Télécharger l’application
86.66% Sewaktu Kamu Dewasa / Chapter 52: Terdesak

Chapitre 52: Terdesak

Éditeur: Wave Literature

Ji Xiaonian berdiri di sebelah Lu Yifei yang kini sedang berjongkok di lantai dan muntah-muntah. Dia kini teringat akan dirinya yang juga sedang mengalami patah hati hari ini. Rasa pedih akibat patah hati, dia sangat tahu jelas bagaimana sakitnya. Seolah merasakan sakit yang sama, dia berjalan mendekat dan memeluk erat pria itu, lalu menangis bersamanya.

"Dasar laki-laki semuanya brengsek. Terutama mereka yang memiliki kedudukan dan kekuasaan. Orang yang membuatmu patah hati seperti ini, dia adalah seorang bajingan! Aku kutuk seumur hidupnya dia tidak akan pernah merasakan kebahagiaan. Yifei, sudah kamu jangan menangis lagi. Kamu pasti akan menemukan orang yang lebih baik dan lebih menghargaimu kelak. Kita pulang ke rumah saja ya?" hibur Ji Xiaonian dengan tulus.

Walaupun Ji Xiaonian sendiri sedang bersedih dan membutuhkan orang lain untuk menghiburnya, namun melihat Lu Yifei menangis di pinggir jalan seperti ini, membuat hatinya tidak tega. Apalagi jika memikirkan lelaki segagah Lu Yifei dibuat meraung-raung di pinggir jalan seperti ini oleh seseorang yang berjenis kelamin sama dengannya, dia sungguh tidak dapat meninggalkannya begitu saja. Dia begitu ingin membawanya kembali ke rumahnya untuk dihibur saat ini.

Mendengar perkataan Ji Xiaonian, Lu Yifei mendongakkan kepalanya dan menatapnya. Matanya mengamat-amati wajah gadis itu yang terlihat sangat peduli pada dirinya. Hatinya kini terasa sangat tersentuh oleh kehangatan persahabatan mereka. Dia sama sekali tidak paham mengapa pria itu dapat begitu tega dan tidak berperasaan melukai hatinya seperti ini.

"Mari kita pulang. Hal yang membuatmu kesal atau sedih dapat kamu ceritakan sesampainya di rumah nanti. Bukankah memalukan berada di pinggir jalan seperti ini?" ucap Yu Shengjie sambil menatap Lu Yifei.

Setelah beberapa saat, Lu Yifei berdiri dengan terhuyung-huyung. Kemudian, Yu Shengjie dan Ji Xiaonian segera sigap memapahnya untuk masuk ke dalam mobil dan pulang ke rumah keluarga Ji.

Di perjalanan, Ji Xiaonian sempat menanyakan tentang pria yang telah membuat Lu Yifei patah hati seperti itu. Namun, pria itu sama sekali tidak mau mengucapkan apa-apa. Hingga akhirnya dia tidak lagi memaksanya dan berusaha menenangkannya dengan segenap hatinya.

***

Keesokan harinya…

Lu Yifei, Yu Shengjie dan Ji Xiaonian akan bersama-sama berangkat ke Universitas Ning Da untuk mengikuti kelas.

Yu Shengjie yang sudah bangun sejak pagi tadi, telah menyiapkan sarapan di meja. Tidak lama kemudian, dilihatnya Lu Yifei yang turun menuruni tangga, namun Ji Xiaonian tidak turun bersamanya.

"Tolong bangunkan Nian Nian. Pagi ini dia ada kelas," ujar Yu Shengjie kepada Lu Yifei.

Mengenai jadwal kelas Ji Xiaonian, Yu Shengjie telah mengingatnya dengan sangat jelas. Tidak peduli hal apa pun mengenai gadis itu, dia telah mencari tahu dengan penuh semangat.

Lu Yifei bersiap menaiki tangga sebelum akhirnya memutar tubuhnya setelah teringat akan sesuatu. Dia menghentikan langkah kakinya dan menatap Yu Shengjie dan bertanya, "Bukankah kamu sudah tahu mengenai permasalahanku?"

Ekspresi terkejut terlihat di wajah Yu Shengjie. Seolah mengerti maksud dari pertanyaan Lu Yifei, dia berkata, "Maksudmu tentang kak Ji Chen?"

"Ternyata kamu tahu, ya?" ucap Lu Yifei setelah terlihat sedikit terkejut.

"Ah, jangan salah paham. Aku hanya menebak saja tadi," sahut Yu Shengjie cepat. 

Beberapa kali melihat tatapan mata Lu Yifei pada Ji Chen, entah kenapa Yu Shengjie merasa ada sesuatu yang berbeda. Siapa sangka jika hubungan di antara keduanya adalah hubungan yang seperti itu. Sungguh sangat disayangkan sebenarnya jika Ji Chen ternyata adalah penyuka sesama jenis. Hal ini benar-benar sulit untuk dipercaya olehnya.

Tiba-tiba, Lu Yifei merasa khawatir akan sesuatu. Dia pun terburu-buru berjalan mendekati Yu Shengjie. "Masalah ini, kamu benar-benar tidak boleh menceritakannya pada Xiaonian. Jika dia sampai tahu, pasti akan tamat riwayatku," katanya dengan cemas.

"Kenapa? Bisa saja jika dia tahu, dia bisa membantumu agar dapat berbaikan dengan kak Ji Chen," tutur Yu Shengjie yang bingung. 

Hati Ji Xiaonian mudah tersentuh, jadi tidak mungkin rasanya jika dia membenci kakaknya ataupun pria yang terlihat menyedihkan di depannya ini. Bagaimanapun juga, gadis itu pasti akan berusaha mengerti dengan keadaan mereka.

"Tidak, dia tidak akan dapat membantuku. Ji Chen pernah berkata padaku, jika Xiaonian sampai tahu, dia akan membuatku benar-benar menghilang dari muka bumi ini tanpa jejak. Sedari awal aku sudah tahu bahwa aku tidak akan memiliki masa depan dengannya. Namun, walaupun sudah sampai menjadi seperti sekarang ini sekali pun, aku tetap tidak dapat membiarkan Xiaonian mengetahui akan hal ini. Aku mohon bantu aku untuk merahasiakannya, ya?" pinta Lu Yifei dengan wajah memelas.

Masih teringat jelas dibenaknya hari ketika Ji Chen memperingatinya mengenai hal ini. Bahkan saat ini, dia dapat membayangkan apa yang akan mantan kekasihnya itu perbuat padanya ketika Ji Xiaonian mengetahui akan rahasia besar tersebut. Pria itu pasti akan menghabisinya tanpa ampun.

Ji Chen sangat peduli akan penilaian Ji Xiaonian terhadap dirinya. Atau mungkin, Ji Chen tidak ingin membuat adik satu-satunya itu merasa kecewa padanya jika mengetahui fakta sebenarnya. Oleh sebab itu, dia berusaha menutupi hubungannya dengan Lu Yifei. Jadi bagaimanapun juga, dia tahu bahwa dirinya tidak boleh membiarkan gadis itu mengetahui rahasia ini.

Yu Shengjie tampaknya memahami kesulitan yang sedang dialami Lu Yifei. Dia segera mengangguk dan berkata, "Baiklah. Aku mengerti. Aku tidak akan memberitahunya. Tapi ingat, sepandai-pandainya tupai meloncat, pasti akan jatuh juga. Cepat atau lambat, suatu saat nanti Nian Nian pasti akan mengetahuinya."

"Mungkin ketika dia tahu nanti, aku sudah tidak ada lagi di dunia ini," sahut Lu Yifei dengan lirih. Dia lalu menatap lurus-lurus ke mata Yu Shengjie dan berkata, "Terima kasih."

"Tidak perlu sungkan padaku," ujar Yu Shengjie.

Setelah itu, Lu Yifei segera memutar tubuhnya dan berjalan menaiki tangga untuk membangunkan Ji Xiaonian.

***

Setelah selesai sarapan, ketiganya bersama-sama berangkat menuju ke Universitas Ning Da.

Di perjalanan, Ji Xiaonian yang mencemaskan Lu Yifei menoleh ke arah pria itu dan bertanya, "Kamu baik-baik saja? Bagaimana dengan perasaanmu pagi ini? Apa sudah lebih baik? Kamu kenapa tidak mau memberitahukan padaku siapa orang yang berani-berani membuatmu sedih seperti ini? Kalau aku tahu siapa orangnya, aku akan meminta kakakku untuk memberi pelajaran kepadanya!"

Lu Yifei membisu setelah mendengar perkataan Ji Xiaonian dan menatap lurus ke matanya. Melihat gadis itu begitu peduli padanya, hatinya merasa sangat tersentuh saat ini. Dia mengusap kepalanya sambil tertawa dan berkata, "Aku tidak apa-apa. Kamu sendiri bagaimana? Sudah merasa lebih baik?"

"Aku sudah sering disakiti seperti ini. Aku sudah terbiasa, jadi sekarang aku sudah tidak apa-apa," ucap Ji Xiaonian sambil memaksakan sebuah senyuman mengembang pada mulutnya.

Dari luar Ji Xiaonian memang tampak baik-baik saja, namun siapa yang tahu seberapa sedih hatinya saat ini. Mungkin hanya Yu Shengjie yang duduk di kursi belakang yang dapat mengerti. Dia tahu bahwa gadis itu hanya sedang berpura-pura kuat saat ini.

Lu Yifei mengendarai mobilnya hingga sampai di pintu gerbang Universitas Ning Da. Namun, belum sampai di area parkir, dia merasa ada yang tidak beres sejak awal mereka memasuki area kampus.

Sejak tadi, beberapa pasang mata tampak menatap ke arahnya. Saat ini, mobilnya berjalan sangat lambat karena semakin banyak siswa yang berkumpul di tempat itu. Lu Yifei tetap mengemudi perlahan dengan perasaan yang tidak nyaman. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan orang-orang itu. Satu per satu dari orang-orang yang tadinya terus menatapnya terlihat berjalan mendekat. Tiba-tiba, mereka telah mengerumuni mobilnya.

Ji Xiaonian dan Yu Shengjie saling menatap karena merasa bingung apa yang sebenarnya terjadi. Walaupun mereka pergi ke sekolah mengendarai mobil sport, namun hal itu seharusnya bukan hal yang aneh mengingat banyak siswa kaya lainnya juga melakukan hal itu.

Tanpa menunggu keduanya mendapatkan jawaban atas pertanyaan mereka, terlihat begitu banyak orang telah berkumpul di sekitar mobil. Tiba-tiba, sebuah telur mentah melayang dan mendarat tepat di atas kepala Lu Yifei. Dia pun dengan reflek segera menginjak pedal rem mobilnya dan menghentikannya.

Ji Xiaonian yang berada di sebelahnya sangat terkejut atas apa yang baru saja terjadi. Saat ini dia sangat ingin memaki orang-orang itu. Bagaimana mungkin mereka dapat melempari seseorang begitu saja dengan telur. Namun belum sempat dia membuka mulutnya, terdengar suara ramai-ramai dari kerumunan orang tersebut.

"Dasar gay! Menjijikkan! Bagaimana bisa di universitas kita ada orang seperti itu?" maki seseorang dari kerumunan sambil menunjuk-nunjuk ke arah Lu Yifei.

"Keluar dari sekolah ini! Jangan membuat tempat ini najis karena keberadaanmu!" sahut yang lain tidak kalah ketus.

"Pergi sana! Pergi!" usir suara-suara yang lain.

Beberapa orang terlihat mulai memukuli mobil dengan benda-benda yang ada di tangan mereka. Beberapa yang lain terlihat berteriak mengusir Lu Yifei agar keluar dari sekolah.

Ji Xiaonian terpaku melihat orang-orang yang tiba-tiba begitu mengerikan menyerang mobil mereka. Tiba-tiba, sebuah gulungan koran terlempar dan jatuh di pangkuannya. Dia pun memungut gulungan itu dan melihatnya. Tidak disangka, terpampang foto Lu Yifei dengan seorang pria sedang berada di atas ranjang hotel. Judul di atas koran tersebut tertulis 'Lelaki Panggilan Universitas Ning Da Menikmati Malam Panas Bersama Pria Misterius'.

Di foto tersebut, tampak Lu Yifei yang tidak mengenakan pakaian sedang disiksa oleh seseorang lelaki yang wajahnya diblur. Sehingga tidak terlihat jelas siapa pria tersebut.

Ji Xiaonian sangat terkejut melihat isi koran tersebut. Lalu, dia kembali menatap kerumunan orang yang terlihat emosi terus-terusan melempari Lu Yifei dengan telur dan beberapa sayuran busuk. Beberapa di antaranya memaki dan menghina pria itu tanpa henti. 

Ji Xiaonian lalu menoleh ke arah Lu Yifei yang terlihat begitu marah saat ini. Namun, dia hanya duduk di kursinya tanpa melakukan apa-apa dan membiarkan kerumunan orang itu terus-terusan melakukan apa yang mereka inginkan.

Melihat hal itu, Ji Xiaonian sudah tidak tahan lagi. Dia segera berdiri dan berteriak pada kerumunan orang tersebut. "Kalian berhenti main tangan seperti ini! Tutup mulut kalian semua! Yifei bukan orang seperti itu! Mereka berpacaran normal! Hanya saja pria itu adalah bajingan! Kalian berhenti melemparinya seperti ini!" teriaknya dengan penuh emosi.


Load failed, please RETRY

Cadeaux

Cadeau -- Cadeau reçu

    Chapitres de déverrouillage par lots

    Table des matières

    Options d'affichage

    Arrière-plan

    Police

    Taille

    Commentaires sur les chapitres

    Écrire un avis État de lecture: C52
    Échec de la publication. Veuillez réessayer
    • Qualité de la traduction
    • Stabilité des mises à jour
    • Développement de l’histoire
    • Conception des personnages
    • Contexte du monde

    Le score total 0.0

    Avis posté avec succès ! Lire plus d’avis
    signaler du contenu inapproprié
    Astuce d’erreur

    Signaler un abus

    Commentaires de paragraphe

    Connectez-vous