Pupil mata Mo Yesi bertambah semakin dalam, cahaya api yang sedikit redup muncul dari bawah Mo Yesi. Mo Yesi menekan suaranya yang serak dan berkata, "Panggil sekali lagi."
Qiao Mianmian berkedip dan sengaja bertanya, "Panggil sekali lagi apa?"
Qiao Mianmian mengingat sikap baik Mo Yesi sebelumnya, jadi ini pertama kalinya Qiao Mianmian begitu berinisiatif melakukan hal semacam itu.
Mo Yesi mengulurkan tangan merangkul pinggang Qiao Mianmian, mengencangkan semakin erat, mencubit genit daging lembut di pinggang Qiao Mianmian yang ramping dengan jari-jarinya, dan suaranya semakin serak, "Panggil suami."
"Bukankah barusan sudah?" tanya Qiao Mianmian.
"Belum cukup. Panggil sekali lagi," pinta Mo Yesi.