"Menciummu sekarang adalah keistimewaanku, sebuah kebahagiaan langka. Apa menurutmu aku akan membiarkanmu lolos begitu saja?" kata Bo Jingchuan.
Secara samar-samar, Shen Fanxing dapat mendengar suara teredam dan godaan Bo Jingchuan. Kemudian, Bo Jingchuan menciumnya lebih dalam lagi. Setelah mendengar perkataan pria itu, tubuhnya yang sedikit tegang berangsur-angsur mengendur. Ia pun mendongakkan kepalanya dan tidak menolak ciuman kekasihnya.
Napas Bo Jingchuan tertahan di hidungnya, sementara napas Shen Fanxing yang tertekan berangsur-angsur semakin berat dalam ciuman yang panjang itu. Kedua kakinya pun sedikit demi sedikit terasa hangat dan lemah. Namun, ia tiba-tiba merasakan pantatnya mengencang. Detik berikutnya, ia kehilangan kekuatan di kedua kakinya dan telah digendong, lalu didudukkan di atas meja kaca di belakangnya. Sejak awal, pria itu terus mencium tanpa melepaskannya. Saat ia duduk, tatapan yang perlahan menghilang kini kembali tersadar.