"Baik, ceritanya panjang...tolong dipersingkat dalam beberapa kalimat?"
Siapa yang tahan untuk mendengarkan dongeng masa lalu, langsung saja!
Atau berikan saja catatan silsilah itu padaku dan boom, selesai!
Ingatanku sekarang adalah yang tertinggi di dunia!
Melihat wajah tidak senang Samael, kedua Kakek dan Nenek ini malah tertawa seolah-olah mereka nelihat sesuatu yang lucu.
"Kau benar-benar anak bocah itu. Ekspresi ini benar-benar...Huhh, kenangan~"
"Samael, dengarkan saja Kakekmu dengan jujur oke?"
"Baiklah, ayo dengarkan..."
Samael memposisikan kepalanya dengan nyaman disana dan menunggu dongeng yang akan diceritakan oleh Kakeknya.
....
Sementara itu, di luar.
Seorang wanita cantik berambut silver yang cantik tiba-tiba datang dengan langkah kaki yang sedikit lemah dengan dibantu oleh perawat wanita disana.
Dibandingkan warna rambut Selir Charlotte yang terlihat seperti dicat, warna rambut Freya benar-benar alami dan lebih indah!
Tapi kedatangan Freya masih benar-benar mengejutkan mereka disana!
Sophie segera membantu Freya dan bertanya, "Kenapa kau datang, kau masih harus beristirahat!"
"Tidak perlu, hanya lemah sedikit. Bukannya aku tidak pernah pingsan Sophie."
Dengan suara sedikit lemah Freya mengatakan ini, dan jelas dia sepertinya melepas posisinya sebagai pelayan saat ini.
Buktinya tidak ada panggilan sopan pada Sophie saat dia menyapanya tadi~
"Lebih penting lagi, bagaimana keadaan saudaraku?"
"Apa?!" x4
Ratu Victoria, Selir Charlotte, Putri Latifa, dan Sophie terkejut dengan panggilan yang dibuat oleh Freya!
Freya sendiri tidak mempersalahkan mereka karena tidak tahu, lagipula silsilahnya memang agak terputus.
Cabang Keluarga Duodere, kecuali dia, hanya Nenek Haura yang tersisa...
Jadi wajar banyak yang tidak tahu kebenaran ini~
Para ksatria tingkat tinggi di keluarga tahu ini, lagipula mereka adalah garis depan pertahanan keluarga.
Raja Tua itu juga jelas tahu tentang ini, tapi apakah itu menutup kemungkinan istri dan para selirnya akan tahu?
Bisa Ya juga bisa Tidak!
Sebagai Raja, berapa banyak rahasia yang harus dia tanggung dipundaknya setiap hari?
Sebagai Raja, integritas, kata-kata, dan rahasia, itu semuanya harus berada di prioritas tertinggi, terutama jika dia dan Henry adalah saudara yang tersumpah!
Pandangan Sophie pada Freya agak berbeda saat ini, dan dia akhirnya tahu kenapa tingkah Freya pada Samael terkadang agak natural tidak seperti para pelayan lain dirumah.
Dia juga akhirnya tahu kenapa dia sangat protektif padanya dalam beberapa kesempatan...
Ternyata dia adalah saudara Samael!
Ratu Victoria dan Selir Charlotte saling pandang seolah ingin mengkonfirmasi sesuatu satu sama lain.
Adapun apa yang ingin mereka katakan, pikirkan sendiri dulu...
Freya tidak peduli dengan masalah ini dan malah bertanya, "Bagaimana keadaan Samael sekarang?"
"Duke sudah stabil, sekarang dia sedang dijenguk oleh Kakek dan Neneknya." jawaban ini keluar dari mulut Ratu Victoria.
"Kakek dan Nenek kesini? Begitu..." Freya mengangguk.
Jelas tidak ada yang aneh jika Kakek dan Neneknya menjenguk cucunya, terutama setelah mereka kehilangan putra mereka.
Keluarga Duodere garis murni terakhir, itu adalah Samael!
"Aku ingin bertanya pada kalian....siapa yang melakukan itu pada saudaraku?"
Meski pertanyaan ini sangat tenang seperti biasanya, tapi matanya benar-benar terlalu menakutkan!
Selir Charlotte yang tidak terlalu mementingkan masalah Pangeran Jonathan segera berkata: "Itu kaki tangan Pangeran Jonathan yang ingin membunuh Pangeran Morrigan serta Duke."
"Rencananya berhasil, Pangeran Morrigan maneinggal hanya saja Duke masih selamat. Dia akan sial saat ini, tidak, bukan hanya dia saja tapi seluruh keluarganya!"
Mengingat perkataan Kakek Henry sebelumnya, tubuh gemulai wanita ini tidak bisa menahan diri untuk bergetar!
Untungnya, untung saja anaknya tidak terlalu bodoh dan sekarang hanya dihukum untuk pengasingan selama satu tahun...
Jika anak itu melakukan hal seperti ini...lehernya akan hilang keesokan harinya!
"Pangeran Jonathan? Orang itu lagi!" Freya langsung merasa marah!
Jika sakit racun itu hanya akting Samael, tapi tetap saja orang itulah yang merencanakannya!
Sekarang, dia benar-benar ingin membunuh Samael lagi? Sialan!
Pada akhirnya Freya langsung melepas tangan Sophie yang menopangnya, dan diam-diam dia berbisik padanya.
"Kau puas sekarang?"
Tubuh Sophie bergetar, ini bukan pertama kalinya Freya merendahkannya.
Tapi sekarang, kata-kata itu benar-benar seperti pisau yang menusuk langsung ke hatinya!
"Maaf, maafkan aku..."
Suara itu terlalu kecil, terutama saat ini, semua perhatian sudah tertuju pada pintu ruangan yang terbuka.
Melihat keduanya, Freya segera bergerak ke arah mereka: "Kakek, Nenek....Samael?"
Nenek Haura mengangkat tangan keriputnya untuk mengelus rambut perak Freya dan tersenyum nakal: "Benar saja, kau tidak mengikuti peringatan kami bukan?"
"Hahaha, itu takdir aku kira? Selain itu, cucuku lebih tampan dibandingkan denganku dulunya~"
Henry memegang dagunya dan berbisik rendah, "Sayang sekali hatiku pada akhirnya terpikat pada istriku dulu..."
Seperti kata para cendikiawan di masa lalu, Level 1 mengaku dan memiliki satu pacar, Level 5 mencari pacar cadangan, dan Level 10 hanya setia pada satu orang!
Harem dan setia, kesulitan keduanya seperti perbandingan antara Mode Hard dan Mode Chaos!
Freya sedikit memerah karena keduanya, tapi dia masih bertanya: "Aku, akan masuk?"
"Masuklah, hanya kau saja...Bocah itu, pasti memiliki perbincangan yang baik denganmu!"
"Sementara kami..." Dengan tajam Henry berkata, "Hanya melaksanakan kewajiban sebagai Kakek dan Neneknya..."
Nenek Haura mendorong Freya masuk ke dalam, dan Kakek Henry seperti penjaga pintu disana...
Ingin masuk, ayolah, lewati tulang tua ini!
"Itu benar, kita sudah membongkarnya." kata Nenek Haura kecil.
Freya kaku sejenak sebelum akhirnya masuk, dan dia menarik nafas dalam-dalam saat dia melangkahkan kakinya menuju Samael.
Samael awalnya menutup matanya, tapi gerakan Freya yang masuk membuatnya membuka matanya.
Melihat wajah dan rambut cantik meski agak pucat sekarang, Samael mencoba untuk mengangkat tangannya ke atas.
Freya segera mengambil tangan ini, dan dengan senyuman pahit dia berkata: "Jadi, sudah terbongkar?"
"Hmm~ Sayang sekali, permainan sudah berakhir karena Kakek dan Nenek~"
Freya tersenyum sangat lembut sehingga Samael terpesona!
Samael tertawa kecil dan tiba-tiba tersadar, "Katakan Freya, malam kita bersama..."
"Baik, jangan ucapkan sesuatu yang ambigu. Saat itu aku hanya ingin memelukmu, paham?" Freya mengatakannya dengan serius.
Sayangnya orang di sisi lain menatapnya dengan tenang seolah menyelidiki sehingga membuatnya mengalihkan pandangan ke arah lain!
Pada akhirnya Freya menggertakkan gifinya ringan, menatap Samael dan berkata: "Kita berkenalan lagi?"
"Aku sudah tahu loh?"
"Perkenalan sekali lagi?"
"...Baiklah, kau sekarang sangat memaksa dan agak menyebalkan."
"Humph! Terserah, lalu perkenalkan! Namaku Freya, Freya Duodere dari cabang terakhir Keluarga Duodere..."
"Namaku Samael, Samael Duodere...Jadi aku harus memanggilmu apa? Freya? Pelayan cantik? Pelayan kecilku? Kakak? Kakak Perempuan? Onee-sama?"
"Atau....Bibi?~"
"Apa?! Kau berani?!"