"Saat aku masuk, dan aku langsung disambut oleh suasana yang seperti ini? Ada apa dengan kalian semua?"
Samael yang masuk ke ruangan setelah berganti ke pakaian formal yang lebih mudah untuk digerakkan tiba-tiba bertanya...
Apa yang sebenarnya terjadi disini?
Pasalnya, semua orang disana tiba-tiba menatapnya, dan langsung menghela nafas lelah!
Apa yang sebenarnya terjadi?!
Helina yang mendengar pertanyaan putranya hanya bisa berkata dengan senyuman pahit, "Samael, kurasa kau harus turun tahta sekarang."
"Bagaimana mungkin! Ibu, kau bercanda bukan?!"
Samael terkejut bukan main dengan kata-kata Helina.
Jangan bercanda, bagaimana bisa dia langsung turun tahta setelah dia dinobatkan selama beberapa puluh menit tadi?!
Bahkan Ksatria Pengkhianat Mordred lebih baik darinya jika itu terjadi !!!
Sophie di sisi lain hanya tertawa, "Yang Mulia, itu hanya kiasan. Tapi jika Anda tidak benar-benar meredakan amarah massa di luar..."
"Anda memang harus turun tahta!"
"Massa?"
Samael hanya memiliki tiga tanda tanya besar di atas kepalanya sebelum akhirnya dia bertanya, "Massa yang mana kali ini?"
"Eh?"
Melihat keterkejutan dari wanita di Inggris, Samael hanya menutup matanya dan memainkan jari telunjuknya ke kanan dan kiri.
"Bagaimana bisa kalian tidak tahu, massa...itu adalah hal yang biasa untuk muncul terutama jika itu berkaitan denganku."
"Biasanya ada empat macam massa yang muncul jika itu berkaitan denganku, pertama adalah orang-orang yang ingin berfoto denganku!"
"Kedua adalah orang-orang yang ingin berterima kasih denganku karena bantuan Yayasan Amal yang kubangun atas nama Gabriel."
"Ketiga adalah orang-orang yang ingin membunuhku, dan ini biasanya jarang karena banyak pengawal disekitarku."
"Keempat adalah massa yang hanya ingin uangku, bergaul denganku, dan..."
"Itu jenis keempat." Tivania menjawab sambil mengibaskan ringan rambutnya: "Kau di duga merusak keharmonisan rumah tangga kali ini!"
"Yaaa, ini satu tingkat lebih tinggi dibandingkan tuntutan terakhir kali. Kudos sayang, kau meningkat !!!" Riana mengatakannya ini sambil menahan tawanya.
Untuk Samael sendiri, dia hanya membuka matanya dan menepuk dadanya: "Kukira apa, ternyata itu hanya massa jenis keempat, mudah !!!"
"Ehhh..." x5
Victoria, Charlotte, Teresa, Latifa, dan Sophie hanya bisa mengatakan ini dengan nada bingung...
Apakah ini adalah hal biasa bagi mereka?
Mereka tiba-tiba berpikir bahwa masih banyak yang harus mereka pelajari, dan itu tidak hanya tren umum Dunia saat ini, tapi juga termasuk target mereka sendiri (Samael) !!!"
Samael di sisi lain duduk disamping Nenek Haura, dan Freya hanya berdiri dibelakang sofanya menunggu dengan tenang.
"Yang Mulia, saya tidak akan mengatakan apapun tentang massa itu karena para ksatria sudah bergerak untuk membereskan mereka..."
Teresa yang masih berdiri di belakang Ibunya mengatakan, "Tapi beberapa petinggi Dunia, terutama Arab dan Jepang ingin bertemu dengan Anda."
"Ahh, aku lupa mengatakan. Aku bisa mewakili Jepang !!!"
Semua tatapan langsung tertuju pada sosok Akiko yang sedari tadi hanya diam menunjukkan senyuman halus.
Meski dia hanya duduk disana, temperamen anggunnya sangat kentara, dan julukan Yamato no Nadeshiko memang cocok dengannya!
Agnes yang ada disampingnya hanya bisa bergumam, "Perwakilan Jepang, yah...Jika itu kau, memang mungkin."
"Ohh, kau mengenalku?" Akiko menoleh ke arah Agnes disana.
Agnes hanya mengangguk ringan tapi tidak mengatakan apapun lagi, masalah itu seharusnya rahasia gadis itu.
Jika dia mengatakannya, entah apa yang akan terjadi padanya nanti~
Helina, Riana, dan Queena juga teringat tentang gadis ini, bukankah ini adalah sosok yang mengatakan wakil dari Jepang tadi?
Tidak, bukan itu masalah pentingnya!
Bagaimana dia bisa masuk ke lingkaran kita dengan tenang sejak tadi dan tidak ada yang resah?!
Sayangnya Akiko yang duduk disana hanya menundukkan kepalanya ringan dan berkata, "Muramasa Akiko, senang bertemu dengan Anda, Yang Mulia Samael."
"Heee, untuk seorang Jepang, bahasa Inggrismu halus." Samael harus mengakui pelantunan bahasa inggris Akiko.
Jika harus ditanya kenapa dia mengatakan itu, itu jelas....Bahasa Inggris orang Jepang, agak aneh!
Akiko menyingkap lengan kimononya untuk menutup mulutnya saat tertawa halus disana.
Samael duduk dengan tegak dan berkata, "Jadi Nona Muramasa, ada masalah apa?"
"Akiko saja tidak masalah, dan untuk masalah apa...Kurasa Samael-sama harus bertemu secara pribadi dengan Kaisar?" kata Akiko lembut.
Samael menatapnya ringan sebelum akhirnya mengangguk, dia tidak akan bertanya apapun lagi.
Orang sepertinya, itu seharusnya tipe yang memiliki kekuasaan tapi menyerahkannya ke orang lain karena beberapa alasan!
Jadi jika itu disambungkan lagi, Akiko ini...Samael menebaknya sebagai pemilik kekuatan super yang mengendalikan Jepang !!!
Alisha di satu sisi tiba-tiba mengangkat tangannya untuk menanyakan, "Sebenarnya Samael, aku pernah membaca sesuatu sebelumnya dan lupa untuk menanyakannya padamu..."
"Oh? Makalah apa?"
"Tidak, bukan sebuah makalah..." wajah Alisha menunjukkan keseriusan, "Itu lebih ke titik, posisimu di Timur Tengah, lebih tepatnya di Dubai...sebagai Jendral Dubai Department of Economic Development dan Ketua Emaar Properties, serta menjadi anggota Dubai Executive Council?"
"Benarkah?"
Semua pandangan tertuju pada Samael, dan Samael sendiri hanya mengangguk sambil membuka permen di atas meja.
"Itu memang benar, aku adalah Ketua sekaligus pemegang saham tertinggi di Emaar Properties, serta anggota Dubai Executive Council..."
Gerakan tangan Samael yang ingin memasukkan permen ke mulutnya tiba-tiba terhenti, dan dia dengan serius berkata: "Aku baru saja memikirkan masalah ini..."
"Sekarang aku adalah Raja, dan meskipun aku bersaudara sumpah dengan Raja Saudi Arabia, itu tidak mungkin bagiku untuk membentuk kewenangan mutlak di Dubai karena itu melanggar hukum wilayah..."
"....Ahhh, masalah baru muncul satu demi satu!"
Samael menggosok pelipisnya beberapa kali sebelum akhirnya dia memakan permen itu dan berkata: "Lupakan, ayo temui orang itu dulu, lalu bahas kelanjutan posisi itu!"
Samael berdiri, dan Freya mengikutinya dari belakang dengan langkah tenang.
Melihat keseriusan Samael dan sedikit kelelahan di matanya, semua wanita disana hanya tertawa pahit.
Terutama Helina, matanya sedikit meredup dan bukan hanya itu saja...
Beberapa wanita disana sedikit sadar bahwa wajahnya agak pucat!
Tidak mengetahui masalahnya, Helina hanya berbisik: "Semakin dan semakin tinggi dia berada sekarang, tapi semakin dan semakin sering...dia punya kesempatan untuk berkumpul seperti ini sekarang."
Nenek Haura: "Dimana ada kekuasaan, disitu ada tanggung jawab....[Noblesse oblige]"