Télécharger l’application
32.75% Luffy The OverPower Pirate (Indonesia) / Chapter 19: Chapter 18 Smokey dan Dragon

Chapitre 19: Chapter 18 Smokey dan Dragon

Luffy sedang tidur sambil mendengkur dengan air liur keluar dari mulutnya.

"Daging…," gumamnya, tapi kemudian sebuah sepatu menendang kepalanya.

"Apa?" katanya dan mencoba memelarkan badannya, tetapi dia tidak bisa bergerak. "Dimana aku?"

'Sialan, seastone.' Pikir Luffy.

"Gyahahaha! Hei Mugiwara!" sebuah suara bernada tinggi terdengar di dekatnya. "Selamat datang ke pengeksekusian!"

Luffy menatapnya dan bibirnya bergerak-gerak. Bahkan dalam menghadapi kematian dia masih tidak bisa menahan mengatakan ini.

"Keren! Aku selalu ingin melihat eksekusi!" Jawab Luffy berseri-seri. Badut itu hampir jatuh dari tempat eksekusi mendengar Luffy.

"INI EKSEKUSIMU!" Buggy berteriak.

"APA?!" Luffy berseru. "TIDAK MUNGKIN!"

Luffy hanya tertawa kecil pada dirinya sendiri saat badut itu menggumamkan sesuatu tentang kebodohan dan topi jerami.

"Sekarang lihatlah dengan seksama lady Alvida yang cantik, saat aku memenggal kepala keparat ini!" Buggy berteriak. Luffy melihat ke bawah dan memang benar dia melihat Alvida yang sudah kurus di barisan depan.

"Alvida?" Ulang Luffy. Dia melihat-lihat ke segala arah. "Tapi aku tidak melihat paus, apalagi yang berukuran super!"

Luffy harus berkonsentrasi keras untuk tidak tertawa terbahak-bahak karena dia bisa melihat wajah Alvida yang berubah semakin merah dan kemudian dia meledak.

"AKU BUKAN PAUS!" Alvida berteriak. Luffy menatapnya dan berkedip beberapa kali.

"Tentu saja tidak." Luffy memberitahunya dengan nada kekanak-kanakan. "Kau bukan Alvida."

"AKU ALVIDA, BRENGSEK!" Alvida berteriak ketika urat-uratnya keluar di atas matanya.

"Tapi kau bukan paus!" Luffy menjawab. Alvida mengertakkan giginya karena marah.

"MEMANG AKU BUKAN PAUS!" Alvida meraung.

"Tenang, tenangkan dirimu Nyonya Alvida, jangan pedulikan idiot bodoh ini. Dia tidak akan hidup lebih lama lagi!" Buggy mengumumkan dan mengangkat pedangnya. "MATI, STRAW-HAT!"

"EKSEKUSI INI ..." teriak Sanji.

" … SUDAH SELESAI!" sambung Zoro.

Mereka kemudian berjuang menembus barisan para anak buah Buggy, tetapi Luffy tahu mereka akan terlambat. Dia seharusnya bisa membebaskan dirinya sendiri, tetapi seastone itu menyedot semua kekuatannya, bahkan melumpuhkan haki-nya. Luffy tidak tahu apakah seastone secara alami mampu melemahkan kekuatan hakinya atau apakah itu karena badannya terlalu lemah untuk menggunakan Haki, tapi itu bukan masalah. Karena pedang Buggy mulai mendekati lehernya. Luffy tahu ini bisa menjadi akhir hidupnya, jika petir tidak menyambar di waktu yang tepat seperti yang terjadi di kehidupannya yang pertama.

Jadi dia tersenyum. Dia bisa melihat Smoker menjatuhkan Cerutu dari mulutnya di sebuah bangunan yang menghadap ke alun-alun dan dia bertanya-tanya ada apa dengannya.

"Usopp, Sanji, Zoro, Nami!" dia memanggil. 'Dan Chopper, Robin, Brook, Franky, dan Vivi.' Dia menambahkan dalam pikirannya. "MAAF! TAPI AKU MATI!"

Kemudian dia tersenyum puas dan siap mati. 'Setidaknya aku yang mati kali ini!' dia pikir, namun setelah di pikir lagi senyumnya melebar. Dia puas. Semua nakama-nya masih hidup dan dia setidaknya bisa menyelamatkan empat nakamanyan dari nasib mereka yang tidak bahagia, dan untuk sisanya mereka masih memiliki takdir lain jika Luffy tidak bertemu dengan mereka.

Tapi kematian tidak menjemputnya dan untuk kali ini Luffy tidak marah karenanya. Petir tiba-tiba menyambar panggung eksekusi, tetapi Luffy tidak merasakan apa-apa, hanya mendengar petir itu menghantam. Kemudian panggung itu runtuh dan Luffy jatuh bersamanya. Luffy kemudian berdiri.

'Mungkin Enel menyelamatkanku,' pikir Luffy, tetapi kemudian mulai tertawa. 'Mana mungkin.'

Dia melangkah maju dan mengambil topi jeraminya sebelum topi itu menyentuh tanah. Dia melihat mulut semua orang menganga lebar dan dia tersenyum.

"Yah, itu adalah ... pengalaman yang 'mencerahkan'!" Kata Luffy dan kemudian mulai tertawa geli. (mencerahkan bhs inggrisnya Enlightening kalo petir lightning, jadi katanya mirip=plesetan)

"Paham? Ini sebuah pelesetan!" Luffy bilang, tapi tidak ada yang bereaksi.

"Kalian tahu, en-lighting?" Luffy mencoba lagi.

"Masa bodo." Luffy mendengus. "Kalian tidak menyenangkan."

Kemudian dia berlari ke arah Sanji dan Zoro dan bersama-sama mereka berlari ke arah pelabuhan. Zoro terhenti di jalurnya oleh Tashigi. Ketika mereka berlari, Luffy merasakan kehadiran yang akrab. Di depan mereka tidak lain adalah Kapten Smoker.

'Smokey!' Luffy berpikir.

Flashback:

Luffy sedang duduk di puncak bukit, menghadap ke laut. Ketika dia memikirkan krunya lagi, air mata membasahi wajahnya. Dia merasakan seseorang di belakangnya.

"Mugiwara!" kata suara yang akrab. Luffy berbalik. Itu adalah smoker.

"Aku datang untuk menangkapmu." Dia berkata, tetapi perhatiannya jelas bukan pada apa pun kecuali wajahnya, di mana air mata mengalir dengan bebas.

"Lakukan saja, Smokey." Luffy berkata dan menghadap ke laut lagi. "Bawa aku dan selesaikan ini."

"Jadi itu benar?" Smoker bertanya dan menghembuskan asap rokoknya. "Kau kehilangan Kru mu?"

Luffy tidak menjawab, tetapi dia tidak harus menjawab. Karena Smoker tahu jawabannya.

"Akainu juga hilang. Hilang bersama armadanya, dan beberapa Vice Admiral. Apa-"

"Aku membunuh mereka." Luffy menyela. Mata smoker membelalak.

"Kau tidak pernah membunuh, Mugiwara." Dia membalas.

"Aku memang tidak. Tapi rasanya sudah seperti aku sendiri yang mati, jadi mungkin sekalian saja aku mengkhianati prisipku juga. Aku tidak peduli lagi apa pun dan aku masih tidak." Kata Luffy, suaranya pecah.

Smoker berbalik dan meninggalkannya. Itu terakhir kali Luffy melihatnya.

Smoker melangkah maju.

"Mugiwara!" dia menggeram. "Aku Kapten Smoker. Kau tidak akan lolos dari ku!"

Luffy berhenti. Sanji memandangi mereka.

"Sanji, pergilah duluan. Aku akan mengikutimu setelah aku selesai di sini." Perintah Luffy. Smoker hanya menyeringai.

"Aku pikir itu tidak akan terjadi." Smoker memberitahunya. Sanji berlari ke depan, tetapi Smoker tidak menghentikannya.

Dia mengaktifkan kekuatan buah iblisnya dan berubah menjadi asap. Asap terbang ke segala arah dan Luffy memperhatikan bahwa Smoker berusaha menjebaknya. Ini adalah sesuatu yang selalu dia hormati tentang Smoker. Dia tidak pernah benar-benar berusaha membunuh, selalu berusaha untuk menangkap targetnya. Luffy mengaktifkan Soru-nya sejenak dan melompat ke udara, menghindari asap yang mencoba menyelimutinya. Asap mengikutinya. Luffy menendang asap itu pergi, sangat mengejutkan lawannya.

"Seorang pengguna haki di East blue?" Smoker bergumam tak percaya. Kemudian dia melompat ke arah Luffy lagi dan mencoba untuk memukulnya dengan jutte miliknya, tetapi Luffy dengan mudah menangkap lengannya.

"Maaf, Smokey." Luffy memberitahunya saat Smoker mengertakkan gigi karena frustrasi. "Tapi haki mu sangat payah. Berlatihlah lagi dan tantang aku saat kau sudah ahli."

Smoker menggeram dan mencoba menyerang lagi, tetapi Luffy meninju perutnya dengan keras. Dia tidak menggunakan terlalu banyak haki karena Smoker adalah salah satu marine yang sangat dia hormati. Dia melepaskan smoker yang pingsan, tetapi tetapi tidak memilikii luka yang parah di tanah. Dia menatapnya sejenak, tetapi kemudian dia mendengar langkah kaki di tengah hujan. Dia berbalik dan melihat seorang pria, berjubah jubah hijau mendekat. Kilat menyala dan sesaat Luffy bisa melihat wajah pria itu. wajahnya ditutupi dengan tato.

Flashback:

"... Aku dengar ayahmu melihatmu pergi di Loguetown ..."

"... Namanya Monkey D Dragon ..."

"... Dia seorang revolusioner ..."

"... temanku, Dragon sang revolusioner! ..."

"... Anak Dragon! ..."

"... Itu hukumanmu, Mugiwara. Dosamu karena dilahirkan ..."

"Dragon?" Luffy bertanya pelan. Pria itu terus berjalan ke arahnya.

"Atau, haruskah kupanggil, ayah?" Luffy melanjutkan. Pria itu sekarang berada di depannya dan mereka saling memandang. Luffy menatapnya dengan mata setengah terbuka.

"Atau mungkin cara terbaik untuk menggambarkanmu adalah pendonor sperma dari neraka." Luffy berseru setelah hening beberapa saat. Lelaki itu agak tegang untuk beberapa saat, tetapi kemudian mulai terkekeh.

"Kau tahu, jika aku Ace, aku akan membencimu dan aku akan mencoba membunuhmu sekarang juga." Kata Luffy. Pria itu berhenti dalam tawa gelinya.

"Ace adalah saudaraku." Luffy menjawab pertanyaan yang tidak pernah diajukan. "Seperti halnya Sabo."

"Suadara?" kata pria itu. "Kau tidak punya saudara laki-laki."

"Bukan saudara kandung, tidak." Luffy mengkonfirmasi. Pria itu sedikit memiringkan kepalanya.

"Ace maksudmu Portgas D Ace dan Sabo salah satu krunya?" Dragon bertanya. Luffy mengangguk. Mata pria itu sedikit melebar, tetapi sepertinya Dragon sudah terbiasa dengan kejutan.

"Jadi kenapa kau tidak membenciku?" pria itu bertanya. "Kau punya hak untuk itu."

Luffy menghela nafas.

"Kau belum melakukan apa-apa. Aku tidak punya alasan untuk membencimu." Luffy menjawab dengan jujur. Pria itu mengangguk.

"Luffy-"

"Jangan salah paham denganku." Luffy menyela. "Kau bukan ayah bagiku. Aku tidak membencimu. Hanya saja aku biasa saja mengenai dirimu. Aku sama sekali tidak peduli denganmu. Aku tidak peduli dengan orang asing tanpa wajah."

"Tapi AKULAH ayahmu!" Dragon memprotes. Luffy menggelengkan kepalanya.

"Tidak, kau hanya orang asing, yang kebetulan adalah pendonor sperma. Jika kau ingin aku peduli padamu, lakukan sesuatu untuk membuatku peduli."

Luffy berbalik untuk pergi, tetapi kemudian berbalik sedikit.

"Dan sebagai catatan, aku juga benci pemerintah." Luffy berkata dan meletakkan tangannya di bekas lukanya.

Saat dia berbalik, angin besar bertiup dan membawanya serta krunya kembali ke kapalnya.

"Well, ini adalah sebuah awal baru.' Luffy berpikir ketika dia mendarat di kapal.

Dragon berdiri di pelabuhan.

"Sial. responnya sangat dingin. "

-------------------

Heloo semuanya, cuma mau ngasih tau kalau Thunder Demon Luffy Chapter 11,12,13 sudah update di Funfriyay.com


Load failed, please RETRY

État de l’alimentation hebdomadaire

Rank -- Classement Power Stone
Stone -- Power stone

Chapitres de déverrouillage par lots

Table des matières

Options d'affichage

Arrière-plan

Police

Taille

Commentaires sur les chapitres

Écrire un avis État de lecture: C19
Échec de la publication. Veuillez réessayer
  • Qualité de l’écriture
  • Stabilité des mises à jour
  • Développement de l’histoire
  • Conception des personnages
  • Contexte du monde

Le score total 0.0

Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
Votez avec Power Stone
Rank NO.-- Classement de puissance
Stone -- Pierre de Pouvoir
signaler du contenu inapproprié
Astuce d’erreur

Signaler un abus

Commentaires de paragraphe

Connectez-vous