Sebelumnya, Tessa, Admin sekaligus pengurus Aerios Terminal merupakan NPC di sini, menawarkan tutorial bagi pemain baru seperti Handra dan Arni. Handra tidak begitu tertarik mengikuti tutorial, dia pernah memainkan game ini sebelumnya. Jadi, beberapa fitur masih dikenali Handra.
"Kurasa ti—."
Belum sempat Handra menjawab, ucapannya dipotong oleh tawaran Tessa.
"Jika kalian mengikuti tutorial, kalian akan mendapatkan hadiah tambahan."
"Hadiah tambahan?!" teriak Arni antusias. "Kalau begitu, aku mau ikut! Lagipula, aku masih sangat baru di sini. Belum tahu apa-apa tentang game ini. Benar 'kan, Paman…?"
Ekspresi Handra datar menanggapi Arni. Tak apa, dia masih bisa menolak untuk ikut tutorial dan menunggu Arni selesai saja.
"Baiklah! Prajurit Eclipse bersedia mengikuti tutorial. Apakah Anda ingin mengikuti tutorial sendiri, atau satu Squad?"
"Squad?" Arni memiringkan kepala bingung.
Tessa pun tersenyum, "Squad di sini merupakan sebutan lain dari 'Party' di game petualangan lain. Squad adalah tim para prajurit yang bersama-sama menyelesaikan berbagai misi dalam Game AutoTerra. Squad sendiri maksimal terdiri dari empat anggota, tak masalah jika dalam satu Squad hanya memiliki kurang dari empat anggota atau komposisi anggota yang random, asalkan kinerja kerja sama kalian tetap baik. Bagaimana?"
Tanpa berpikir, Arni langsung mengangguk. "Ya! Aku mau! Aku bakal satu Squad dengan Paman Hans."
"Apa?"
Handra terkejut, tak terima jika dia harus ikut satu Squad dengan Arni hanya sekedar untuk mengikuti tutorial. Ayolah, tutorial begitu membosankan bagi pemain yang sudah pernah memainkannya macam Handra.
"Lah, kenapa aku harus ikut tutorial juga?" tanya Handra kesal.
"Yaaah, Paman…. Aku tidak ingin sendirian. Lagipula, aku mengajakmu main AutoTerra juga karena ingin ditemani, bukan? Jadi, mau itu tutorial, misi, sampai Event sekalipun kau harus ikut bersamaku."
Handra ingin saja protes, tapi karena tidak ingin nantinya Arni mengadu pada Suda, dan Handra juga yang kena ceramah habis-habisan oleh teman sepupunya itu, maka ia mengiyakan dengan bosan.
"Bagus! Prajurit Eclipse dan Prajurit HansCornell007 sekarang tergabung dalam satu Squad," kata Tessa dengan riang. "Tutorial kali ini akan dilakukan dalam area pertama di Stage pertama."
Tessa teringat akan sesuatu yang ingin ia jelaskan sebagai tambahan. "Ah! Aku baru ingat. Dalam satu Stage Misi biasanya terdiri dari 10 area, di antaranya terdapat beberapa misi tambahan yang tidak wajib diikuti, tapi sangat besar hadiahnya jika diikuti. Di setiap Area 5, kalian akan dihadapkan dengan Bos Tambahan, dan di Area 10 bakal ada Bos Utama. Setelah semua area berhasil dibersihkan, maka Misi dalam satu Stage telah dinyatakan sukses dan kalian bisa melanjutkannya ke Stage berikutnya."
Jemari kedua tangan Tessa menyatu membentuk persegi panjang, kemudian dipisahkan hingga membentuk layar panel lebar transparan menghadap ke arah Handra dan Arni, serta ke Tessa. Sang NPC mulai menjelaskan sambil menggulir sebuah gambar kapal luar angkasa beserta rinciannya di bawah.
"Stage pertama untuk prajurit baru adalah Stage 1 : Hermia Spaceship. Kapal antariksa Hermia merupakan salah satu kapal angkutan barang yang mengangkut banyak kebutuhan barang dari planet satu ke planet lainnya. Sayangnya, Hermia telah kehilangan koneksi pada berbagai stasiun selama beberapa jam. Hermia Spaceship ditemukan mengorbit sendiri di sekitar Bulan J6003, kebetulan sekali jarak ditemukannya pesawat itu tidak jauh dari Aerios Station. Kapal ini diduga telah dikuasai oleh para Perompak Cyborg yang menyita habis semua barang-barang dari Hermia Spaceship."
Arni mendengarkan dengan seksama setiap penjelasan dari Tessa, sedangkan Handra hanya berdiri dengan wajah bosan bahkan ia sesekali menguap begitu saja. Handra bosan karena dia memang sudah tahu bahwa tutorial pertama akan mengarah ke sini dan cerita di balik Stage-nya bakal begini.
"Misi Utama kalian dalam Stage ini adalah, mengambil alih Hermia Spaceship dan mengalahkan para perompak yang menguasainya. Untuk misi area pertama, Area 1-1, kalian hanya perlu mengalahkan musuh yang ada," jelas Tessa dengan gembira, "Jangan khawatir! Musuh-musuh yang berada pada area pertama ini masih sangat mudah untuk dikalahkan. Cukup ikuti saja tutorial dari saya."
Tiba-tiba dua layar panel muncul di hadapan Arni dan Handra, menunjukan peta Stage dan area tempat mereka memulai misi.
"Silakan klik pada Area 1-1, maka kalian akan diteleportasikan ke lokasi awal."
Keduanya mengklik layar mereka masing-masing. Kedua layar panel itu menghilang, dan tubuh mereka langsung terurai menjadi partikel-partikel hologram, berteleportasi menuju lokasi tutorial.
~*~*~*~
Handra dan Arni muncul di dalam koridor panjang sebuah kapal dari Stage yang telah dijelaskan oleh Tessa. Koridor itu sangat kosong, polos dengan temboknya terbuat dari metal perak dan di sepanjang koridor diterangi oleh cahaya lampu panjang berwarna kuning terang. Di hadapan mereka, muncul panel notifikasi yang menunjukan tujuan mereka di area tersebut.
[Misi Area 1-1 : Kalahkan Wooden Doll_]
"Aaah…. Aku sudah tahu bakal begini tutorialnya," ucap Handra santai sambil berkacak pinggang, melihat ke sekeliling lorong.
"Wooden Doll itu boneka kayu, kan? Kok bisa ada boneka kayu di kapal antariksa?" tanya Arni polos.
"Namanya juga game, Bonita…," jawab Handra terkesan bete, "Cuma buat nambah-nambahin variasi musuh doang."
Ada dua balok kayu dengan gambar lingkaran tengah muncul di hadapan mereka. Kedua balok itu akan digunakan untuk tutorial tahap pertama.
Tessa muncul menyusul mereka. Wanita NPC itu berdiri di samping menghadap keduanya, mulai menjelaskan dengan ramah sambil menunjuk ke arah dua balok tersebut.
"Langkah pertama tutorial kalian sebelum ke misi adalah mencoba menembak balok di depan kalian dengan tepat."
Keduanya mulai mengambil senjata masing-masing dari tempelan magnet di belakang mereka. Handra mengambil Assault Rifle Grade C, mengambil posisi siap tembak. Namun tindakannya tertahan saat terkejut melihat senjata yang digunakan Arni.
"Arni, kau menggunakan Sniper Rifle?"
Arni yang baru saja mengambil posisi menembak mulai menjawab dengan heran, "I-Iya. Memangnya kenapa?"
"Sniper Rifle termasuk senjata yang rumit untuk dipakai pemula. Kebanyakan pemain baru biasanya akan menggunakan Sniper Rifle sebagai senjata tambahan kalau mereka sudah terbiasa dengan senjata utama," jelas Handra setahunya.
"Eee…. Entahlah." Arni sedikit menurunkan Sniper Rifle-nya. "Aku cuma ingat info di internet kalau Sniper Rifle cocok digunakan wanita. Makanya, aku memilihnya."
Untuk kesekian kalinya, Handra memasang wajah datar. Dia harus memaklumi pengetahuan Arni soal game tembak-tembakan masih sempit. Handra sendiri juga agak lupa bagaimana cara bermain game sejenis AutoTerra dengan baik dan benar karena dia sudah lama tidak memainkannya. Jadi, Handra tidak berhak untuk berkomentar, nanti takut salah.
Arni dan Handra mulai menembakan peluru senjata mereka ke balok kayu. Dalam sekali tembak, Handra berhasil mengenai sasaran, tepat di titik hitam paling tengah. Sedangkan Arni meleset ke samping, menggores sisi terluar balok.
Melihat kepayahan Arni, Handra meledek, "Aim-mu jelek."
"Ini berat, tahu?!"
"Masa? Padahal baru senjata Grade C, lho. Kelak semakin tinggi Grade senjatamu, bakal semakin berat pula diangkat."
"Argh!!!"
Beberapa kali tembakannya selalu meleset membuat Arni berteriak frustasi, ditambah lagi ia harus repot-repot reload setiap kali menembak satu peluru, malah tangannya hampir mati rasa karena keberatan.
Sudah beberapa menit Handra menunggu Arni sambil berdiri agak membungkuk dengan Assault Rifle sebagai penyangga, tak pernah sekalipun ia melihat pemain sepayah Arni sebelumnya.
"Skip saja tutorialnya?"
"Tidak! Aku mau hadiahnya!"
Handra menghela nafas memaklumi, gadis itu tetap keras kepala mengikuti tutorial. Kalau dilihat-lihat dari kemampuan Arni, mungkin bukan tutorial ini saja yang wajib Arni ikuti juga.
"Saya akan memberikan saran untuk Anda," ucap Tessa pada Arni, "Anda bisa menggunakan Sniper Rifle dengan posisi tiarap jika Anda merasa keberatan dengan senjata itu."
Mengikuti saran Tessa, Arni tiarap di lantai. Walau tak terbiasa, Arni berusaha membidik sasaran pada posisi tersebut, setidaknya berat Sniper Rifle sangat berkurang di posisi tiarap. Dalam sekali tembak, Arni berhasil menembak titik hitam paling tengah, walau meleset sedikit.
"Yes! Aku berhasil!" Arni langsung berdiri, berteriak sambil melompat kegirangan.
"Fyuh…. Akhirnya…." Handra kembali mengambil posisi siap untuk tutorial selanjutnya.
Dua balok kayu tadi langsung menghilang menjadi partikel hologram, kemudian muncul garis putus-putus sepanjang koridor dan membelok di belokan.
"Baiklah!" Tessa kembali memberi instruksi, "Selanjutnya, pergilah mengikuti garis putus-putus sampai tiba di panah hijau."
Keduanya berlari kecil sambil membawa senjata di tangan mengikuti garis putus-putus, melewati belokan, sampai mereka tiba di panah hijau, tepat di depan sebuah gerbang otomatis.
Tessa terkejut dibuat-buat. "Oh, tidak! Gerbang terkunci menggunakan sistem. Cobalah untuk meretas sistem gerbang agar bisa terbuka."
"Meretasnya?!" Arni terkejut. "Bagaimana kami bisa meretasnya?! Kami sama sekali enggak bisa pemprograman!"
"Ayolah, Arni…. Sudah kubilang, ini cuma game," kata Handra, semakin bete dengan kepayahan Arni. "Sistem retas di sini merupakan bagian dari Mini Games, biasanya berupa puzzle atau fitur game kecil lainnya. Jadi, tidak perlu panik."
"Ooo…." Arni mengangguk paham.
Tessa pun memberi pilihan pada mereka, "Untuk meretas gerbang hanya perlu satu orang dari Squad. Siapa dari kalian yang mau meretas?"
"Aaa—."
"Eclipse."
Arni melotot jengkel pada pria dewasa itu, sembarangan memilihnya untuk meretas gerbang.
"Kenapa harus aku?"
"Karena kau perlu mengikuti full tutorial, manisku, cintaku, anak Abah yang paling dicintai sejuta umat," kata Handra dengan nada meledek, "Aim-mu saja busuk saat menembak balok tadi. Biar belajar, kau yang harus meretasnya. Di awal-awal begini mudah saja, kok. Kalau aku sudah tahu hampir semua jenis Mini Games di sini."
Gadis berambut hitam itu merengut sebal. Dengan langkah dihentakan, ia berjalan menuju panel di sisi kiri gerbang, mengaktifkan panel tersebut. Layar panel memperlihatkan satu garis berbelok yang harus dicocokan dengan satu garis lainnya.
Seperti yang dikatakan Handra, ini sangatlah mudah. Arni hanya tinggal mencocokan satu kali kedua garis itu, kemudian gerbang secara otomatis terbuka, menunjukan ruang kecil berisi beberapa teknologi sederhana yang sudah rusak berantakan.
"Kerja bagus, Prajurit Eclipse!" puji Tessa.
"Anda mendapatkan EXP dan Koin tambahan setelah berhasil meretas."
Arni kembali dibuat kegirangan. Menjulurkan lidahnya ke Handra, meledek pria itu. Tapi Handra hanya menanggapi dengan memutar kedua matanya tak peduli.
Kali ini, lima Wooden Doll muncul di ruangan yang baru mereka buka. Data notifikasi muncul di depan mereka, menunjukan status dari para musuh.
[Julukan : Wooden Doll]
[Tipe : Robot]
[Status : Easy_]
"Julukan merupakan nama dari jenis musuh, tipe adalah ras, dan status menunjukan tingkat kesulitan musuh dikalahkan," jelas Tessa lagi, "Tingkat status musuh dibagi menjadi enam, yaitu Easy yang paling mudah, Normal, Hard, Danger, Extreme, dan yang paling sulit Nightmare. Nightmare biasanya hanya ditemukan pada Bos di Stage tersulit atau di Event-Event tertentu. Untuk sekarang, kalian harus mengalahkan semua musuh yang ada."
Sesuai perintah, keduanya bersiap menembak lima Wooden Doll yang berjalan pelan ke arah mereka layaknya zombie. Handra sudah berhasil menembak dua Wooden Doll dengan mudah, tapi Arni selalu meleset. Gadis itu tidak pernah sekalipun mengenai satu musuh.
"Arni, kau benar-benar belum bisa menembak?" tanya Handra heran.
"Susah, Paman…. Selalu meleset, dan harus terus diisi setiap kali selesai menembak. Kyaaa!!!"
Hampir saja Arni diserang satu Wooden Doll dari belakang, kalau saja tidak ditembak Handra.
"Argh! Menyebalkan!" umpat Arni.
Akhirnya Arni memutuskan untuk tiarap, menembak sisa satu Wooden Doll terakhir setelah empat lainnya telah dihabisi Handra. Dan kali ini tembakannya tepat sasaran menembus Wooden Doll hingga hancur.
"Yes!" Arni kembali girang.
"Masa harus tiarap dulu setiap kali mau menembak musuh?" ucap Handra heran pada Arni yang kini sudah berdiri di sampingnya sambil merapikan rambut.
[Misi Berhasil_]
"Bagus, Prajurit! Area 1-1 berhasil dibersihkan," puji Tessa, "Kini kalian dipersilakan untuk kembali ke lobi Aerios Station."
Dalam sekali jentikan jari Tessa, mereka semua berteleportasi ke lobi awal di Aerios Station.
~*~*~*~
Kalau ada fitur-fitur game yang asing atau ga sesuai sama game menembak pada umumnya, itu murni hasil karangan saya. Maaf kalau ga sesuai, soalnya aku ga begitu hafal tentang berbagai fitur game. Ini pun hasil referensi dari berbagai game yang dicampur-campur.
Sekali lagi, terima kasih telah menyempatkan diri tuk membaca. Aku sudah mengira kalau lapakku bakal terus sepi. Jadi, santai saja....