki dan perempuan untuk bermain di bawah.
Melihat ini, Samael bertanya: "Hanya mengajak Nene dan Gustov?"
"Jika aku membawa yang lain, rumahmu akan meledak."
"Sialan! Apakah kau menambah lagi tanpa aku sadari?" Samael menampar bagian belakang kepala Har dengan keras.
"Istri" Har disana dengan cibiran berkata, "Itu bagus Samael, pukul lebih keras. Sampai bonyok pun tak masalah! Dia benar-benar diam-diam main dibelakang dan menambah keluarga kami."
Pak! Pak! Pak!
"Stop! Stop! Tidak ada kekerasan! Ahhh, dan Bunchen, apakah ada istri yang menyuruh teman suamimu untuk memukulinya?"
"Ada, itu aku!"
Bundchen, sepertinya adalah nama kasih sayang antara Har dengannya. Dan benar sekali, dia adalah salah satu "istri" Har.
Kenapa disebut "Salah Satu".....Nah, tidak perlu dijelaskan bukan?
Jika dijelaskan, aku takut, batu pun akan retak!
Suara dari ruang tamu itu benar-benar keras dan ceria, sampai akhirnya, beberapa menit kemudian, Kalika turun dengan Bernice di pelukannya, lalu Aura dan Giselle juga turun seolah misi mereka sudah selesai.
Laelia dan Atira juga kembali dari dapur dan bergabung dengan kelompok itu.
"Kalian datang setelah makan siang, jika begini jadinya....aku sebagai Tuan Rumah merasa tidak kompeten."
Har yang melingkarkan lengannya ke leher Samael hanya mendengus: "Bukankah kau memang tidak kompeten sejak awal? Hah!"
"Tsk, aku tidak mau mendengar itu darimu."
"Apa? Aku menghamili....ugh, berapa ya? Enam, atau sepuluh...Baik, Julie, lalu Isran, Oliver, Yunia, Perish, lalu..."
"Sayang~ Bisa kita bicara dulu?" x2
Ketika Har menghitung nama-nama wanitanya, Bundchen dan satu istrinya yang lain langsung datang dengan "senyuman cerah" pada Har.
Har tercengang, dan dia hanya bisa "Haha" ketika dengan patuh berjalan keluar rumah untuk "bicara" dengan mereka.
"...."
"...."
Samael: "Puff...Hahahahahahahaha!"
Ketika suasana awalnya menjadi aneh, Samael akhirnya tidak bisa menahan tawanya pada saat melihat Har yang kempis dibawah tangan istrinya sendiri.
Laelia menepuk dahinya sambil tersenyum pahit, Atira hanya tersenyum biasa, Kalika tidak peduli, dan Alisha membuat wajah jijik yang sama ketika dia menatap Samael.
Adapun pasukan bocah kecuali Bernice dibawah sana...
Nah, mereka lebih peduli dengan permainan mereka.
Ah, apa yang mereka lakukan pada Gustav ?! Bangun Gustav! Kau adalah laki-laki, jangan kalah dengan perempuan!
FIGHT ON!
.....Ah, Ahhh....Gustav kalah, dan Lily masih menang telak.
T-Tunggu! Kenapa kau menginjak punggung Gustav, Lily ?! Dan kenapa kau memasanh pose seolah kau telah mengalahkan Raja Iblis ?!
Samael asik sendiri dengan "pertarungan" hierarki yang terjadi disana. Pasalnya, karena usia mereka hampir sama, tapi karena hanya ada satu laki-laki, sepertinya ada proses "menakutkan" yang terjadi disana...
Ding Dong!~
Ketika dia asik sendiri, bel pintu rumah terdengar, dan kemudian masuk sosok Lucy dengan Chelsea dan Agnes disana.
Sayangnya Nirenga sudah kembali ke negara asalnya karena pertukaran pegawai sudah selesai.
Tapi ketiganya masihlah teman yang berbagi suka duka dengan Samael dan yang lainnya selama ini.
Dengan mengangkat dua bungkusan plastik di tangannya, Lucy menyapa dengan cerah: "Yahoo, aku bawa beberapa cemilan ringan, minuman, dan beberapa permainan kartu~"
Chelsea: "Permisi, ahh, aku melihat Har disana, apa yang terjadi?"
Agnes: "Bos! Kau mengatakan hanya pergi untuk makan siang saja! Tapi kenapa kau tidak kembali ke kantor! Bahkan aku harus membatalkan pertemuan dengan xxx karena ini!"
Dibandingkan dengan Lucy dan Chelsea, Agnes tiba-tiba memborbardir Samael dengan serangkaian kata-kata yang membuat Samael menutup telinganya.
Agnes terus memarahi Samael, sampai akhirnya dia mengambil salah satu cemilan disana dan memasukkannya ke mulut Agnes.
"Nah, sekarang tenang!"
"Kau benar-benar tidak berubah ya..." Lucy hanya menggelengkan kepalanya dan menyerahkan sekaleng bir kepada Samael.
Samael menerimanya dan berkata, "Inilah aku, dan aku bahkan terlalu malas dengan pertemuan itu. Mereka pada dasarnya orang-orang yang kalah dalam perang sebelumnya. Hanya ingin mengais padaku, jangan harap!"
Setelah itu Har juga kembali dengan sedikit wajah....segar?
Kedua bajingan itu saling memandang, dan satu koneksi tercapai sehingga keduanya langsung memberikan jempol pada masing-masing mereka!
Alhasil para wanita disana melempari kedua laki-laki itu dengan berbagai sampah, dan tawa keduanya terdengar sangat bahagia dan ceria....
Samael melihat ini semua dengan lembut, dan dia dalam hati berbicara:
""Sudah hampir tiga tahun aku disini. Siapa sangka aku akan mengalami hal seperti ini. Berkumpul dengan teman, sesuatu yang tidak pernah aku bayangkan di Dunia sana....""