Su Xiqin tidak menduga Bai Yanshen akan tiba-tiba bergerak seperti itu. Ia mendadak menjadi tegang dan hanya bisa menatap pria di depannya dengan tatapan ngeri. Dari jarak dekat, terciumlah aroma tembakau yang langsung menyeruak di indra penciuman Su Xiqin. Meskipun ia sudah bukan gadis lagi, tapi ini pertama kalinya ia menatap seorang pria dengan jarak sedekat itu. Dengan Mo Xigu saja ia tidak pernah sedekat ini. Jantung Su Xiqin mendadak berdetak begitu cepat.
Kedua tangan Su Xiqin berusaha menghentikan Bai Yanshen sambil menatapnya dengan tatapan bingung. Tiba-tiba tersirat amarah dari tatapan mata Bai Yanshen dan bahkan tidak akan ada yang bisa menebak apa maksud tatapan itu. Su Xiqin tidak tahu dari mana rasa marah itu berasal dan ia bertanya-tanya, Apakah Bai Yanshen saat ini marah karena waktu itu aku menabrak mobilnya?
Diperlakukan seperti ini membuat jantung Su Xiqin semakin berdetak kencang. Sementara itu, kemarahan Bai Yanshen berangsur-angsur menghilang. Ia hanya menatap Su Xiqin dengan tatapan yang mendalam dan tenang. Mereka kini membeku dalam posisi ambigu, lalu hanya diam dan saling berpandangan seakan-akan pita suara mereka terjerat dalam tenggorokan masing-masing.
Su Xiqin yang biasanya hanya diam dan acuh tak acuh sekarang merasa jantungnya semakin berdetak kencang tak karuan. Tepat ketika Su Xiqin menyadari bahwa hal ini adalah kesalahan, bayangan yang ada di depannya semakin lama semakin mendekat. Su Xiqin pun cepat-cepat memalingkan wajahnya, sehingga bibir hangat itu jatuh di daun telinganya. Di detik berikutnya, Su Xiqin mendorong pria di depannya dengan kuat.
Bai Yanshen tidak menyangka jika Su Xiqin akan bertindak seperti itu. Ia mundur dua langkah dan tersenyum dengan sinis. "Nona Su tidak tahu bahwa terkadang kemampuan tidak terlalu penting?" tanyanya.
Telinga Su Xiqin memerah karena ia tahu apa yang dimaksud Bai Yanshen. Pasti Bai Yanshen telah mendengar kata-kata hinaan yang telah Mo Xigu lontarkan padaku sehingga kini dia mengusulkan aturan tersembunyi tanpa malu-malu, pikirnya. Su Xiqin menundukkan kepalanya dan terkekeh sejenak, kemudian kembali mendongak dengan tatapan dinginnya. "Presdir Bai bermaksud memberi tahu tentang aturan tersembunyi?" tanyanya.
Bai Yanshen mengernyitkan dahinya, sedangkan Su Xiqin merasa bahwa hal ini begitu ironis. Bai Yanshen tidak perlu mengatakan apa-apa dan cukup memutuskan kerja sama dengan aturan yang tersembunyi. Ini benar-benar merusak pandangan Su Xiqin terhadap perusahaan tersebut. Sial! Siapa yang bilang bahwa Bai Yanshen tidak pernah dekat dengan wanita? Bisa saja dia menyembunyikan wanita yang telah bersamanya, batinnya.
Su Xiqin mengambil napas dalam-dalam dan menatap Bai Yanshen dengan dingin sambil berkata, "Ternyata begini cara Presdir Bai memilih rancangan desain? Maaf, saya tidak tahu. Saya tidak bisa menerima cara seperti ini."
Mata Bai Yanshen yang tajam seperti elang kini menatap Su Xiqin lekat-lekat dan sekarang Xu Siqin sudah paham. Ia merasa bahwa ia sudah melakukan yang terbaik untuk Zhuo Sheng. Walaupun sepertinya ia tidak akan bisa mendapatkan kontrak ini, setidaknya ia akan memikirkan cara lain untuk bercerai. Tak lama setelah itu, Su Xiqin langsung keluar dari ruangan itu dan segera menghilang dari pandangan Bai Yanshen. Sedangkan, Bai Yanshen masih duduk di sana sambil melihat kepergian Su Xiqin.
———
Setelah keluar dari ruangan itu, Su Xiqin menuju ke tempat Tang Xixi dan Mo Jintian memesan makanan. Ketika melihat Su Xiqin, Mo Jintian langsung melompat dari sofa. "Mama! Mama sudah kembali. Sudah selesai bekerja?" tanya Mo Jintian sambil melompat ke arah Su Xiqin dengan kaki telanjang.
Su Xiqin berusaha mengembalikan suasana hatinya. Ia pun menyambut Mo Jintian dan membungkuk untuk menatapnya. "Sudah selesai. Sekarang kita bisa pulang," kata Su Xiqin sambil menyentuh kepala jamur Mo Jintian.
Begitu mendengar perkataan ibunya, Mo Jintian langsung mengambil tasnya di sofa dan memakai sepatunya. Tang Xixi yang saat itu setengah berbaring menatap Su Xiqin sepertinya menyadari bahwa temannya itu mengalami sesuatu. Tapi, ia tidak mengatakan apa-apa.
Beberapa menit kemudian, mereka keluar dari Kafe Musik. Mereka bertiga berjalan tanpa bicara sepatah katapun. Namun, tiba-tiba Mo Jintian melihat ke arah lain dan melihat seseorang. Ia langsung berbalik badan dan berkata kepada Su Xiqin, "Mama, aku ingin buang air kecil."