"Who knows how long I've loved you..
You know... I love you still...
Will...I wait a lonely lifetime,
If you want...me to...I will,"
Petikan senar di gitar sebenarnya sangat mudah dilakukan, ditambah dengan sedikit ketukan kaki, Samael yang duduk berhadapan dengan Freya bernyanyi dengan senang.
Freya menutup matanya dan menikmati lagu yang sudah lama tidak dia dengar ini.
I Will (The Beatles) !!!
"For if, I ever saw you...
I didn't catch your name...
But...it never really mattered..
I will always feel the same..."
Setelah lirik dinyanyikan, Samael terdiam dan hanya memberikan isyarat pada Freya untuk menyanyikan lirik selanjutnya.
Sebagai sosok yang tinggal di Inggris selama legenda masih hidup, seharusnya Freya sudah mendengar lagu singkat ini.
Jelas Freya melihat keinginan Samael, dan dia akhirnya bernyanyi dengan nada lagu yang indah:
"Love you forever and forever,
Love you with all my heart....
Love you whenever, we're together...
Love you when we're apart..."
Pandangan Freya dipenuhi dengan cinta saat menyanyikan lirik itu, dan Samael tersenyum sebelum akhirnya melanjutkan bernyanyi bersama wanita yang dia cintai ini.
"And when at last I find you...
Your song will fill the air...
Sing it loud... so I can hear you,
Make it easy to... be near you...
For the things you do endear you to me,
You know I will..."
"I will...."
.
.
.
Gerakan bermain gitar Samael berhenti, dan Freya memberikan tepuk tangan kecil saat dia mengatakan:
"Dua menit yang indah, Yang Mulia benar-benar jenius pada musik dan nyanyian."
Samael menyisir rambut emasnya dan tersenyum, "Ini hanya hal biasa, bagaimana, apakah kau punya request selanjutnya?"
"Mmm...Biarkan aku berpikir sejenak..." Freya memikirkannya sejenak, dan Samael menunggu dengan tenang.
Tapi pada akhirnya, keduanya menghabiskan waktu yang indah bersama selama beberapa saat dibawah tatapan penasaran para pelayan yang melewati lorong di luar.
Kali ini pintu tertutup sepenuhnya, dan karena ruang musik yang ini adalah ruangan teredam, suara musik tidak bocor keluar!
Tapi masih ada yang tahu siapa orang di dalam, dan salah satu sosok yang melihat Samael dan Freya masuk ke ruangan adalah Teresa.
Memikirkan masalah kemarin, dia menghela nafas dan mengelus pelipisnya dengan sedikit rasa sakit.
Dia melangkahkan kakinya lagi sambil berpikir, "Ini adalah dosa."
"Apanya yang dosa?"
"Wah?! A-Ah...Latifa, kau mengejutkanku." Teresa terkejut dengan kemunculan adik perempuannya yang tiba-tiba ini.
Latifa berjalan kedepan, lalu berbalik dengan kedua tangan dibelakangnya sambil membungkuk sedikit kedepan.
"Kakak, apakah itu sebenarnya dosa?"
Teresa melihat sekeliling, lalu menarik Latifa menjauh menuju daerah yang lebih sepi sebelum mengatakan: "Maksudmu hubungan Samael?"
"Yang Mulia dengan Ibunya bukan?" Latifa memikirkannya sebentar dan berkata, "Sejujurnya, aku memang terkejut dengan masalah ini pada awalnya."
"Tapi setelah semalaman aku berpikir, baik Yang Mulia ataupun Ibu Helina, keduanya memang saling mencintai...Apakah itu adalah hal yang salah atau tidak, aku tidak akan berkomentar lebih jauh."
"Latifa, otakmu memang terbuat dari permen kapas!"
"Hah? Tidak sopan Kakak, otakku tidak terbuat dari permen kapas, aku bukan SpongeBob!" Latifa cemberut tidak senang.
Tapi Teresa hanya mengacak-acak rambut adik perempuannya dengan kasar dan berkata, "Hahaha, tapi menurutku kau memang agak mirip SpongeBob."
"Yah, lupakan saja. Nanti malam adalah kejutan sesungguhnya yang akan Yang Mulia berikan bukan?"
"Aku harus berpatroli lagi, dan kuharap kau, adikku...tidak jatuh ke cakar Yang Mulia kami, dia adalah bunga dan kami berdua sekarang adalah lebah yang berada di dalam radius keharuman bunga itu!"
Melihat kepergian Kakak Perempuannya, Latifa memegang kedua ujung gaunnya erat dan berbisik: "Jelas Kakak sendiri yang jatuh, dasar tidak jujur."
———————
Malam hari setelah pesta dansa.
Rombongan Samael melaju menuju daerah panggung berada, dan di dalam mobil itu sekarang, ada Helina, Sophie, Tivania, dan juga Victoria.
Untuk yang lain, mereka ada di mobil yang lain bersama dengan perlindungan Gabriel ataupun Lilith.
Di dalam mobil Samael, Tivania akhirnya tidak bisa menahan rasa penasarannya: "Sayang, sebenarnya, hal apa yang ingin kau tunjukkan kepada kami malam ini?"
Samael yang membaca daftar penampilan di tablet langsung berkata tanpa mengalihkan pandangannya: "Tunggu saja, ini adalah pertunjukkan, jelas ada kaitannya... bagaimana, bisa memikirkannya?"
Tivania cemberut dan bibirnya terlihat bisa menggantung botol saat ini, sementara disampingnya, Sophie menyenggol pinggang Tivania dan mencemooh.
"Apakah menurutmu itu masih kejutan saat Yang Mulia memberitahumu?"
"Apakah ada masalah? Sebenarnya Sophie, kenapa kau selalu menangkapku di beberapa kesempatan?"
Sophie hanya menutupi setengah wajahnya dengan kipas lipat di tangannya, dan Victoria yang ada disana juga melakukan hal yang sama!
Jelas guru dan murid ini telah saling menyatu !!!
Helina menggelengkan kepalanya dan akhirnya dia diam-diam melihat tablet di tangan Samael dan mengernyitkan keningnya saat melihat nama "Ava" disana.
Jika dia tidak salah ingat, ini adalah sosok yang membuat Sophie tidak jadi ke Pesta Dansa pada hari pertama bukan?
Jadi dia bertanya, "Apakah ada peserta yang kau kenal?"
"Yaa....ada Bruno Mars, Katy Perry, dan..." Menggulir screen di tablet, Samael melanjutkan: "Yah, lalu ada Ava, ini sepertinya nama yang familiar bukan?"
"Ava?!"
Sophie terkejut sehingga membuat kipas lipat di wajahnya terbuka menampilkan wajahnya yang terkejut.
"Lihat, ada seseorang yang kenal disana."