Begitu pintu itu terbuka, aroma wangi seketika menyerbak keluar. Aroma itu sangat familiar di indra penciuman Shen Fanxing. Ruangan itu tampak gelap, jadi ia tidak bisa melihat dengan jelas pemandangan di dalamnya. Namun, ia telah memiliki tebakan samar di dalam hatinya. Di saat yang sama, sebuah harapan perlahan meningkat. Ia mengangkat kepalanya, melihat Bo Jingchuan dengan bingung, dan bertanya, "Apa ada sesuatu di ruanganmu?"
Bo Jingchuan agak mengerutkan bibirnya dan terus menggendong Shen Fanxing berjalan memasuki ruangannya. Di tengah kegelapan, Shen Fanxing merasa bahwa Bo Jingchuan akan menggendongnya hingga ke ke meja dan mendudukkannya di sana. Ia sangat ingin tahu sebenarnya ada apa di dalam ruangan itu. Namun, kedua tangannya terbelenggu di dalam selimut yang membungkusnya dan sama sekali tidak bisa dikeluarkan.