Lilac tidak tahu respon macam apa yang harus ia tunjukkan atas mendengar kalimat yang diucapkan oleh Jedrek. Bagaimana bisa ia membunuh jenderalnya sendiri tanpa menedipkan mata?
"Kau berbohong." Lilac berkata melalui giginya yang terkatup, suaranya bergetar karena kemarahan yang mengalir di dalam tubuhnya.
"Maafkan aku karena aku tidak menyimpan kepalanya untuk membuktikan kalimatku." Kedua mata Jedrek terpaku kepada Lilac, yang berdiri di sisi lain di samping tempat tidur.
"Kau bajingan!" Semua rasa pusing dan rasa berat di kepalanya menghilang, sementara kedua matanya seakan menyala karena kebencian. Bahkan kalimat kebencian tidak cukup untuk menggambarkan apa yang ia rasakan saat ini. "Aku harap kau akan menderita di neraka! Kau adalah monster!!!" Lilac berteriak dengan kencang, ia bahkan tidak mempedulikan rasa sakit di lehernya karena teriakan yang ia keluarkan.