Melihat sosok wanita dewasa yang datang ke arahnya, baik Cauls dan para penjaga disana langsung menundukkan kepalanya untuk memberi hormat.
"Yang Mulia Ratu..."
Samael hanya sedikit maju kedepan dan menaruh tangan kanannya ke dada kiri sebelum akhirnya sedikit membungkuk.
"Duke Samael, menyambut Ratu Victoria!"
Setelah upacara formal ini selesai, Samael segera menegakkan tubuhnya dan menatap sosok wanita dewasa di depannya.
Dia terlihat sangat cantik, dengan rambut krem panjang yang disisir kebalakang, dengan mahkota sederhana namun mahal di kepalanya.
Dia mengenakan gaun pakaian yang terlihat sangat rumit, dengan gaun itu memperlihatkan kurva tubuhnya yang masih bagus bahkan setelah melahirkan, dan gaun ini juga menunjukkan sedikit bagian pundaknya yang putih dan halus.
Tentunya karena gaun ini, bagian dadanya yang luar biasa besar tidak bisa menahan diri untuk menunjukkan sedikit kebanggannya pada Dunia!
Dia adalah Ratu, satu-satunya Permaisuri dari Raja saat ini, Alexandria W. Victoria.
Sekaligus, biang utama kejadian perang para pangeran ini!
Kenapa itu bisa terjadi?
Ini karena Ratu Victoria, hanya melahirkan dua putri, dan tidak ada keturunan yang lahir darinya adalah seorang laki-laki!
Putri pertama dan putri keempat adalah anak dari Ratu Victoria, dan karena inilah, Raja tidak menunjuk penerusnya.
Bahkan, apa yang disebut Pangeran Mahkota itu sendiri hanyalah Pangeran Pertama dari selir ke-n yang memplokamirkan diri!
Jadi, wajar jika dibilang bahwa Victoria adalah dalang utama kejadian perpecahan sipil para pangeran ini bukan?
Jika dia melahirkan seorang putra, apakah ini akan terjadi? Tentu saja tidak!
"Duke Samael? Ahh~ Aku sudah mendengarnya. Hmm, Duke memang sangat tampan seperti yang ada di Koran dan TV." Ratu Victoria tersenyum dan memuji Samael.
Hanya saja Samael sedikit merasa aneh...
Pandangan mata itu, jelas dia rakus pada tubuhnya!
Bahaya, Buff Lancelot juga berlaku pada Ratu !!!
Tidak boleh, paling tidak sampai rencananya selesai. Ratu Victoria tidak boleh jatuh, jadi menjauhlah untuk sementara atau lakukan saja diam-diam!
Brengsek! Kalimat terakhir sama saja dengan aku ingin Ratu bukan?!
Meski pikiran Samael kacau balau, dia masih mempertahankan wajah polos senyumnya: "Yang Mulia Ratu memujiku, selain itu, aku juga sudah memiliki calon istri."
"Biar kuperkenalkan, dia Sophie Corsfield."
Atas perkenalan ini, Sophie melakukan etiket salam yang pantas kepada Ratu Victoria.
"Sophie Corsfield?" Ratu Victoria anehnya sedikit membelakkan matanya sejenak sebelum akhirnya dia kembali ke wajah lembutnya.
"Kau terasa sangat mirip dengan seseorang, meskipun aku tidak ingat siapa itu..."
Sophie hanya tersenyum lembut, "Yang Mulia Ratu, mungkin itu karena Anda terlalu banyak bertemu orang sehingga Anda merasa bahwa saya itu akrab."
"Hmm~ Mungkin..."
Ratu Victoria tiba-tiba bertanya, "Duke Samael, apakah Anda ingin bertemu dengan Yang Mulia?"
"Ya, Yang Mulia telah mengundang saya."
Ratu Victoria mengangguk dan langsung melihat Cauls: "Kalau begitu, Cauls, bimbing kami."
Perintah ini segera diterima oleh Cauls, dan dia sekali lagi memandu Ratu Victoria, Samael, Sophie dan Freya kedalam.
Para pelayan yang lain, tunggu di luar!
Memasuki ruangan, mereka langsung disambut oleh bau obat dan beberapa dokter kerajaan dan perawat disana.
"Yang Mulia, saya kembali."
Ratu Victoria mengabaikan dokter ini dan segera datang ke sisi tempat tidur dimana disana terlihat seorang pria tua yang tertidur lemah di kasur mewah dengan selang infus.
Pria tua itu terlihat sangat lemah, bahkan badannya sudah kurus kering dan rambutnya sudah memutih...
Dilihat darimanapun, tidak ada jejak keagungan raja!
"Ohhh...Ratuku, uhuk...Kau..."
"Yang Mulia, tolong jangan bergerak dan berbicara terlalu banyak. Saya disini, selama Anda disini, saya puas."
Ratu Victoria menunjukkan senyuman tulus, dan dia memegang tangan kurus kering itu dengan hangat
Melihat pemandangan ini, Samael segera berdiri sedikit lebih dekat ke arah keduanya, dan anehnya...
Tangan Ratu Victoria yang awalnya ada di tangan Raja tua ini tiba-tiba ingin menjangkau ke tangannya sendiri, meski akhirnya ditahan!
Ehem, lupakan....
"Yang Mulia, Duke Duodere XV, Samael Duodere telah bertemu dengan Anda, dan mendoakan semoga kesehatan Anda menjadi lebih baik."
Mata pria itu terbuka saat melihat Samael, dan senyuman muncul di wajah keriputnya: "Duke, Samael? Ohh, kau cucu Henry? Ha, Haha...Uhuk, ya, aku ingat kau..."
"Anak kecil itu, uhuk uhuk ..sudah besar, dan menjadi jauh, lebih tampan dari Henry itu."
"Yang Mulia memuji."
"Duke memang sangat tampan, itu benar bukan, Yang Mulia?"
"...."
Samael segera berdehem mendengar kata-kata Ratu Victoria, "Ehem, Yang Mulia, sejujurnya saya datang kesini karena surat Anda."
"Tapi kondisi Anda sekarang...."
Raja tua itu menggelengkan kepalanya dan berkata, "Pesanku ini, hanya kau yang bisa, mendengarnya sebelum kematianku datang!"
"Yang Mulia!"
Teriakan dari Ratu Victoria, Cauls, dan para dokter disana langsung menyela, sayangnya Raja hanya diam.
Samar-samar Samael merasakan aura di tubuh raja itu.
Benar saja, Singa yang akan mati pun tetaplah singa.
"Aku paling tahu, kondisi tubuhku sendiri! Uhuk uhuk uhuk...Uhuk, ehem...Alat ini, hanya menunda kematianku!"
"Tapi sekarang, Duke terpercaya Inggris kami, telah muncul. Aku harus, menyampaikan hal ini sama seperti pendahulu ayah dan Kakekku!"
"Kalian semua, uhuk uhuk...Diam dan keluar !!!"
"Uhuk uhuk uhuk....UHUK, UHUK....UHUK!–"
Raja tua terus terbatuk karena semangatnya disaat mengatakan ini, dan darah beberapa kali keluar dari mulutnya...
Para dokter langsung meledak karena ini dan mencoba menenangkan Rata tua ini, paling tidak sampai dia stabil!
Ratu Victoria hanya bisa mundur dari kasur dengan air mata keluar, hanya saja...kenapa kau memeluk lengan Samael disana!
Samael hanya diam tapi wajahnya menunjukkan kebohongan kasihan disana, dan diam-diam menenangkan Ratu Victoria dengan mengelus punggungnya diam-diam.
Sophie di satu sisi tidak menunjukkan warna masalah pada kelakuan ini, karena pada dasarnya dia selalu tertuju pada Raja disana.
Entah kenapa, dia merasa sedikit aneh saat melihat Raja tua ini, meski dia tidak tahu apa alasannya.
Beberapa menit kemudian, Raja tua membaik, tapi kali ini dia masih berkata: "Pergi, semuanya pergi!"
"Hanya boleh ada, aku dan Duke Duodere!"
Karena tidak mau Raja tua ini menjadi seperti tadi, semuanya hanya patuh keluar dan menyisahkan Samael dan Raja tua itu di dalam.
Suara keheningan memuncak, dan Raja mengangkat tangan kurus keringnya.
Samael segera menangkap tangan itu, dan duduk di samping ranjang, "Yang Mulia, jangan terlalu banyak bergerak."
Wajah itu, gerakan itu, kemampuan akting ini benar-benar dia gunakan sepenuhnya!
Raja tua itu tersenyum lemah, "Seperti yang diharapkan dari Keluarga Duodere, benar-benar, pantas...Duke pertama, Inggris!"
"Tapi anakku...Kau memang sama dengan Henry, bajingan, itu. Haha, Haha..."
Samael terkejut, apakah Raja tua ini masih mengenal Kakeknya?
Tidak, ini wajar seharusnya...
Lagipula, Keluarga Duodere di Inggris, memiliki suara yang seimbang dengan Raja!
Kenal dan bersahabat, itu pasti suatu kewajaran!
"Yang Mulia memuji lagi." Samael tersenyum, "Tapi Yang Mulia, apa sebenarnya yang ingin Anda katakan?"
"...Kemarilah."
Samael mendekatkan telinganya ke mulut Raja tua ini, dan disana dia mendengarkan apa yang dikatakan olehnya.
Beberapa detik kemudian, Samael menjauhkan diri dari Raja tua itu dengan wajah terkejut bukan main!
"Yang Mulia, tolong jangan bercanda! Yang pertama masih bisa saya pikirkan, tapi yang kedua...apakah Anda gila !!!"
Samael benar-benar tidak percaya dengan apa yang dia dengar, dan dia bahkan tidak peduli lagi dengan kata-kata kasar terakhir.
Sayangnya Raja tua itu masih tersenyum dan berkata: "Bagaimana, kau takut, Duke Samael?"
"Ini, adalah tantangan! Dariku, untukmu !!!!"