Tang Xinluo bertanya dengan wajah dingin, "Kalian yang mengundang wartawan-wartawan ini?"
Tiba-tiba, lobi itu menjadi sunyi senyap, tidak ada suara sama sekali. Para wartawan di luar sedang mengangkat kamera dan mic mereka, semuanya menjaga ketenangan, takut jika tidak bisa mendengar percakapan dua orang itu.
"Benar, aku yang memanggil mereka!" ujar Nyonya Besar Tang yang berteriak keras tidak memedulikan sekitarnya.
"Putraku yang malang mati di usia muda. Dia meninggalkan aku, nenek tua sendirian yang ditindas oleh ibumu. Bajingan itu, ibumu, akhirnya mati juga. Dan aku kira kamu bisa sedikit berbakti, tapi tak disangka… Kamu lebih parah dari ibumu!" Sampai di sini, Nyonya Besar Tang tidak tahan untuk menangis keras menghadap ke kamera wartawan.