Télécharger l’application
19.23% Troublesome Lover / Chapter 9: 9

Chapitre 9: 9

Saudara tiri shion?. Apa maksudnya??? sepertinya aku mendapatkan informasi informasi tidak penting lainnya

"shion menuju ke sini. pakai ini cepat!" katanya sambil melingkarkan jaketnya ke tubuhku

aku menurutinya, dan aku tak tahu kenapa aku menurutinya. mungkin karena aku sakit? otakku sakit.. hati ku sakit. empedu ku sakit.

entah mengapa sepertinya aku sangat mempercayainya dan seperti sudah mengenalnya

jaketnya besar sekali, tubuhku seperti dibalut oleh jaketnya dan sangkin panjangnya sampai sampai menutupi bokongku... dia memakai kan tudung kepala jaket itu ke kepala ku, bukan kepalanya

ia menarikku merapat ke tubuhnya, dan aku hanya terdiam. aku mendengar suara langkah kaki, suara langkah kaki itu pasti suara langkah kaki shion. kalo bukan shion mungkin si hyori... atau dokter yang numpang lewat?

aku berharap dia ga notice , kalo tiba tiba berantem kan ngak lucu..

suara langkah kakinya makin mendekat. jantungku berdetak kencang, mungkin saking kencangnya bisa dibikin nada buat beatbox.

suara langkah kaki shion mendekat, sampai akhirnya dia berhenti tepat di belakangku. shion terdiam, sepertinya dia sedang memperhatikan kami berdua.

jangan sampai dia sadar aku disini, semoga saja jaket ini cukup untuk membuatnya tak mengenalku, membuat ku seakan akan menghilang dari hadapan nya

"halo... kakak." kata orang ini kepada shion.

"jangan panggil aku kakak. melihatmu saja rasanya aku ingin muntah."jawab shion.

setelah berkata begitu shion melangkah pergi, bahkan dia tidak menanyakan siapa itu yang terbalut jaket.. mungkin shion terlalu benci untuk peduli dengan apa yang di lakukan orang ini sampai sampai dia tak mengenaliku.

bagus lah

setelah aku yakin shion telah pergi, aku membuat suara untuk menarik perhatian orang ini. "ehem"

"eh? oh iya, maaf aku lupa aku sedang bersamamu untuk sesaat." kata orang ini

"tolong tanganmu..." kataku karena orang ini masih memegang kedua tanganku dan masih merapatkan diriku ke dirinya.

"oh! maaf-maaf.." dia terkejut dan melepaskan tanganku.

"ternyata beneran" gumam ku

"ya, aku saudara tirinya. kalau bisa, aku tidak mau bicara disini. bagaimana kalau kita pindah tempat?"

aku menganggukkan kepala sebagai jawaban

lalu aku pergi dengannya ke kedai di depan Rumah Sakit dan aku memesan bubur.. karena aku sakit, dan kepala ku masih pening.

"apa benar kamu saudara tiri shion?" ulangku lagi.

"ya, benar. ayahnya menikah dengan ibuku saat aku berumur 5 tahun." jawabnya

"berapa umurmu sekarang?"

"16 tahun."

lebih muda 1 tahun dariku. umurku dan shion sama, berarti shion sudah ditinggal ayahnya semenjak umurnya 6 tahun?

"kalau umurmu berapa?" tanyanya

"17.."

"berarti kau lebih tua 1 tahun dariku dong? hahaha, tapi kesannya aku lebih dewasa. hahaha"

"yayaya, ngomong ngomong siapa namamu tadi? aku lupa"

"Han Bum. namaku Park Han Bum."

"Han Bum? kau orang korea?"

"memang aku orang Korea." ucapnya sambil mendengus

"hh.. ya, terserah saja." ledekku dengan tertawa melalui hidung.

"kamu pacar shion kan? siapa namamu?"

aku menatapnya tajam "ya.. soon putus sih, kok kau tau?"

"tentu saja semua orang tahu. siapa namamu?

"namaku? namaku chortheliz de Cameron. aku orang Eropa." ledekku sambil mengulurkan tangan.

"hei! aku serius!" protesnya sambil menampik tanganku

"im serious!" jawabku dengan logat British

"aku benar2 orang Korea. asal kau tahu saja, ayah shion pindah ke Korea karena urusan dinas. dan akhirnya dia menikah dengan ibuku! dan aku lancar berbahasa Jepang karena aku sudah tinggal dengan ayah shion dari umur 5 tahun. dan dia selalu ngomong dalam bahasa Jepang di rumah!"

"iya, iya! aku percaya! kenapa harus teriak teriak sih?!" sepertinya aku menemukan shion nomor 2

"nah, siapa nama aslimu?"

"himekawa hinata"

"baiklah, aku akan memanggilmu Hinata."

"terserahmu!"

*you call me senorita*

HP-ku berbunyi, kulihat nama penelponnya----> 'unknown'

ini pasti shion..

aku malas, aku membayangkan kejadian tadi..

*you call me senorita*

"kenapa tidak diangkat?" tanya Han Bum.

"ehm..."

"dari shion ya?"

aku mengangguk. akhirnya aku memutuskan untuk mengangkat teleponnya, "halo?" nadaku sangat dingin berbanding kebalik dengan wajahku yang ga bisa di gambar kan

"dimana kamu?! kenapa kamu tidak datang?!" teriak shion.

mendengar suaranya membuatku mengingat apa yang diperbuatnya dengan Hyori tadi. jadi pengin banting hp

"..."

"hei! kenapa kau diam saja?! halo?! hei mesum! kau dengar aku tidak?!"

"kau berisik, aku sedang sakit!"

raut wajahku terbaca sekali oleh han bum

"tutup saja teleponnya kalau kau tak ingin berbicara saat ini dengannya." kata Han Bum.

aku menaruh kepalaku di atas tanganku sendiri. aku seperti ingin tertidur di meja ini. dalam diam... pundak ku bergetar. saat dia ingin memelukku seperti menghibur ku aku langsung bangun dan menatapnya tajam.

.

.

"hahahahaha! kau serius pernah begitu?!" tawaku

"iya, aku serius! haahaha! dan kau tahu, saat aku mengunci lemarinya,aku baru tahu kalau itu bukan Eun Joo! lalu aku dihukum berlutut dengan tangan di atas di tengah lapangan dan membersihkan WC putra selama 1 bulan!"

saat ini Han Bum sedang bercerita tentang pengalamannya mengunci guru di lemari kelas yang dia kira itu adalah teman sekelasnya yang bernama Eun Joo.

"hahaha! bagaimana kau bisa salah orang begitu?"

jarang sekali shion tertawa. dan wajah tertawanya bagaikan malaikat yang telah tobat

"badan pak Guru dan badan Eun Joo sama bila dilihat dari belakang. dan lagi pak guru saat itu memakai kemeja putih, jadi kukira itu Eun Joo. jadi kudorong saja dia dari belakang sampai dia masuk ke dalam lemari lalu kukunci. betapa kagetnya aku melihat Eun Joo yang asli masuk ke dalam kelas dan dia berkata padaku,'apa yang kau lakukan?'. saat itulah aku sadar bahwa yang kukunci di dalam lemari itu bukan Eun Joo."

"HAHAHA! hahahahaaha!"

"sudah deh jangan tertawa lagi.." ucap han bum sambil melihat jam tangannya "eh? sudah jam 10 malam ternyata.."

"apa?! jam 10 malam?!"

ya ampun, waktu sama sekali tidak terasa. waktu terasa cepat sekali bila bersama Han Bum..

"iya sudah jam 10 malam, ayo kuantar kau pulang."

lalu aku dan Han Bum pergi meninggalkan kedai dan mengarah ke rumahku. dia yang membayar semua makananku. aku merasa tidak enak. karena dia bukan siapa siapaku

"apa yang kau lakukan di rumah sakit tadi?" tanyaku

"tentu saja mau menjenguk shion, apa lagi? ayahku bilang dia sedang diopname, dan aku sedang berada disini. jadi kupikir sekalian saja aku menjenguk saudara. hahaha"

"oh iya, kenapa kau bisa berada di Jepang? memangnya sekolahmu sedang libur?"

"enggak, aku menemani ibuku disini. saudaranya menikah, jadi aku ikut saja. dan sepertinya aku akan pindah sekolah kesini."

"apa? kau mau pindah sekolah kesini?"

"iya, hanya saja baru rencana.. belum tentu jadi.."

pasti seru sekali kalau aku bisa satu sekolah dengan Han Bum.. Andai saja dia benar benar pindah..

"oh iya, sepertinya shion benci sekali denganmu. kenapa begitu?"

"oh itu karena-"

sebelum Han Bum menyelesaikan kata kata nya ada orang yang berteriak, "HINATA!!!"

mendengar namaku dipanggil, aku menoleh ke belakang ,"Taiga?"

taiga memegang tanganku dan berkata,"kau darimana saja? kamu tidak tahu shion mencarimu sejak sore tadi?! dia keluar dari Rumah Sakit dengan keadaannya yang begitu, padahal dia masih belum boleh keluar karena keadaannya bertambah parah semenjak dia keluar hujan hujan an untuk menemuimu itu."

"oh?" responku datar sama dengan wajahku, han bum mungkin kaget melihat nya

"sekarang semua anak sedang mencari shion sekarang... Han Bum...?" kata Taiga, dia baru sadar akan keberadaan Han Bum.

"oh, halo kak taiga..."

"jangan berani kau sebut namaku." kata Taiga sambil menarikku dari sisi Han Bum.

"Hinata.. apa yang kau lakukan dengan anak ini?!"

"..." apaan sih! pasti nanti aku yang disalahin.

"KAMU TAK TAHU APA YANG DIPERBUATNYA KEPADA SHION?!"

"YA GAK TAU LAH! KAU KIRA AKU INI CENAYANG?" aku menghempaskan tangan taiga. trus memijat pelipis ku sendiri " kenapa kamu teriak teriak? aku tidak tuli! dan jauhkan pikiran SAMPAH mu itu tentangku!" lanjutku dengan tatapan terdingin yang pernah ada.

"ayo ikut aku." kata Taiga sambil menarik tanganku lagi

"tidak! aku mau pulang!" berontakku kepada Taiga. sekarang udah jam 10 ngapain aku ikut kamu?

"lepaskan dia, dia bilang dia tak mau ikut denganmu." kata Han Bum sambil menarik tanganku yang satunya.

'aku juga tidak ingin ikut dengan mu'

"tutup mulutmu bocah! pergi dan matilah sana!" balas taiga. aku tak pernah melihat taiga semarah ini, entah kenapa dia amat membenci Han Bum.... aku ingin pulang dan tidur saja

"kau yang sebaiknya tutup mulut dasar berengsek."

"apa katamu?!" teriak taga.

taiga melepas tanganku dan langsung meninju Han Bum.

taiga melepaskan beberapa tonjokan ke wajah Han Bum, aku terdiam... skill berantemnya han bum cacad banget kalah sama aku yang seorang perempuan

sekarang Han Bum berada di bawah taiga yang terus menerus menonjok wajahnya.

akhirnya aku menghela napas berat dan berusaha menolong Han Bum.

"berhenti" ucapku sambil menarik rambut taiga.. kalo aku pegang pundaknya bisa bisa aku yang di bogem

"TAIGA!!!" teriakkanku akhirnya berhasil membuat Taiga berhenti, beserta jambakan yang lumayan pake tanaga...

lalu aku langsung lari ke Han Bum dan berusaha membantunya. semoga dia ga memukul ku

"kau kenapa sih?" tanyaku kepada Taiga

wajah Han Bum benar benar babak belur, bener bener jadi ugly, masih gantengan shion yang babak belur

bibirnya sobek akibat pukulan yang bertubi tubi, hidungnya berdarah, mata kanannya membengkak, dahi dan pipinya terluka serta lebam.

"hinata! kenapa kau membelanya?! dia itu licik, tak seperti kelihatannya!"

"lalu!?"

"hentikan semua." kata seseorang yang akhirnya kutahui adalah shion.

shion? sejak kapan dia berdiri disana? aku tidak melihatnya sejak tadi. HAH! jadi dia nonton aja disana.. nonton tingkah ku? HAH!

shion benar benar acak acakan. dia keringatan dan bajunya amat kotor, sepertinya dia langsung mencari cariku setelah kejadian di telepon itu sampai sekarang.

"hentikan semua ini. Dan taiga, pulanglah dan bilang kepada yang lain untuk berhenti mencariku ataupun mencari hinata."

"tapi-" taiga baru saja mau protes sampai akhirnya shion memberikan pandangan mautnya. aku melirik shion sekilas

"pulang.kataku." kata shion, dan taiga menurut.

setelah taiga pergi, shion mengalihkan pandangan matanya kepadaku.

dia hanya melihatku dan jaket yang kupakai. pada saat itulah aku baru sadar bahwa aku masih memakai jaket Han Bum.

"apa yang kau lakukan bersamanya?" tanya shion. Tatapan matanya dingin.

dikira kau doank yang bisa? aku juga bisa!

"hahaha? apa yang kau lakukan berasama Hyori?"

"apa yang kulakukan? aku tidak melakukan apa apa"

"ya aku juga tidak melakukan apa apa" aku menjawab dengan senyuman yang bukan senyuman

"JAWAB AKU HINATA!!" bentak shion

"jawab aku shion! apa yang kau lakukan dengan hyori?" tanya ku dengan menyipitkan mataku mencoba mengintimidasi

"SUDAH KU BILANG AKU TIDAK MELAKUKAN APA APA!!" balas shion dia menyapu rambutnya kebelakang dan menghembuskan nafas frustasi

"bukannya kau menciumnya?" ucapku menatap mata shion dengan lekat

"aku tak perlu menjelaskan apa apa tentang itu."

"dan aku juga tak perlu menjelaskan apa apa tentang ini!" ucapku kepada shion

dia terdiam sejenak dan akhirnya berkata, "kuberi kau satu kesempatan lagi himekawa hinata! lepaskan bajingan itu dan kemarilah." kata shion mengajakku untuk pergi ke sampingnya dan meninggalkan Han Bum.

"...." aku hanya terdiam saja

"aku akan memberikanmu satu kesempatan lagi. mana yang kau pilih, aku? atau dia?"

"....." tidak ada yang ku mau, aku mau pulang. sepertinya besok aku bakal di infus... suatu saat nanti kata kata busuk itu akan ku keluarkan kepadamu!

shion tertawa lewat hidung lalu berkata," jadi begitu...? haha. Park Han Bum, lagi lagi kau berhasil merebut milikku. kau pasti senang sekali."

setelah itu shion pergi meninggalkanku dan Han Bum berduaan.. seperti tidak pernah ada kejadian menggelikan yang terjadi

'berhasil merebut milikku?' SEJAK KAPAN AKU INI MILIK MU ? AKU MILIKNYA SUGAAA.


L’AVIS DES CRÉATEURS
mochirin mochirin

mohon sorry ada kesalahan upload

ini di re upload

Load failed, please RETRY

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C9
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous