Lu Yuchen sedang menikmati keaktifan Tang Xinluo. Tapi entah urat mana yang terputus, tiba-tiba wanita yang tidak profesional itu menelantarkannya dan pergi ke pinggir kasur dengan raut sedih. Dia tidak tahan untuk berpikir bahwa wanita itu benar-benar dibesarkan dalam manjaan. Dia jarang sekali menghibur seorang wanita, namun melihat istrinya yang meringkuk di pojok kasur, dia tidak tahan untuk menghampirinya dan menarik pinggangnya untuk masuk ke dalam pelukannya.
"Kamu marah?" tanya Lu Yuchen.
Aura kemarahan Tang Xinluo membuat lehernya terasa panas, setelah itu terdengar suara kesalnya, "Siapa yang berani marah pada Tuan Muda Lu. Benar atau tidak semuanya ada di tanganmu kan? Aku hanyalah seorang tokoh kecil."
Tang Xinluo mengatakan dirinya tidak marah, tapi dari suaranya terdengar sudah hampir menangis. Mendengar penuturannya, Lu Yuchen tidak marah dan malah tertawa. Dia kemudian menundukkan wajahnya ke leher belakang istrinya itu.