Waktu bermain selalu menjadi waktu tercepat bagi semua orang, misalnya waktu tiga jam bermain Finri dengan Samael.
Sekarang, Samael yang telah melepas penyamarannya sedang diam menjadi patung, sementara Freya sedang menarik Finri yang bertahan dengan memegang kedua kakinya!
"Tidak! Aku tidak mau pergi belajar! Freya menakutkan !!!"
"Putri! Ini! Juga demi kebaikanmu nanti! Jadi lepaskan tangan itu dan ikuti saya !!!"
"TIIDAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKK !!!!!!!!!———"
Samael menutupi kedua telinganya agar tidak rusak oleh teriakan Finri ini, dan bahkan kedua gadis kecil lainnya menutupi telinga mereka karena teriakan desibel ini!
Anehnya, Freya bahkan tidak merubah wajahnya, dan itu membuat Samael harus bertepuk tangan atas ketangguhannya!
"Putri! Waktunya belajar! Dan Anda sudah berjanji tadi dibawah saksi keluarga !!!"
"Tidak mau! Tidak mau! Tidak Mau !!!!"
Freya merasa urat nadinya akan pecah sekarang, dan akhirnya dia hanya bisa menatap Samael dan berkata: "Yang Mulia, saya penasaran bagaimana Putri di luar saat bersekolah?"
"Yahh..." Samael menggaruk kepalanya dan tersenyum kecut, "Gadis ini, jika tidak ditipu, tidak akan mau pergi kesekolah."
"Biasanya Ibu yang akan mengantarnya, karena baik aku, Tilina ataupun Ririca, kami hanya bisa menyerah. Itulah Finri keluarga kami!"
"Kakak sudah tahu ini, jadi selamatkan Finri!" memeluk dengan lebih keras dan membuat raut wajah menyedihkan.
Senjata mengerikan yang dimiliki semua gadis kecil!
Sayangnya Samael sedikit kebal dengan ini dan menundukkan kepalanya, "Sayang, jika kau tidak pergi, apa yang ingin kau lakukan?"
"Bermain!"
"Selain itu?"
"Main lagi!"
"....Apakah tidak ada yang lain?"
"Tidak !!!"
Tiga garis hitam muncul di dahi Samael, dan akhirnya dia mengangkat Finri dengan kedua tangannya mengangkat gadis itu di ketiaknya, dan berjalan masuk ke ruangan dimana sudah terlihat tiga guru pribadi kerajaan disana.
Finri meronta-ronta disana, dan bahkan memukul dan menendang Samael!
Tapi kekuatan gadis kecil, apakah itu sakit?
Pada akhirnya, Samael mendudukkan Finri ke kursi belajar, dia berjongkok dan berkata: "Sekarang dengarkan Kakakmu, tidak belajar, tidak ada main!"
"Tidak ada belajar, tidak ada makanan manis!"
"Tapi jika Finri belajar, Kakak akan menghitung satu jam belajar dengan satu hadiah! Dua jam, dua hadiah, tiga jam artinya tiga hadiah, dan jika Finri berhasil belajar dengan baik, Kakakmu akan memberimu satu hadiah super mewah !!!"
"Benarkah?" Finri bertanya dengan air mata di matanya.
Samael mengangguk tenang dan menyakinkan.
Akhirnya Finri mengangguk, dan dia berencana belajar meski dengan wajah super merajuk.
Setelah melihat ini, Samael berjalan hati-hati keluar, lalu menarik Daisy dan Iris sebelum akhirnya dia berbisik dengan serius.
"Apapun yang terjadi, kalian berdua harus membuat Finri betah dalam belajar! Jika kalian berhasil, aku bisa mengabulkan satu permintaan untuk kalian!"
Mata Daisy dan Iris berbinar dengan sangat indah dan langsung mengangguk dengan penuh semangat!
Akhirnya Samael melepaskan keduanya, dan Samael melihat bahwa disana, keduanya berbicara dengan Finri dengan penuh perhatian.
Samael mengelap keringat di dahinya dan berkata, "Gadis kecil ini sangat tangguh!"
"Itu hanya satu Yang Mulia, nanti Anda akan mendapatkan empat yang harus diurus bukan?"
Kata-kata Freya membuat Samael tertawa kecil, "Yahh...Anak kecil, waktu polos yang tidak harus memikirkan apapun kecuali bermain."
Tapi Freya diam-diam menundukkan kepalanya sedikit, sebelum akhirnya dia maju ke sisi pengajar disana meninggalkan Samael sendirian.
Samael sendiri menangkap tangan Freya dan itu membuatnya terkejut, "Yang Mulia?"
"Bukankah sudah kubilang? Aku mencintai kalian semua, sekarang akan kubuktikan...Ikuti aku."
Samael tanpa ragu menyeret Freya, dan disaat Finri ingin melihat kebelakang, Daisy langsung menutup matanya!
Iris dibelakang diam-diam menyemangati, "Semangat Kakak !!!"
...
Mengabaikan ketiga gadis itu, Samael menarik Freya menjauh dari ruangan tadi dan jelas keduanya diperhatikan oleh beberapa orang di lorong.
Bagaimanapun, ini hari terakhir festival, kesibukan jelas terlihat dimana-mana.
Tapi sayangnya, baik Samael ataupun Freya tidak memedulikan masalah ini, dan setelah memasuki ruangan acak di Istana, Samael segera menutup pintunya.
Freya yang melihat situasi sudah aman, segera merusak topeng pelayan sempurna di wajahnya dan langsung memeluk Samael disana.
Pelukan ini sangat erat, dan Samael sendiri hanya tersenyum kecut saat bertanya: "Apa yang terjadi, sangat jarang bagimu untuk bertindak seperti ini?"
"Bukankah ini semua salahmu?"
Freya menatap ke atas dan berkata, "Jadi, apa yang ingin kau berikan padaku?"
"Sebelum itu, lebih baik kau melihat dimana ruangan ini sekarang?"
"Hah?"
Mengikuti kata-kata ini, Freya akhirnya menoleh ke sekitar dan dia tidak sadar bahwa dia sekarang ada di ruangan musik.
Samael melepas pelukannya dan membawa Freya menuju tempat duduk disana, "Aku tidak terlalu pandai memainkan kata-kata manis, mungkin. Tapi aku masih pandai bermain alat musik untuk mengekspresikannya!"
Freya duduk di kursi, dan Samael dengan tenang mengambil gitar acoustic disana.
"Musik, sebegitu cinta kah kau pada hal ini?"
"Hm? Sebelum menjadi pengusaha, aku adalah pecinta musik, apakah ada yang salah?" Samael bertanya dengan santai.
Tentu saja Freya menggelengkan kepalanya, dia tidak sebegitu bodohnya menanyakan lebih lanjut.
Kecintaan Samael pada musik, semua orang sudah tahu itu, dan satu-satunya hal yang ingin dia katakan adalah...
"Sebelum bernyanyi, bisakah kau berjanji padaku beberapa hal?"
".... Sepertinya ini tidaklah mudah, baiklah, katakan." Samael mengangkat bahunya tak berdaya.
Freya mengangkat jarinya dan berkata, "Pertama dan yang paling jelas, aku ingin kita semua baikan, termasuk dengan Kakek dan Nenek."
"Kedua." Jari kedua muncul dan suara Freya terdengar, "Aku ingin memastikan, tidak, aku ingin kau untuk tidak menambah wanita lagi."
"Aku berjanji! Lagipula aku sudah tahu konsekuensinya, dan yang terpenting, kalian sudah cukup untukku."
Freya akhirnya tersenyum dan melonggarkan perjanjian kedua, "Untuk perjanjian kedua aku ubah, jangan tambah wanita lagi, tapi aku yakin kau memiliki hutang cinta pada wanita di luar?"
"Jadi, aku harap kau menyelesaikannya secepat mungkin dan perkenalkan kepada kami semua!"
"Umm..."
Samael memikirkannya sebentar, pada akhirnya dia tersenyum dan mengangguk, "Tentu saja, hanya sedikit hutang cinta yang kuanggap serius, mungkin hanya sekitar 5 hutang cinta?"
"....Lima? Yakin?"
"Mungkin." Samael berdehem beberapa kali dan bertanya, "Lalu apa lagi?"
Freya akhirnya menunjukkan senyuman yang indah, membuka kedua tangannya kedepan dan memiringkan kepalanya saat mengatakan:
"Aku harap kau akan terus mencintaiku dan tidak pergi dariku lagi."
"I Will (The Beatles) !!!"