Emma menahan napas saat mendengar bunyi ketukan di pintu.
"Itu dia..." bisiknya. "Atila benar-benar datang!"
Dada Emma seketika dipenuhi perasaan puas dan gembira. Ia berhasil!
Therius tersenyum tipis melihat antusiasme gadis itu. Ia sangat jarang melihat Emma tersenyum, maka pemandangan hari ini benar-benar membuat hatinya merasa tersentuh.
Emma selalu terlihat cantik walaupun ia sedang cemberut, tetapi tentunya ekspresi senang dari gadis itu menjadi terasa istimewa karena jarang ditampilkan.
TOK
TOK
"Masuklah," kata Emma.
Tidak lama kemudian pintu perpustakaan dibuka dan Atila masuk ke dalam dengan tatapan mata kosong. Ia bergerak mengambil keranjang di meja dan kemudian berbalik keluar. Ia sama sekali tidak mengatakan apa-apa.
Emma membulatkan matanya dan menatap Therius dengan penuh sukacita. Tanpa sadar ia memegang bahu pemuda itu dan meremasnya keras-keras. Emma sungguh merasa terpukau atas apa yang baru saja terjadi.