Sebelumnya, saya mau bilang terimakasih kepada teman-teman yang sudi membaca cerita ini sampai di BAB ini. Kalau berkenan, saya mau minta tolong, saya ikut event win-win di sini, boleh minta tolong beli privi novel ini ya teman-teman. Sebentar lagi sampai seratus, nih! Murah kok cuma satu koin. Terimakasih banyak!
----
Dan setelah pintu lift terbuka, keduanya langsung memekik. Melihat Yoga, dan Pak Cipto sudah berdiri tepat di depan mereka sambil bersedekap. Pandangan keduanya seolah mengintimidasi, dan tajam. Seolah-olah ingin menyidak keduanya saat ini juga.
*****
Malam ini, Hardi tampak keluar—masuk kamarnya. Sambil membawa rantang makanan yang baru saja ia bawa pulang. Sembari melirik ke arah ibunya yang masih sibuk memisahkan kacang dari kulitnya di ruang tamu. Hardi tampak menarik sebelah alisnya.
"Kamu mau apa, Di? Dari tadi mondar-mandi," tanya Astuti.