Télécharger l’application
18.75% Guntur & Shabi / Chapter 24: Tetap Bersama

Chapitre 24: Tetap Bersama

Happy Reading

----***********---

"Enak nggak?" tanya Shabi setelah Guntur menelan sadwich.

Salah satu makanan favorit Guntur.

Guntur ngangguk. "Enak, Nggak nyangka pacar gue jago masak rupanya."

Pagi ini Shabi membuat sandwich juga jus jeruk untuk sarapan pagi mereka.

"Mual jadinya pas denger rayuan gombal lo."

Shabi kembali menggigit sandwichnya, masing-masing dapet 2 buah dijamin kenyang.

"Gak apa-apa mual asal jangan hamil aja."

Ucap Guntur dengan nada santai kemudian tersenyum tanpa dosa, Berhasil membuat Shabi tersentak.

"Kalo gue hamil mang kenapa?" gadis cantik ini meruncingkan kedua mata dengan nada sarkastik.

Cowok ganteng itu malah mengelus dagu Shabi.

"Nggak mungkinlah gue kan selalu pake pengaman dan cum diluar. Kita masih muda masih banyak hal yang mau kita raih dan kita lakukan jadi jangan dulu punyan anak, apalagi keungan kita belum mapan. Kasihan anak kitanya."

Satu kecupan mendarat di kening Shabi.

Tak mau memperpanjang persoalan cewek ini lebih memilih diam dan melanjutkan makan.

"Btw kita nyari kerja pake ijasah SMP dong, mau kerja apaan coba?OB/OG?"

"Kerja apa aja asal halal, Banyak kok asal kita pintar nyarinya jadi jangan sampai kena tipu."

Meneguk jusnya hingga tersisa setengah isinya. "Oh iya jadi ojol aja?" sambung cewek ini bersemangat.

Meletakan gelasnya kembali keatas meja makan.

"Boleh tuh..Tapi gua bakal sering balik malam kayaknya biar dapat duit lebih banyak, Nggak apa-apa kan?"

"Nggak apa-apa kok asal kerja yang bener jangan macem-macem."

Saat memberikan wejangan muka Shabi malah terlihat mengemaskan.

Bikin Guntur nggak bisa menahan mencium bibir Shabi.

"Gue bakal jadi ojol terganteng plus terkeren se indonesia dong?hehe."

"PD banget, Banyak tahu ojol ganteng diluar sana."

"Tapi kan nggak ada ojol yang bestatus anak CEO kayak gue."

Skak matt..

Guntur dengan bangga memamerkan status sosialnya.

Cowok itu benar-benar masih sombong juga arogan padahal situasinya sedang tak bagus.

Plukk...

Shabi memukul kepala Guntur pake garbu

Memasang mimik jengah.

"Dilarang sombong kalo banyak uang bukan hasil jeri payah sendiri."

Bukan tersinggung cowok keren itu malah cuek-cuek saja.

Meminum kembali jusnya hingga habis kemudian mengacak-ngacak rambut Shabi.

"Ucapan lo tuh udah kayak nyokap gue, jangan-jangan selama ini gue pacaran sama mak-mak. Lo sebenarnya udah tua tapi mukanya awet muda...ih ternyata lo pedopil."

Guntur berpura-pura memasang muka ketakutan disertai gestur tubuh merinding.

Belum Shabi sempat membalas candaan cowok itu, Guntur malah seenaknya pergi begitu saja meninggalkan Shabi seorang diri.

Masuk ke dalam kamar mandi.

Belum 1 menit cowok itu muncul, tapi hanya kepalanya saja dari balik pintu.

"Mandi bareng yuk?" Guntur memasang mimik imut.

Plluuuppp....

Serbet bersih melayang lalu berhasil mendarat pada muka Guntur.

Guntur meyingkirkan serbet pada dari mukanya lalu cemberut.

"OGAH."

Tolak Shabi jutek dan meneruskan kegiatan cuci piringnya.

Guntur kembali menutup pintu kamar mandi, selama mandi cowok itu bernyanyi dengan nada lebih cocok dibilang berteriak ala roker tapi suara Guntur memang merdu jadi tak masalah bagi Shabi ditemani suara Guntur selagi nyuci piring.

-

-

-

Mobil sport merah keluaran 2019 limited edition berhenti dalam garansi rumah mewah bergaya Amerika.

Lima security memberikan hormat dan menyapa Guntur dan Shabi.

Seperti biasa tak ada balesan atau sekedar senyuman untuk merespon balik sapaan kelima security.

Menutup pintu mobil dengan gaya arogan.

Shabi menginjek sebelah kaki Guntur pelan tapi dengan tekanan sambil melotot lalu melirik ke arah kelima security.

Memberikan kode melalui mimik muka agar cowok itu membalas sapaan kelima security.

Guntur berhenti sebentar lalu tersenyum akhirnya ke arah security.

"Pagi juga, Semangat kerjanya pak."

Mereka berlima terkejut sekaligus senang karena sapaannya dibalas dengan bonus penyemangat.

"Iya, Makasi Den." seru kelima security bersamaan.

Giliran Shabi membalas sapaan kelima security. Cewek cantik ini tersenyum.

Lalu memberikan box sedang berisi donat yang masih utuh untuk kelima Security.

Dia berjalan menghampiri para security.

"Nih ada sedikit cemilan,Pak"

Kelima security terlihat senang...

Serentak berkata.

"Terimakasi banyak ,Non"

Shabi memang membeli 2 box donat yang ukuran sedang buat cemilan pribadi dan berukuran besar untuk Genta dan Viola.

Kata Guntur keduanya penggemar donat, tak mau datang dengan tangan kosong Shabi meminta Guntur beli donat sebelum pergi menuju rumah kakaknya.

-

-

-

Viola tersenyum ramah lalu menyapa Shabi.

Perempuan itu ternyata sudah berdiri di muka pintu.

"Pantesan Guntur jadi bucin, Soalnya kamu cantik plus imut si hehehe...Salam kenal saya Viola kakak ipar Guntur."

Mengulurkan tangan, Shabi menyambut uluran tangan perempuan cantik dan ramah itu.

"Saya Shabi,Senang bisa bertemu kak Viola."

Viola memeluk Shabi lalu melepaskan pelukannya.

"Senang juga senang bertemu kamu, Ayo masuk."

Merekapun masuk ke dalam rumah.

Tak lama keluar Genta dari lantai atas.

Pria tampan itu tersenyum ramah ke arah Shabi.

Mempersilakan Shabi untuk duduk lalu memerintakan ART membawakan cemilan serta minuman.

"Akhirnya bisa ketemu cewek hebat yang bikin adik saya klepek-klepek."

Guntur yang sedang duduk disamping Shabi tengah merogoh kantong celana jean mengeluarkan kunci mobil dan kartu debit.

"Kak Viola , Gue balikin Atm lo tapi isinya tinggal 80 juta."

Genta sempat terkejut ternyata istrinya memberikan kartu Atm miliknya pada Guntur dikira pria itu istrinya hanya memberikan mobil pribadinya tapi ternyata plus kartu Atm tapi Genta tidak marah atau kesal.

Dia malah merasa beruntung mempunyai istri yang baik juga sayang adiknya.

"Kan gue dah bilang itu buat lo jadi sekarang bukan milik gue lagi, Ngapain dibalikin? Ambil aja." Dengan emosi Viola protes atas tindakan Guntur.

Genta mengambil kartu Atm milik istrinya, memasukan ke dalam dompet.

Pria itu menoleh pada Shabi dan Guntur.

"Tadi Mami nelpon katanya kalian berdua disuruh balik ke sekolah karena gimanapun kalian harus lulus SMA. Tapi kalian tetep nggak akan dapat bantuan

dalam hal keuangan dll artinya kalian harus mampu hidup mandiri."

Seketika Guntur syok berat.

Genta kembali melanjutkan omongannya.

"Dan dilarang pinjem duit, meminta ataupun menerima bantuan dari keluarga ataupun keempat sahabat lo.

Pure harus hidup dari hasil kerja kalian sendiri, ingat konsekuensi dari pilihan lo adalah harus hidup mandiri tanpa bantuan keluarga atau sahabat.

Artinya dilarang dapat bantuan atau meminta bantuan keluarga atau sahabat-sahabat lo.

Ngelanggar aturan artinya lo setuju ditunangin sama Felicia. Deal?"

"Kalo gue nggak deal?"

Kali ini Guntur terlihat emosi, mimik mukanya terlihat sangat marah bercampur kesal.

Genta menyesap kopinya dengan santai melanjutkan ucapan.

Membetulkan posisi duduk agar lebih terasa nyaman.

Tersenyum santai.

"Artinya itu nggak sesuai pilihan lo yang menolak pertunangan dan kabur tanpa fasilitas enak selama ini yang lo rasain!!

Kalo lo minta atau nerima bantuan dari keluarga atau sahabat lo artinya pilihan lo gak sesuai perjanjian awal sama mami.

Well..itu artinya jawaban lo " Yes" untuk rencana pertunangan sama Felicia."

Genta beranjak dari sofa...

"Lo boleh berpacaran sama Shabi sampai hari pertunangan lo tiba."

Bbbrrrukkkkk

Guntur mengebrak meja dan berdiri lalu menggandeng jemari lentik Shabi, Bersiap pergi dari rumah kakak kandungnya tersebut.

"Okey Deal puas lo, Gue pergi."

Dan Guntur pergi masih menggandeng Shabi.

Perasaan saat ini marah,kesal dan kecewa akan tindakan seenaknya dari keluarganya.

Viola berusaha menahan Guntur tapi Genta melarang.

Untung saldo aplikasi transaksi onlinenya masih banyak.

Jadi pulang memakai taksi online.

-

-

-

Sesampai di rusun Guntur langsung membuka kulkas dan menenguk sebotol air mineral dingin lalu memukul tembok meluapkan emosi.

Shabi sendiri memilih langasung berganti baju.

"Lo lihat sendiri kan tadi keluarga gue kayak gimana?!!"

Shabi hanya terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu.

Cewek itu memutuskan untuk menghirup udara segar diatas balkon.

Duduk merangkul kedua kaki sambil menikmati angin sejuk yang berhembus.

Guntur duduk disamping Shabi, merangkul pundak Shabi.

Menyatukan kepalanya dengan kepala Shabi.

"Mulai detik ini, Kita bakal berjuang bersama dan buktiin ke keluarga gue kita bisa sukses ngasilin duit sendiri. Oke?"

Satu kecupan mendarat disebelah pipi Guntur, Shabi tersenyum.

Shabi bersandar pada dada Guntur, melingkarkan kedua tangannya pada pinggang cowok itu.

"Thank tetap milih gue meski dengan konsekuensi bikin lo syok berat."

Guntur tertawa kecil. "Thank juga masih mau tetap pacaran sama gue padahal gue udah nggak punya apapun sekarang, Gue cuman cowok kere keren hehehe."

Shabi ikutan tertawa,mereka berdua berpelukan sambil menatap langit malam berbintang.

Tbc


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    État de l’alimentation hebdomadaire

    Rank -- Classement Power Stone
    Stone -- Power stone

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C24
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de l’écriture
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    Votez avec Power Stone
    Rank NO.-- Classement de puissance
    Stone -- Pierre de Pouvoir
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous